Ketika Lidah Menari Karena Sate Rembiga Lombok

Kaya rasa, itulah dua kata pertama yang keluar dari mulut saya ketika setusuk sate Rembiga menari licah di lidah saya. Mungkin lidah saya sampai kebingungan untuk meletakkan di bagian lidah yang mana. Dari ke-awam-man saya terhadap rasa, saya mendeteksi kandungan bumbu dan rempah yang melimpah ruah dalam setiap potongan daging satenya, merasuk hingga ke dalam setiap serat-seratnya. Rasa itu kemudian dibawa oleh syaraf lidah saya menuju ke otak dan kemudian menstimulus sebuah kebahagiaan.

Sate Rembiga
Sate Rembiga

Banyak orang menjawab nama ayam taliwang jika ada yang bertanya, apa makanan khas dari Nusa Tenggara Barat ataupun makanan apa yang sangat ingin anda cicipi ketika berada di pulau Lombok atau pulau Sumbawa. Masih relatif jarang orang yang mengetahui bahwa selain ayam taliwang, propinsi Nusa Tenggara Barat juga memiliki sate rembiga, kuliner khas yang juga memiliki cita rasa yang juara, termasuk saya sendiri. Beruntung, di hari terakhir saya di Lombok, saya sempat membaca sebuah artikel kuliner di pada sebuah blog traveling sembari menikmati perjalanan dari Gili Trawangan ke pulau Lombok. Selepas tiba di pelabuhan Bangsal, saya pun segera bertandang ke kota Mataram terlebih dahulu, sebelum menuju bandara internasional Lombok.

Read more

Menikmati Alunan Rempah Di Setiap Tusukan Sate Memeng Medan

Malam itu, saya baru saja tiba di kota Medan, setelah menempuh perjalanan udara selama 3 jam dari Surabaya plus 45 menit perjalanan kereta dari Stasiun bandara Kuala Namu ke stasiun Medan. Jarum jam sudah menunjukkan pukul 7 malam, tetapi petang baru menjelang di kota Medan. Keluar dari stasiun, saya dihadapkan pada dua pilihan dalam perjalanan menuju hotel, apakah naik taksi atau bentor. Jarak dari stasiun ke hotel hanya sekitar 1.8 km. Kalau naik taksi, sepertinya terlalu dekat. Kalau naik bentor, belum tahu pasarannya. Akhirnya tiba-tiba saya memutuskan untuk memilih pilihan ketiga, yaitu jalan kaki.

Sate Memeng Medang
Sate Memeng Medan

Di tengah perjalanan menuju hotel, tepatnya di sekitar Jalan Irian Barat, saya menghirup sebuah aroma sate yang sangat harum dan menggoda. Tidak perlu waktu lama bagi perut saya untuk merespon bau harum tersebut menjadi rasa lapar. Apalagi memang sudah waktunya makan malam.

Read more