Reruntuhan Kota Kuno Asklepion

Salah satu film masa kecil saya, yang membekas hingga kini adalah Saint Seiya. Film yang bercerita tentang para ksatria Yunani yang rela berkorban dalam rangka melindungi putri Athena dari serangan musuh. Saya masih ingat, di suatu sore, di saat saya masih SD, saya pernah rela untuk meninggalkan gelanggang pertandingan sepakbola, karena saat itu sudah jam 5 sore, jam tayang Saint Seiya. Dari film Saint Seiya itulah, saya mempunyai impian, semoga suatu hari nanti, saya bisa berkunjung ke reruntuhan bukit Acropolis di Yunani, yang di Saint Seiya digambarkan sebagai 12 rangkaian istana ksatria baju zirah emas yang menggunakan lambang Zodiak seperti Pisces, Aries, Gemini dan seterusnya.

Gerbang masuk Asklepion, Pergamon, Turki
Gerbang masuk Asklepion, Pergamon, Turki

Beberapa tahun, impian itu terpendam, sampai tahun 2018 ini, ketika akhirnya saya menjumpai sebuah situs reruntuhan peninggalan kerajaan Romawi di sebuah wilayah bernama Pergamon (atau terkadang disebut juga Bergama) di sisi barat Turki. Situs itu memang bukanlah bukit Acropolis yang tersohor itu, tetapi gaya dan bentuk bangunan di situs bernama Asklepion tersebut, hampir mirip dengan foto-foto bukit Acropolis yang pernah saya lihat, baik di media cetak maupun internet.

Read more

Terbang bersama Dreamliner

Ada dua jenis pesawat yang saat ini ingin sekali saya tumpangi, yaitu Boeing 787 atau yang biasa dikenal dengan nama dreamliner dan Airbus A380, yang saat ini merupakan pesawat terbesar di dunia. Perjalanan traveling ke Turki di pertengahan Maret 2018 silam, menjadi sebuah perwujudan salah satu impian saya. Dengan menumpang maskapai Qatar Airways, saya pun akhirnya bisa mencicipi terbang bersama Boeing 787 dreamliner.

B787-8 Dreamliner Safety Card
B787-8 Dreamliner Safety Card

Boeing 787 dreamliner memiliki 3 variant produk, mulai dari yang pertama, 787-8 (B788), lalu 787-9 (B789) dan 787-10 yang biasa disebut B78X. Boeing 787-8 adalah yang seri yang terpendek, sedangkan 787-10 adalah yang terpanjang dan otomatis mengangkut penumpang lebih banyak. Pesawat Qatar Airways yang saya tumpangi dari Jakarta menuju Doha ini adalah Boeing 787-8. Pesawat terdiri dari 2 kelas, bisnis dan ekonomi. Untuk yang ekonomi, satu baris kursi memiliki formasi 3-3-3. Seat pitch nya cukup lega, sehingga penumpang akan merasa sangat nyaman meskipun perjalanannya memakan waktu yang cukup lama. Biasanya jika rute penerbangan ini merupakan pengalaman pertama bagi saya, saya biasanya memilih duduk di jendela. Namun di penerbangan kali ini, saya harus puas mendapatkan tempat duduk di area tengah, karena pada saat check in lupa menyampaikan bahwa saya ingin duduk di jendela.

Read more

Menyapa senja di Laut Marmara

Jarum jam menunjukkan pukul 7 malam ketika bis yang saya tumpangi memasuki kilitbahir, sebuah distrik di propinsi Canakkale. Langit masih belum gelap. Waktu maghrib di Canakkale saat itu, 15 Maret 2018, adalah pukul 19.22.

Suasana Senja di Laut Marmara, Turki
Suasana Senja di Laut Marmara, Turki

Tak lama kemudian, bus memasuki kapal feri. Kami akan menyeberangi laut marmara, laut yang membelah daratan eropa dengan benua asia, menuju pusat kota Canakkale. Distrik Kilitbahir terletak di Eropa, sedangkan Canakkale di Asia.

Sesaat setelah Feri lepas jangkar di pelabuhan Kilitbahir, semburat merah mulai terbentuk di ufuk barat Canakkale. Purna sudah tugas sang surya hari itu di Canakkale.

Read more

Kesimpulan di Buku Milea, Suara Dari Dilan

Akhirnya, selesai juga saya menamatkan trilogi kisah cinta Dilan dan Milea. Sebenarnya istilah trilogi tidak cocok, karena dua buku pertama adalah kisah dari sudut pandang Milea, sedangkan untuk buku terakhir, Milea, Suara Dari Dilan, ditulis Pidi Baiq dengan sudut pandang Dilan.

Cover Buku Milea, Suara Dari Dilan
Cover Buku Milea, Suara Dari Dilan

Membaca kisah buku Milea, Suara dari Dilan, ibarat tetes-tetes air yang memenuhi retakan retakan dan celah celah di dinding. Hampir seluruh misteri yang saya dapatkan selama membaca buku Dilan 1990 dan Dilan 1991, ada di buku ketiga ini. Tidak semua misteri memang terungkap, tapi inti dari misteri yang melibatkan kandasnya cinta Dilan dan Milea semua terungkap disini. Dan dari berjuta kata yang tertulis, ratusan ribu kalimat yang terangkai dan ribuan halaman yang tercetak di buku Dilan 1990, Dilan 1991 hinga Milea, cukup dua kata yang tepat untuk menyederhanakan kesimpulan dari kisah Dilan dan Milea, Salah paham.

Read more