Mevlana museum, itulah salah satu destinasi kami selama perjalanan road trip keliling Turki di bulan Maret silam. Berlokasi di kota Konya, Mevlana Museum adalah makam dari Mevlana/Maulana Jalaludin Muhammad Rumi, seorang sufi dari Persia. Dari kota Konya inilah, Rumi menyebarluaskan ajaran sufi. Tidak heran jika Konya juga mendapatkan julukan the city of Rumi, kotanya Rumi. Salah satu peninggalan dari ajaran Rumi adalah tarian sufi, sebuah tarian yang hanya memiliki satu gerakan saja, berputar melawan arah jarum jam.
Tidak terlalu banyak yang bisa saya ceritakan tentang Mevlana Museum, karena jadwal berkunjung yang relatif singkat dan kebetulan bersamaan dengan waktu adzan Ashar dikumandangkan, sehingga fokus saya adalah mencari masjid untuk sholat. Bertanya ke beberapa petugas, ternyata ada masjid di dalam museum. Saya pun kemudian bertanya lagi, dimana saya bisa mengambil wudhu? Sang petugas menunjuk sebuah kolam yang berada tepat di tengah komplek museum. Kolam itu memiliki kran-kran yang bisa digunakan untuk berwudhu atau sekedar mencuci kaki.
Sebelum memasuki museum, sepatu kami harus dialasi plastik yang sudah disediakan oleh pengelola museum. Hal ini dalam rangka menjaga kelestarian museum. Memasuki museum, saya tidak terlalu banyak melihat-lihat isi didalamnya. Saya sempat melihat sebuah Al Quran kuno yang kertasnya sudah kusut, namun tulisannya masih bisa jelas terbaca. Ada beberapa peninggalan lain di museum, tapi saya tidak sempat melihatnya, karena buru-buru menuju tempat sholat. Saya sempat mengambil foto selama berada didalam museum sekedar sebagai kenang-kenangan, sebelum bergegas menuju tempat sholat.
Setelah sholat, saya langsung keluar museum. Dan di luar museum inilah, saya melihat mahakarya arsitektur Turki yang sangat mengesankan. Bangunan peninggalan kekaisaran Seljuk ini, masih terawat dengan sangat baik. Salah satu yang khas dari Mevlana Museum ini adalah sebuah kubah, yang bentuknya merupakan gabungan dari bangun ruang silinder dan kerucut, berwarna hijau. Di sebelahnya terdapat sebuah tiang tinggi menjulang, seperti yang biasa saya temui pada masjid di Turki.
Di luar museum, namun masih di dalam komplek Mevlana museum, saya menemukan spot-spot yang sangat indah untuk berfoto. Apalagi saat itu, pohon-pohon di sekitar Mevlana museum tengah berbunga yang sekilas bunganya tampak mirip dengan sakura. Ya, kami saat itu memang datang di masa peralihan musim, dari musim dingin ke musim semi, sehingga ada beberapa pohon yang sudah berbunga, namun ada juga yang masih berupa batang dan ranting saja. Saya pun tidak menyia-nyiakan berfoto disana. Lagi-lagi, meskipun tengah di Turki, saya mendapatkan suasana seperti di Jepang, he he he.
Tengah asyik berfoto, saya mendengar informasi yang menyatakan bahwa Mevlana Museum sudah akan ditutup, jadinya saya terpaksa mengakhiri sesi foto ini. Waktu yang benar-benar sangat terbatas untuk berfoto atau sekedar menikmati keindahan arsitektur Mevlana Museum. Saya dan rombongan kemudian bergegas keluar dari komplek museum menuju bus dan melanjutkan perjalanan ke Cappadocia.