Kisah Pandemi Dari Air Asia dan Thai Airways

Sebuah shifting bisnis, dilakukan oleh dua maskapai besar dunia yang berbasis di Asia Tenggara, Thai Airways dan Air Asia. Setelah core business nya luluh lantak, dihantam oleh gelombang pandemi covid-19, yang hingga saat ini belum terkendali, manajemen dari kedua maskapai mencoba untuk bertahan hidup dengan model bisnis, yang mungkin, tidak akan pernah terbayangkan sebelumnya, akan dilakukan oleh keduanya.

Status Instagram Thai Air, 9 April 2020, Saat Pandemi Mulai Berefek Hebat Pada Kinerja Maskapai

Saat ini, Thai Airways, yang sudah dinyatakan bangkrut di bulan Juni 2020 silam, tengah menekuni bisnis berjualan makanan khas Thailand yang sekilas mirip dengan roti goreng. Kudapan yang diberi nama Pa Tong Go ini, infonya saat ini menjadi salah satu makanan yang sangat populer di Thailand. Setiap hari, warga Thailand rela mengantri di beberapa gerai Thai Airways yang menjajakan Pa Tong Go. Imbasnya, neraca pendapatan sang maskapai kebanggaan Thailand tersebut, menunjukkan trend yang cukup positif. Pada media Bangkok Post, CEO dari Thai Airways, Chansin Treenuchargon mengklaim bahwa bisnis mereka ini telah memberikan suntikan pendapatan sekitar 10 juta baht per bulan.

Read more

KLIA2 Gerbang Baru Budget Traveler di Malaysia

KLIA 2

Sejak hampir 2 tahun yang lalu, tepatnya di bulan Mei tahun 2014, Malaysia mempunyai gerbang baru untuk menyambut para budget traveler dunia yang datang atau sekedar transit di Kuala Lumpur. Namanya KLIA2 singkatan dari Kuala Lumpur International Airport 2. Kehadirannya menggantikan peran terminal LCCT (Low Cost Carrier Terminal) Kuala Lumpur yang telah bertugas sejak tahun 2006. Secara umum, bandara yang diperkirakan menghabiskan dana sekitar 4 milliar ringgit (sekitar 12,8 Trilliun rupiah dengan kurs 1 MYR = 3200 IDR) ini memiliki desain yang jauh lebih bagus, lebih megah dan lebih mewah dari terminal LCCT.

KLIA 2
KLIA 2

Saya mendapatkan kesempatan untuk menjejakkan kaki untuk pertama kalinya di bandara ini tahun 2015 silam, tepatnya di bulan Februari 2015 dan saya mendapati bahwa bandara ini benar-benar sangat bagus dan megah. Bahkan saya merasa bandara ini sebenarnya kurang cocok disebut bandara untuk Low Cost Carrier, karena memang fasilitasnya yang sangat lengkap. Semua keberangkatan dan kedatangan pesawat dilayani melalui fasilitas garbarata. Bandara juga dilengkapi dengan berbagai macam toko mulai dari gerai makanan, pakaian, souvenir, parfum hingga perhiasan, sehingga suasananya sangat mirip Mall. Bandara juga dilengkapi konektivitas kereta bandara.

Read more

Beberapa Kisah, Berjuta Kenangan, Berawal dari Air Asia

Foto Perjalanan Bersama Air Asia

————

“Believe the Unbelievable, Dream the Impossible, and Dont Take No for An Answer”

— Tony Fernandes —

————

Jakarta, Kamis, 30 Maret 2006, satu tanggal yang kucatat di buku catatanku, sebagai salah satu hari bersejarah dalam hidupku. Hari itu untuk pertama kalinya aku mengudara di angkasa. Perasaan tegang, takut, bahagia, dan haru bercampur aduk menjadi satu sejak pesawat Air Asia Boeing 737-300 dengan nomor penerbangan QZ7210 melaju dengan kecepatan tinggi di landasan pacu di Bandara Soekarno Hatta, tinggal landas, terbang, hingga akhirnya mendarat mulus sempurna di Bandara Juanda di Surabaya satu jam kemudian. Hari itu, seperti menjadi sebuah milestone bagiku.

Kolase Foto Perjalanan Bersama Air Asia
Kolase Foto Perjalanan Bersama Air Asia

Di sekitar tahun 2006, terbang, masih menjadi sebuah barang mahal. Ketika itu, harga tiket sekali jalan Jakarta Surabaya berada di sekitar range 300 ribu hingga 400 ribu rupiah. Sebagai perbandingan, tiket kereta api kelas bisnis Jakarta Surabaya sekitar 100 ribu sedangkan kelas eksekutifnya sekitar 180 ribu. Untuk bus malam, harga sekitar 120 ribu hingga 150 ribu.

Tiket Terbang Perdana Surya Hardhiyana
Tiket Terbang Perdana Surya Hardhiyana

Hidup sendiri di perantauan Jakarta dengan segala macam permasalahan seperti macet, banjir, sampah ataupun polusi membuatku ingin mudik ke Gresik sesering mungkin. Sekedar untuk melepas rindu kepada orang tua, kawan, kekasih serta mengisi kembali semangat untuk berjuang di perantauan. Dengan pilihan harga moda transportasi, tentu saja Kereta Api kelas bisnis ataupun bus kota menjadi pilihan terbaik karena harganya yang termurah, meski harus menempuh perjalanan panjang hingga 13 jam.

Tapi, sejak hari itu, sebuah alternatif solusi baru kudapatkan dari sebuah maskapai yang belum lama beroperasi di tanah air. Dengan harganya yang hanya sedikit lebih mahal dari kereta api kelas eksekutif, aku bisa mencapai rumah dengan lebih cepat, sehingga waktu yang bisa kumanfaatkan untuk bersilaturahim lebih banyak.

Read more