Ini sekedar catatan usil saya terkait trend bakar uang dari beberapa startup. Saya menulisnya bukan berdasarkan jurnal ilmiah ataupun merekap dari seorang yang ahli ekonomi, tapi murni sebuah asumsi yang didasarkan dengan apa yang saya lihat. Kalimat pembuka ini adalah sebuah disclaimer, bagi yang tidak sengaja, tersesat di blog ini. Lanjut membaca, Alhamdulillah, atau kalau memang tidak berkenan, dipersilakan untuk mungkin membaca tulisan lain di blog ini, he he.
Sebenarnya, kebiasaan bakar uang pada sebuah perusahaan, sudah terjadi sejak lama. Di Indonesia, saya sempat berasumsi bahwa trend ini dimulai dengan era masuknya pertelevisian swasta di awal tahun 1990an, dimana saat itu, iklan mulai berseliweran di layar kaca. Namun kemudian saya ternyata keliru, karena dunia periklanan sejatinya sudah ada sejak puluhan tahun silam, namun mungkin dalam bentuk yang berbeda. Sebelum era televisi, iklan sudah mulai beredar melalui pamflet, koran dan radio. Di luar negeri, penetrasi iklan biasanya begitu besar di acara-acara besar olahraga, seperti Olimpiade, Piala Dunia sepakbola, atau mungkin arena balap mobil formula 1.