Sore ini saya dikejutkan dengan berita dari sebuah media online terkemuka di Indonesia yang menyatakan bahwa Kementerian Perhubungan mengabulkan permintaan Lion Air yang akan menunda sebanyak 217 rute domestik dan 10 rute internasional selama sebulan, mulai 18 Mei 2016 hingga 18 Juni 2016. Sebuah keputusan yang cukup mengherankan dari maskapai yang memiliki rute terbanyak di Indonesia ini. Manajemen Lion Air menyatakan bahwa penundaan tersebut disebabkan karena bisnis penerbangan tengah memasuki masa low season dikarenakan akan datangnya bulan Ramadhan. Entahlah, apakah itu sebuah alasan yang sebenarnya atau alasan yang dibuat-buat, biar publik yang menilai. Hal yang pasti adalah permintaan penundaan ini datang hanya selang beberapa hari setelah Kementerian Perhubungan menjatuhkan sanksi kepada Lion Air akibat insiden pemogokan pilot Lion Air yang menyebabkan beberapa penerbangan mengalami delay yang sangat parah serta insiden salah menurunkan penumpang dari rute internasional ke terminal domestik.
Yang jelas berita ini membuat saya sedikit panik, karena keesokan hari, Jumat, 20 Mei 2016, saya mempunyai jadwal penerbangan dari Jakarta (CGK) menuju Surabaya (SUB) dengan maskapai Batik Air. Memang Batik Air bukan Lion Air, tetapi kedekatan keduanya karena berada dalam satu naungan Lion Air grup yang membuat saya menjadi panik. Sempat terpikir untuk segera melakukan booking maskapai lain. Memang, saya yakin, penerbangan saya akan dialihkan, tetapi apakah jumlah rute penerbangan yang ada sanggup untuk menampung para penumpang Lion Air ini? Kalau misalnya tidak tertampung, kapan saya akan diberangkatkan? Berbagai pertanyaan memenuhi kepala saya dan membuat saya makin galau.