Saya sangat suka dengan foto Infrared, sebuah teknik foto yang seolah-olah membuat warna di foto berbeda dengan warna aslinya. Misalnya, daun atau rumput yang aslinya berwarna hijau, di rubah warnanya menjadi warna putih atau warna emas. Bunga yang harusnya berwarna merah menjadi ungu. Dan begitu banyak contoh yang lain. Saya sendiri menyebut foto infrared adalah foto yang kacau, tetapi justru “kekacauan” warna itu yang membuat saya terpesona, karena didalam kekacauan itu ada sebuah kejutan yang disiapkan.
Sebenarnya foto infrared itu bukan merubah warna foto, tetapi memang itulah warna infrared dari obyek tersebut. Hanya saja, bagi kita tampak aneh, karena mata kita tidak bisa melihat spektrum cahaya infrared tersebut. Spektrum tersebut juga tidak bisa dikenali oleh kamera biasa. Hanya kamera khusus yang dapat menangkapnya dan kemudian menerjemahkannya dalam bentuk foto infrared.
Untuk bisa mendapatkan foto infrared, setahu saya, ada tiga cara yang bisa dilakukan. Yang pertama adalah mengoprek kamera (mengambil sebuah kaca yang digunakan kamera untuk meredam cahaya infrared dan menggantinya dengan elemen lain). Opsi pertama ini bagi saya adalah cara yang cukup ekstrem karena harus membongkar kamera, yang tentunya ini cukup beresiko. Garansi resmi pun otomatis akan hilang, karena dibongkar oleh pihak yang bukan merupakan service center resmi dari produsen kamera. Tetapi jika dibandingkan dua opsi yang lain, opsi ini dijamin akan menghasilkan foto infrared yang paling istimewa.
Opsi kedua adalah memakai filter infrared didepan lensa kamera. Filter ini sudah cukup banyak dijual di toko-toko kamera. Harga filter tergantung merk dan ukuran diameter lensa.
Sedangkan opsi terakhir, adalah opsi termudah dan termurah, yaitu pengolahan foto melalui software dengan menggunakan Picture Stype / Picture Control Infrared. Picture style / picture control infrared banyak tersedia di internet. Untuk bisa menggunakan opsi ini, file foto harus berformat raw, bukan jpeg compression. Opsi terakhir ini yang saya lakukan untuk mendapatkan foto infrared karena hingga saat ini, saya belum rela mengoprek kamera saya.
Bermain-main dengan infrared bagi saya sangat menyenangkan. Hanya saja karena ini adalah opsi termudah dan termurah, maka hasil foto yang saya dapatkan tidak terlalu maksimal. Tetapi itu bukan merupakan masalah bagi saya pribadi, karena bagaimanapun juga, tujuan saya memotret adalah mendokumentasikan sebuah kegiatan, membekukan moment dan juga sebagai materi untuk mempercantik blog. Ketika ketiganya sudah terpenuhi, itu sudah lebih dari cukup bagi saya.
foto bukit2 nya jadi kayak bersalju ya?
Jadinya emang lebih unik kalau pakai infra red ya.