Stasiun Papar adalah sebuah stasiun kelas III/kecil yang terletak di Kecamatan Papar, Kabupaten Kediri. Stasiun ini berada tidak jauh dari jalan raya yang menghubungkan Kertosono dan Kediri. Dari perempatan Papar yang biasanya menjadi tempat naik dan turunnya penumpang bus antar kota, belok ke arah timur. Tepat sebelum rel kereta api, ada belokan ke arah selatan yang mengarah ke stasiun Papar.
Stasiun Papar ini adalah stasiun ketiga sekaligus stasiun terakhir yang saya kunjungi saat libur panjang akhir pekan di bulan Maret 2016 silam.
Dari sisi bangunan, stasiun Papar sedikit lebih besar daripada stasiun Minggiran maupun Susuhan. Namun struktur bangunan masih terlihat mirip, mulai dari pondasi dan kolom batu kali yang bercat hitam putih, hingga bentuk ornamen bangunan seperti daun pintu dan daun jendela.
Jumlah jalur rel di stasiun yang berada pada ketinggian 52 meter di atas permukaan laut ini ada dua, dengan jalur satu sebagai jalur lurus. Berbeda dengan stasiun Minggiran dan Susuhan yang hanya melanyani persilangan kereta, stasiun Papar masih aktif melayani naik turunnya penumpang hingga saat ini, karena itulah saat saya bertandang kesana, suasana stasiun relatif cukup ramai, baik yang menunggu keberangkatan maupun yang antri membeli tiket. Kereta yang melintasi stasiun Papar adalah KA Rapih Dhoho jurusan Surabaya – Jombang – Kediri – Tulungagung – Blitar.
Dari stasiun Papar, kita juga bisa menuju Malang, karena nantinya begitu sampai Blitar, rangkaian KA Rapih Dhoho akan kembali ke Surabaya melewati jalur Malang, tetapi dengan berganti nama menjadi KA Dhoho Penataran atau KA Penataran.
Dikarenakan status stasiun yang masih aktif, saya pun akhirnya hanya bisa memotret stasiun dari tampak luar saja hingga sampai peron. Saya tidak bisa masuk hingga area lokasi boarding penumpang karena lokasi tersebut hanya diperuntukkan bagi yang memiliki tiket saja. Bagi saya, itu bukan masalah. Hal tersebut justru membuat saya suatu hari nanti harus kembali ke stasiun Papar dengan status sebagai penumpang Kereta.
Berawal dari tiga stasiun kecil ini, saya terinspirasi untuk menjelajah puluhan atau bahkan ratusan stasiun-stasiun yang terletak di pulau Jawa ini. Semoga ada waktu dan kesempatan untuk bisa melaksanakannya.
Great post
let get it done mas ^__^b
beneran bikin kangen kediri, seperti apa sekarang, dulu sering banget motoran dari kediri ke kertosono, motor disimpan di stasiun lalu saya pulang ke jakarta
Sepertinya Kediri meninggalkan jejak manis buat mbak Evrina ya 🙂
Kok sepi ya stasiunnya?
Karena memang bukan stasiun utama. Biasanya ramainya hanya pada saat kereta datang
kalau bicara kediri jadi inget kalo lagi anterin pacar dulu, tetapi sekarang dah diambil orang.