Berziarah ke Masjid Quba

Baru saja saya menurunkan kaki kiri dari bus, seekor merpati hitam meliuk-liuk anggun melewati tubuhku. Sejenak badan saya terguncang karena terkejut, sebelum akhirnya bersorak riang karena aksi itu. Itu mungkin sebuah ucapan selamat datang dari penghuni bumi Madinah kepada saya, karena baru saja saya menjejakkan kaki di halaman salah satu masjid yang bersejarah di kota suci ini, masjid Quba.

Masjid Quba
Masjid Quba

Suasana pelataran masjid Quba pagi itu sangat ramai dengan puluhan bus yang terparkir dan ratusan manusia dari berbagai penjuru dunia, yang sebagian besar tentu saja jamaan umroh.

Sejarah mencatat, masjid Quba adalah masjid yang pertama kali dibangun Rasulullah, ketika dalam perjalanan hijrah dari kota Makkah ke kota Madinah. Masjid terletak di luar kota Madinah, tepatnya 5 km dari pusat kota di sebelah tenggara.

Read more

Menikmati Alunan Rempah Di Setiap Tusukan Sate Memeng Medan

Malam itu, saya baru saja tiba di kota Medan, setelah menempuh perjalanan udara selama 3 jam dari Surabaya plus 45 menit perjalanan kereta dari Stasiun bandara Kuala Namu ke stasiun Medan. Jarum jam sudah menunjukkan pukul 7 malam, tetapi petang baru menjelang di kota Medan. Keluar dari stasiun, saya dihadapkan pada dua pilihan dalam perjalanan menuju hotel, apakah naik taksi atau bentor. Jarak dari stasiun ke hotel hanya sekitar 1.8 km. Kalau naik taksi, sepertinya terlalu dekat. Kalau naik bentor, belum tahu pasarannya. Akhirnya tiba-tiba saya memutuskan untuk memilih pilihan ketiga, yaitu jalan kaki.

Sate Memeng Medang
Sate Memeng Medan

Di tengah perjalanan menuju hotel, tepatnya di sekitar Jalan Irian Barat, saya menghirup sebuah aroma sate yang sangat harum dan menggoda. Tidak perlu waktu lama bagi perut saya untuk merespon bau harum tersebut menjadi rasa lapar. Apalagi memang sudah waktunya makan malam.

Read more

Terminal 3 Ultimate Soekarno-Hatta, The Pride Of Indonesia

Inferior!! Itu salah satu hal yang pernah saya rasakan ketika berkunjung ke tiga negeri seberang sesama anggota ASEAN. Ada KLIA, Malaysia yang menawan. Lalu Suvarnabhumi, Thailand yang artistik. Dan terakhir, Changi Singapura yang sangat modern. Hampir setiap tahun, ketiganya bersaing untuk mendapatkan predikat sebagai salah satu bandara terbaik di Asia bahkan di dunia.

Terminal 3 Ultimate Bandara Seokarno-Hatta
Terminal 3 Ultimate Bandara Seokarno-Hatta

Sebenarnya tidak ada yang salah dengan bandara internasional Soekarno-Hatta, pintu gerbang utama untuk menjelajahi indahnya negeri zamrud khatulistiwa, Indonesia. Bandara yang terletak di Tangerang, Banten, ini juga tidak kalah megah dibanding ketiga bandara negeri jiran itu. Saat mulai dioperasikan tahun 1985 untuk menggantikan bandara Kemayoran, Bandara Soekarno Hatta memiliki satu terminal yang pada awal pembangunannya memiliki kapasitas tampung hingga 9 juta penumpang per tahun. Tujuh tahun kemudian, Terminal dua berdiri dengan gagah di sisi utara dari terminal 1, dengan kapasitas 18 juta penumpang pertahun. Pada tahun 1992, Bandara Soekarno Hatta menjadi salah satu bandara terbesar di Asia dengan kapasitas total hingga 27 juta penumpang per tahun.

Read more

Meniti Kabut di Candi Cetho

Salah satu tempat terbaik untuk menikmati suasana kabut di Indonesia adalah di Karang Anyar, Jawa Tengah. Tepatnya di area komplek Candi Cetho, sebuah Candi Hindu yang diyakini sebagai salah satu peninggalan dari kerajaan Majapahit, yang berjarak sekitar 10 menit perjalanan dari Kebun teh Kemuning. Dengan lokasinya yang terletak di dataran tinggi, tidak mengherankan kalau hampir setiap hari, di suatu waktu, kabut akan turun, menyelimuti area candi, yang merupakan salah satu pos awal dari pendakian menuju Gunung Lawu.

Kabut Di Candi Cetho
Kabut Di Candi Cetho

Kedatangan kabut di Candi Cetho sangatlah tiba-tiba. Seperti saat saya dan beberapa rekan berkunjung kesana di sekitar awal Oktober 2016 silam. Saat kami sampai di pelataran parkir Candi, suasana masih relatif baik dengan jarak pandang normal. Setelah membeli tiket dan sampai di pintu masuk candi, suasana pun masih kondusif. Ketika tengah asyik mengabadikan gambar demi gambar, mendadak kabut turun. Semakin lama kabut turun semakin pekat dengan memberikan hawa yang semakin dingin. Jarak pandang pun menjadi sangat pendek, dengan perkirakan hanya sekitar 5 meter saja. Gerbang candi yang baru saja kami lewati sekitar lima meter, kini hanya tampak samar-samar saja.

Read more