Salah satu ritual yang biasa saya lakukan sebelum naik pesawat adalah memotret pesawat yang akan saya tumpangi, terutama ketika proses boarding dilakukan tanpa melalui fasilitas garbarata. Karena jika menggunakan garbarata, tentu saja saya tidak bisa memotretnya. Entahlah, saya sendiri suka sekali memotret pesawat dengan menggunakan kamera ponsel, meskipun nantinya foto itu hanya teronggok di memory card, yang pada akhirnya nanti, ketika saya butuh space memory, foto itu mungkin akan saya hapus juga.
Seperti pagi ini, saat saya akan terbang dari bandara juanda, Surabaya menuju bandara Soekarno-Hata, Jakarta. Kebetulan pagi itu, saya boarding lewat tangga karena saya duduk di deretan bangku bagian belakang. Gerimis dan mendung yang sedari subuh tadi mengguyur kota Surabaya tampaknya belum reda, tapi itu tidak menyurutkan langkahku untuk tetap melakukan ritual memotret pesawat. Apalagi langit mendung pagi itu tampak sendu dengan awan putih yang berarak tebal.
Banyak orang bilang, mendung membuat hari menjadi kurang indah. Awan menutup sinar mentari sehingga suasana menjadi tampak kelabu. Tapi bagi saya, mendung hari itu cukup indah. Diantara gumpalan-gumpalan awan, langit tampak bersembu keemasan.
Memasuki pesawat suasana sudah sangat ramai. Tampaknya seluruh kursi di pesawat Boeing seri 737-800NG milik salah satu maskapai swasta nasional ini terisi penuh untuk penerbangan kali ini. Maklumlah hari Senin pagi, waktunya para komuter Jakarta ā Surabaya untuk kembali berladang.
Pagi ini saya beruntung mendapatkan kursi di samping jendela. Saya melihat butiran-butiran gerimis tampak menempel di kaca jendela pesawat. Entahlah, saya merasa butir-butir itu tampak indah. Segera saya menyiapkan kamera hp untuk membidiknya. Saya mengambil dua kali foto, yang satu dengan fokus pada pesawat di balik kaca jendela yang sedang parkir di apron, dan yang satu dengan fokus butiran air. Ah, sungguh cantik sekali.
Setelahnya saya segera mematikan handphone untuk bersiap terbang. Sesaat kemudian perlahan-lahan pesawat mulai bergerak mundur meninggalkan apron dan bersiap untuk tinggal landas menuju Jakarta. Sungguh, sepercik gerimis yang mempesona di Senin Pagi
Mana hasil jepretnya, Mas?
Opsi yang kedua. Tadi rencana mau pencet save draft, eh keliru Publish. Kukira malam2 ga ada yang baca, eh ternyata ada, hi hi hi
Hihi… Pantes. Kukira HP-ku atau aku-nya yang mulai lelah