Senja di Kuala Namu

Sore itu, saya melihat sebuah senja dari balik jendela sebuah pesawat maskapai nasional yang saya tumpangi. Ketika itu, pesawat yang saya tumpangi, baru saja mendarat di bandara internasional Kuala Namu, Medan, Sumatera Utara. Sore itu, jam menunjukkan pukul 18:30 sore, tetapi langit di kota Medan masih cukup terang di bulan Januari 2017 ini.

Senja di Kuala Namu
Senja di Kuala Namu

Saya cukup beruntung mendapatkan senja sore itu, karena menurut prakiraan cuaca, kota Medan akan diguyur hujan sore itu. Beberapa hari sebelumnya pun, hujan terus menyirami kota Medan dan hampir seluruh wilayah Sumatera Utara, sehingga senja sering tidak terlihat.

Read more

Terminal 3 Ultimate Soekarno-Hatta, The Pride Of Indonesia

Inferior!! Itu salah satu hal yang pernah saya rasakan ketika berkunjung ke tiga negeri seberang sesama anggota ASEAN. Ada KLIA, Malaysia yang menawan. Lalu Suvarnabhumi, Thailand yang artistik. Dan terakhir, Changi Singapura yang sangat modern. Hampir setiap tahun, ketiganya bersaing untuk mendapatkan predikat sebagai salah satu bandara terbaik di Asia bahkan di dunia.

Terminal 3 Ultimate Bandara Seokarno-Hatta
Terminal 3 Ultimate Bandara Seokarno-Hatta

Sebenarnya tidak ada yang salah dengan bandara internasional Soekarno-Hatta, pintu gerbang utama untuk menjelajahi indahnya negeri zamrud khatulistiwa, Indonesia. Bandara yang terletak di Tangerang, Banten, ini juga tidak kalah megah dibanding ketiga bandara negeri jiran itu. Saat mulai dioperasikan tahun 1985 untuk menggantikan bandara Kemayoran, Bandara Soekarno Hatta memiliki satu terminal yang pada awal pembangunannya memiliki kapasitas tampung hingga 9 juta penumpang per tahun. Tujuh tahun kemudian, Terminal dua berdiri dengan gagah di sisi utara dari terminal 1, dengan kapasitas 18 juta penumpang pertahun. Pada tahun 1992, Bandara Soekarno Hatta menjadi salah satu bandara terbesar di Asia dengan kapasitas total hingga 27 juta penumpang per tahun.

Read more

KLIA2 Gerbang Baru Budget Traveler di Malaysia

KLIA 2

Sejak hampir 2 tahun yang lalu, tepatnya di bulan Mei tahun 2014, Malaysia mempunyai gerbang baru untuk menyambut para budget traveler dunia yang datang atau sekedar transit di Kuala Lumpur. Namanya KLIA2 singkatan dari Kuala Lumpur International Airport 2. Kehadirannya menggantikan peran terminal LCCT (Low Cost Carrier Terminal) Kuala Lumpur yang telah bertugas sejak tahun 2006. Secara umum, bandara yang diperkirakan menghabiskan dana sekitar 4 milliar ringgit (sekitar 12,8 Trilliun rupiah dengan kurs 1 MYR = 3200 IDR) ini memiliki desain yang jauh lebih bagus, lebih megah dan lebih mewah dari terminal LCCT.

KLIA 2
KLIA 2

Saya mendapatkan kesempatan untuk menjejakkan kaki untuk pertama kalinya di bandara ini tahun 2015 silam, tepatnya di bulan Februari 2015 dan saya mendapati bahwa bandara ini benar-benar sangat bagus dan megah. Bahkan saya merasa bandara ini sebenarnya kurang cocok disebut bandara untuk Low Cost Carrier, karena memang fasilitasnya yang sangat lengkap. Semua keberangkatan dan kedatangan pesawat dilayani melalui fasilitas garbarata. Bandara juga dilengkapi dengan berbagai macam toko mulai dari gerai makanan, pakaian, souvenir, parfum hingga perhiasan, sehingga suasananya sangat mirip Mall. Bandara juga dilengkapi konektivitas kereta bandara.

Read more

Bandara HAS Hanandjoeddin, Pintu Gerbang Belitung

Sriwijaya Air di Bandara HAS Hanandjoeddin, Belitung

Di suatu siang, sebuah pesawat dari maskapai Sriwijaya Air mendarat dengan sedikit keras di bandara HAS Hanandjoeddin, Tanjung Pandan, pulau Belitung. Saat itu langit bandara, yang mengambil nama dari salah satu perwira TNI Angkatan Udara sekaligus Bupati Belitung periode 1967 – 1972 itu, memang dipenuhi dengan gumpalan-gumpalan awan yang cukup tebal. Dua puluh menit terakhir menjelang pendaratan menjadi saat yang cukup menegangkan bagi para penumpang karena pesawat sering mengalami guncangan akibat menabrak awan.

Sriwijaya Air di Bandara HAS Hanandjoeddin, Belitung
Sriwijaya Air di Bandara HAS Hanandjoeddin, Belitung

Hari itu, kursi pesawat bertipe Boeing 737 seri 800NG itu penuh, tidak menyisakan satu kursi kosong sama sekali. Sebagian besar penumpang adalah wisatawan yang akan berburu gerhana matahari total 9 Maret 2016, termasuk saya, yang saat itu tergabung dengan rombongan Laskar Gerhana Detikcom.

Read more

Cerita Tentang Foto [Pagi di Bandara Juanda]

Saya jatuh cinta pada foto-foto ini, rangkaian foto sebuah pagi di bandara internasional Juanda, Surabaya. Foto ini saya ambil di bulan Mei 2015, sesaat sebelum saya terbang ke Bali. Bagi saya, foto-foto tersebut istimewa. Sudah beberapa kali saya menjejakkan kaki di pintu gerbang propinsi Jawa Timur ini, tetapi belum pernah saya mendapatkan momen pagi seperti dalam foto-foto tersebut. Pun setelahnya, saya belum pernah lagi mendapatkan momen seperti itu lagi.

Suatu Pagi Yang Memerah di Bandara Juanda, Surabaya
Suatu Pagi Yang Memerah di Bandara Juanda, Surabaya

Sebenarnya sejak lama, sejak saya mendapatkan foto tersebut, saya ingin bercerita tentang foto tersebut. Tetapi saya bingung, apa yang akan saya ceritakan. Bagi saya, foto-foto itu jauh lebih indah daripada narasi dan deskripsi terindah yang pernah saya buat. Yah, apa boleh buat, dan akhirnya kata demi kata yang sangat tidak narasi dan deskripsi inilah narasi dan deskripsi untuk foto tersebut.

Suatu Pagi Yang Memerah di Bandara Juanda, Surabaya

Suatu Pagi Yang Memerah di Bandara Juanda, Surabaya
Suatu Pagi Yang Memerah di Bandara Juanda, Surabaya

Satu hal yang pasti, dari koleksi foto yang saya ambil dalam rangkaian perjalanan saya ke Bali tujuh bulan yang lalu itu, bukan foto-foto selama saya berada di pulau Dewata, Bali yang menjadi favorit saya. Justru foto-foto pagi di awal perjalanan inilah yang menjadi favorit saya. Ada seseorang yang berkata, “It is important to enjoy the journey, not just the destination”, dan pagi itu, saya mendapatkan momen terbaik justru ketika saya belum tiba di tempat tujuan.