Gelaran hari bebas kendaraan bermotor ternyata tidak hanya terdapat di kota-kota besar di Indonesia, tetapi juga di negeri jiran, Malaysia. Acara yang diselenggarakan demi terciptanya keseimbangan ekosistem serta sarana untuk mengurangi polusi udara di lingkungan perkotaaan ini, diadakan dua kali dalam sebulan yakni di minggu pertama dan minggu ketiga.
Salah satu jalan utama di Kuala Lumpur yang dibebaskan dari kendaraan bermotor selama beberapa jam di hari Minggu adalah Jalan Raja, yang bersebelahan dengan Dataran Merdeka Kuala Lumpur. Di Jalan Raja ini terdapat salah satu bangunan ikonik di Kuala Lumpur, yakni Bangunan Sultan Abdul Samad.
Bangunan Sultan Abdul Samad adalah ikon pertama kota Kuala Lumpur. Dibangun sejak akhir abad ke-19, bangunan mahakarya arsitek berkebangsaan Inggris, Arthur Charles Alfred Norman atau yang biasa dikenal dengan A.C Norman ini, memiliki gaya arsitektur timur tengah yang diilhami dari bentuk bangunan masjid yang dia pernah lihat di India. Bagian yang khas dari bangunan Sultan Abdul Samad adalah tiga kubah yang masing-masing terletak di sisi selatan, tengah dan utara, serta sebuah menara jam dinding di tengah bangunan, yang sekilas sangat mirip dengan bangunan menara jam Big Ben yang terdapat di kota London, Inggris.
Suasana jalanan yang sepi tanpa kendaraan bermotor, membuat para pengunjung bisa dengan leluasa menjelajahi bangunan yang dulunya berfungsi sebagai rumah dinas untuk para pejabat penting Inggris di Kuala Lumpur. Bagi para penggemar selfie, berfoto dengan latar belakang menara jam dinding adalah hal yang wajib dilakukan selama berada disekitar jalan Raja ini. Hampir sebagian besar pengunjung melakukan itu.
Tapi bagi saya, hal yang tidak boleh terlewatkan selama mengunjungi bangunan Sultan Abdul Samad adalah berfoto dengan latar belakang dinding pagar bangunan yang tersusun dari rangkaian batu bata merah yang sengaja tidak diplester. Hasil fotonya seolah-olah membawa kita terbang nun jauh ke negeri timur tengah.
Selain menikmati suasana ala timur tengah di Bangunan Sultan Abdul Samad, jangan lewatkan kesempatan untuk melihat Kuala Lumpur City Center (KLCC) Gallery yang terletak di sebelah selatan Dataran Merdeka. Di Gallery ini, para pengunjung bisa belajar tentang sejarah kota Kuala Lumpur dan menyaksikan beberapa miniatur bangunan bersejarah disana, seperti Masjid Jameek. Di lantai dua gallery, terdapat sebuah ruangan yang amat besar, yang didalamnya tertata rapi, sebuah miniatur kota Kuala Lumpur. Sungguh, sebuah maha karya arsitektur yang sangat indah.
Sambil melihat miniatur kota, pengunjung juga diajak menonton sebuah film yang berkisah tentang dunia pariwisata di Malaysia yang mempunyai peranan penting bagi pertumbuhan ekonomi negeri. Pendapatan dari sektor pariwisata ini menyumbang devisa sebesar 15 persen dari total pendapatan negeri, dan masuk dalam urutan ke enam. Karena itulah, pemerintah Malaysia sangat serius dalam membangun sektor pariwisata di negerinya, mulai dari pembangunan infrastruktur, seperti bandara, jalan raya, transportasi dalam kota hingga pembangunan iklim pariwisata yang kondusif. Di akhir film, pengunjung disuguhi data perencanaan pembangunan kota Kuala Lumpur di masa mendatang, yang salah satunya akan membangun gedung pencakar langit baru yang lebih tinggi dari menara kembar Petronas.
Bagi yang masih ingin jauh menjelajah, setelah keluar dari KLCC Gallery, bisa melanjutkan perjalanan ke beberapa museum yang terdapat di sekitar dataran merdeka ini, seperti museum sejarah nasional maupun museum musik. Bagi penggemar buku, ada pula perpustakaan Kuala Lumpur yang terletak di sebelah barat Kuala Lumpur City Gallery.
Untuk menikmati Car Free Morning di Kuala Lumpur dengan nyaman, salah satu hal yang harus disiapkan adalah sunblok ataupun payung, karena cuaca di Kuala Lumpur, cukup panas. Lalu jangan lupa membawa kaca hitam alias sunglass untuk menghindari silau dari sinar matahari. Kemudian, agar kondisi badan tetap nyaman meski keringat bercucura, kenakan baju yang berwarna cerah dan tidak terlalu tebal. Terakhir, bawalah air mineral secukupnya, agar terhindar dari dehidrasi selama menjelajah.