Sajian Istimewa Iftar, Si Ikan Napoleon Bakar

Hidangan ikan bakar dihadapan saya tampak menggugah selera makan saya. Tentu saja, saat itu memang adalah saat berbuka puasa, jadi apapun makanan yang ada, pastinya akan tampak lezat bagi lidah saya yang sudah hampir 14 jam tidak menerima asupan rasa sama sekali. Namun bukan hanya itu saja yang menggugah selera saya.

Ikan Napoleon

Sekilas, ikan bakar itu tampak seperti ikan bakar pada umumnya. Berwarna sedikit gelap, karena proses pembakaran, serta olesan dari kecap. Kalau saya tidak melihat proses pemilihan ikan yang akan saya santap itu, saya mungkin tidak bisa mengetahui istimewanya ikan dihadapan saya itu.

Read more

Standard Kepuasan Berwisata, Sebuah Catatan

“Hei kid”, sapa seseorang sambil menepuk bahu saya. Saya menoleh ke arahnya sambil tersenyum. Tampak seorang berwajah khas eropa, dengan kulitnya yang kecokelatan karena terbakar matahari. Dia hanya mengenakan celana pendek saja, sehingga nampak badannya yang kekar, meskipun di beberapa titik sudah terlihat ada keriput di kulitnya. Beberapa butir pasir, masih menempel di sekujur badannya. Saya menerka, si bapak bule ini sudah berusia di atas 50 tahun.
“Hei, how are you, sir”, ujar saya balik menyapa.
“Do you enjoy today?”, tanyanya lagi.
“Yeah, of course. James bond island is so beautiful and I got so many beautiful picture here,” sahut saya sambil menunjukkan kamera.

James Bond Islang, Phang Nga Bay, Thailand
James Bond Islang, Phang Nga Bay, Thailand

Dia mengernyitkan dahi.

Read more

Petualangan untuk Al di Kebun Raya Purwodadi

“Al, tunggu”

Baru saja, Aldebaran, saya turunkan dari gendongan tepat di sebuah padang rumput yang cukup luas, dia sudah langsung berlarian. Sedari masih dalam gendongan, kaki-kaki mungilnya sudah bergerak kesana kemari. Badannya pun sempat menggeliat-geliat, seperti mencoba memberontak dari dekapan saya. Saya pun coba memberinya pengertian, bahwa, nanti ada waktunya, saya akan menurunkannya. Dan tampaknya dia pun paham. Badannya sudah tidak lagi meronta, namun tidak dengan sepasang kakinya. Saat waktunya tiba, saya menurunkannya dari gendongan dan melepaskan dekapan, dia langsung berlari, seolah terlepas dari sebuah belenggu.

Aldebaran dan Menara Kaca Kebun Raya Puwodadi, Pasuruan
Aldebaran dan Menara Kaca Kebun Raya Puwodadi, Pasuruan

“Al, tunggu”, ujar saya lagi, sambil setengah berlari mengejarnya.

Al bukannya berhenti, tapi makin semangat berlari.

Saya pun berlari mengejarnya. Langkah kakinya kecil, larinya pun tidak cepat, jadi hanya dengan empat langkah, saya berhasil menangkapnya.

Read more

Episode Pagi di 1 Syawal 1441 H

Sorai, riang, gelak tawa, wajah berbinar, bau wewangian, jabat tangan. Suara takbir sahut menyahut. Lalu menyeruak, langkah-langkah kaki kecil setengah berlari, diiringi gelak tawa. Di tangannya, semerbak harum lembar-lembar kartal yang masih licin. Sesekali pemiliknya menghentikan langkahnya, terdiam. Sejurus kemudian wajahnya tampak serius mengamati lembar demi lembar tersebut. Selang beberapa detik kemudian, tampak kelegaan di wajahnya.

Melihat wajah-wajah mungil tadi, saya kemudian menatap wajah yang lebih mungil dari mereka, yang saat ini sedang berada dalam gendongan saya. Sedari tadi, dia berontak, merengek, minta turun. Sepertinya dia ingin turut berlarian. Kaki-kaki imutnya sudah tidak sabar ingin menjejak dan bergerak. Utinya, ibu saya, sudah menyuruh saya untuk membiarkannya turun, namun, hari itu, saya ingin Aldebaran berada dalam gendongan saya. Merasakan tubuhnya, yang menurut timbangan sudah mencapai bobot 10.5 kg, di usianya yang sudah 16 bulan.

Read more

Mencicipi Gurih Pedasnya Becek Mentok Khas Tuban

Siang itu, peluh membasahi dahi saya. Hawa panas seolah melingkupi kepala saya. Didepan saya tersaji sepiring nasi hangat yang bersanding dengan semangkuk masakan berkuah yang berwarna sedikit jingga kecokelatan.

Sajian Becek Mentok di Warung Mbak Narti, Tuban
Sajian Becek Mentok di Warung Mbak Narti, Tuban

Sejauh ini, sudah empat sendok kuah jingga itu meresap di lidahku, dan karena itu pula, terbentuk titik titik keringat di sekitar kepalaku. Awalnya titik titik itu ukurannya kecil, namun semakin bertambah suapan kuah yang mendarat di lidahku, ukuran titik air tersebut semakin membesar dan mulai mengalir dari kepala saya.

Read more