Setiap sekitar dua sampai tiga minggu sekali, saya menghabiskan akhir pekan dengan silaturahim ke rumah orang tua di Gresik. Selain sebagai momen untuk melepas rindu dan berbagi cerita bersama ayah, mama dan adik-adik, kesempatan untuk pulang ke Gresik juga sebagai sarana untuk memanjakan lidahku dengan berbagai kuliner khas nan lezat dari kota santri ini. Salah satunya yang sudah tersohor adalah Nasi Krawu.
Secara formasi makanan, kuliner khas Gresik ini terdiri dari nasi putih pulen yang diberi topping lauk berupa daging sapi yang disayat-sayat (dalam bahasa jawa, disuwir), semur daging sapi, serundeng serta sambal terasi. Biasanya, untuk menambah aroma dan cita rasa nasi krawu agar semakin gurih, ada tambahan berupa jeroan sapi (bagian dalam sapi), seperti hati, ampela, babat ataupun jantung. Semua bahan-bahan tadi kemudian ditata dengan rapi di atas kertas bungkus maupun piring yang sudah dilapisi daun pisang, untuk kemudian disajikan kepada para penikmat nasi krawu.
Setelahnya, adalah saat-saat paling indah bagi lidah pelanggan nasi Krawu. Saat dimana kombinasi butir-butir nasi putih dan sayatan daging sapi empuk yang diolah dengan berbagai bumbu berpadu dengan serundeng dan sambel terasi di dalam mulut. Hmm, jangan tanyakan bagaimana rasanya ya. Yang pasti, sambil nulis postingan ini, mendadak, saya jadi pengen pulang ke Gresik, hari Sabtu ini, he he he.
Di kota Gresik, penjual nasi krawu banyak tersebar di segala penjuru, mulai dari versi pinggir jalan hingga restoran. Beberapa penjual nasi krawu yang cukup tersohor di Gresik adalah Mbuk Tiban, Bu Rika, Mbuk Su dan Mbuk Azzah. Mbuk sendiri adalah nama panggilan untuk wanita dewasa dalam bahasa madura, karena biasanya penjual nasi krawu memang memiliki darah keturunan Madura.
Untuk harganya, saat tulisan ini ditulis, nasi krawu dijual mulai dari harga 10ribu rupiah per bungkus, tergantung lokasi jualannya, apakah di pinggir jalan atau restoran. Selain itu harga juga dipengaruhi oleh ketenaran dari nama sang penjualnya atau bahasa marketingnya Brand. Semakin terkenal nama penjualnya, tentu semakin mahal. Apalagi jika restorannya pernah dikunjungi oleh selebriti kuliner seperti Pak Bondan dan Benu Buloe, dijamin akan mendongkrak popularitas nama dan juga harga.
Salah satu restoran nasi krawu di Gresik yang sangat terkenal adalah nasi krawu mbuk Tiban yang berlokasi di Jalan KH Abdul Karim, Gresik. Hampir setiap hari, restoran mbuk Tiban dipadati oleh para pelanggannya yang beberapa diantaranya berasal dari luar kabupaten Gresik. Tetapi nasi krawu mbuk Tiban bukan favorit saya, karena saya lebih suka dengan nasi krawu mbuk Su yang berada di Jalan Raden Santri, Gresik atau tepat di sebelah utara dari Alun-alun kota Gresik. Sajian nasi krawu di restoran, yang namanya diambil dari nama pemiliknya yakni Hj Sufayah ini, memiliki cita rasa yang sangat pas di lidah saya. Selain itu harganya yang berada di kisaran 17 ribu rupiah per porsi, menurut saya juga cukup terjangkau.
Untuk asal muasal nama nasi krawu, banyak versi yang berkembang di masyarakat Gresik. Ada yang bilang nama itu diambil dari cara penjualnya menyajikan nasi krawu yang menggunakan tangan untuk mengambil segala macam lauk dan juga sambal. Orang Gresik menyebutnya “krawuk-krawuk” yang artinya mengambil sesuatu dengan tangan. Di versi lain, ada yang mengatakan bahwa nama krawu diambil dari salah satu komponen lauknya, yaitu parutan kelapa yang dibumbui cabe merah atau lebih dikenal serundeng.
Selama ini Gresik lebih dikenal sebagai daerah tujuan wisata ziarah wali, dengan adanya makam dari Maulana Malik Ibrahim dan juga Sunan Giri. Dengan adanya nasi krawu, yang didampingi dengan berbagai aneka kuliner khas Gresik lainnya seperti aneka olahan ikan Bandeng, Tjubung, ataupun Pudak, menjadikan kabupaten Gresik memiliki potensi besar yang lain untuk dikembangkan, yakni sebagai destinasi wisata kuliner di Jawa Timur. Harapan besar dibebankan di pundak pemerintah kabupaten Gresik untuk bisa mengembangkan seluruh potensi yang ada dalam rangka meningkatkan perekonomian daerah yang pada akhirnya bisa membuat kota industri ini semakin maju.
Kayaknya enak nih buat menu sarapan…
Nasi Krawu ini cocok dibuat kapan aja, Mas, sarapan, makan siang, makan malam, wueenakkk 😀
Pernah coba makan nasi krawu ini aku mas, tapi makannya di Surabaya malahan 😀
Iya mbak Anggi, kalau ga salah, Mbuk Su ada cabang di Surabaya, di JL Manyar
Salah banget mampir blog ini tengah malem, ada postingan makanan yang kayanya endes. Duh.
Saya aja ga berani baca blog sendiri malam2 gara2 postingan ini kok, hi hi hi
Belum pernah nyoba. Padahal saya tinggal di kab. Mojokerto. Tinggal lincat pasti langsung sampai di gresik. Lain kali klo punya waktu luang pasti mampir ke gresik buat nyari nasi krawu mua ha ha ha……..
hmmmm daging sapi di sayat2 … jangan sampai adek menyayat nyayat hati abang yaaa 🙁 #Kabur
Hatinya digoreng dulu Om Cumi, baru disayat, ha ha ha
suryaaaaaaa aku sukaaaak banget blogmuuuu kereeennn
Wah, terima kasih apresiasinya Tika. Blogmu juga bagus. Keep posting dan mari saling menyemangati untuk ngeblog 🙂