Sunrise Of Bulak, Pesona Pesisir Surabaya

Sudah lama Surabaya dikenal sebagai daerah pesisir. Secara geografis, wilayah kota pahlawan ini memang berbatasan langsung dengan laut, mulai dari sisi utara hingga ke sisi timur. Sejak masa pemerintahan Hindia Belanda, Surabaya menjadi salah satu pusat perdagangan dengan pelabuhan kalimas sebagai pintu gerbangnya.

Pintu Masuk menuju lokasi Sunrise Of Bulak
Pintu Masuk menuju lokasi Sunrise Of Bulak
Poster Lomba Blog Sunrise Of Bulak
Poster Lomba Blog Sunrise Of Bulak

Sebagai daerah pesisir, salah satu mata pencaharian utama dari warga Surabaya adalah nelayan, terutama bagi warga yang tinggal di kawasan pesisir utara dan timur Surabaya, seperti Bulak, Kenjeran ataupun Semampir. Sayangnya, selama ini wilayah-wilayah pesisir Surabaya tersebut identik dengan kondisi kumuh, bau dan kotor. Pantainya dipenuhi berbagai macam sampah, baik itu sampah dari sisa konsumsi seperti plastik, kaleng maupun sampah dari limbah hasil laut seperti sisik ikan, cangkang kerang maupun kulit udang. Kondisi makin diperparah dengan air pantai yang keruh kecokelatan. Sebuah pemandangan yang sangat jauh dari kata indah.

Read more

Surabaya North Quay, Wisata Tepi Laut Surabaya

Surabaya North Quay

Di sebuah sore, di bulan April 2016, aku dan istri akhirnya menyempatkan diri berkunjung ke salah satu ikon wisata baru kota Surabaya yang baru saja diresmikan akhir Februari 2016 yang lalu. Sebuah tempat nongkrong, atau orang Surabaya menyebutnya cangkruk, yang menawarkan pengalaman baru dan berbeda dengan café-café yang pernah ada di Surabaya. Selamat datang di Surabaya North Quay.

Surabaya North Quay
Surabaya North Quay

Surabaya North Quay sejatinya adalah sebuah bangunan yang tergabung menjadi satu dengan terminal Gapura Surya Nusantara, terminal kelas eksekutif dari pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya. Terminal ini memiliki tiga lantai dengan desain interior yang sangat futuristik dan elegan, mulai dari kursi ruang tunggu yang empuk, lantai keramik yang berkilau, dekorasi atap yang modern yang dilengkapi dengan hiasan lampu serta papan petunjuk “Ruang Tunggu”, “Keberangkatan” dan “Kedatangan”. Semuanya membuat suasana terminal pelabuhan ini serasa bandara. Hawa bandara semakin terasa kuat dengan adanya fasilitas garbarata.

Surabaya North Quay
Surabaya North Quay

Dari tiga lantai yang ada, dua lantai, yakni lantai satu dan lantai dua, dimanfaatkan sebagai ruang terminal penumpang. Sedangkan lantai tiga dimanfaatkan sebagai cafetaria sekaligus anjungan untuk melihat aktifitas pelabuhan. Lantai tiga inilah yang dimanfaatkan sebagai area wisata baru kota Surabaya.

Read more

Ketika Mendung Tiba

Sebenarnya saya tidak menyukai mendung. Ketika mendung datang, saya merasa seolah-olah dunia kehilangan keceriaannya. Mendung menyembunyikan birunya langit. Mendung pulalah yang menghapus guratan cahaya merah jingga di ufuk barat ketika sang matahari beranjak menuju peraduannya.

Karena mendung, laut yang biasanya tampak biru menghijau menjadi terlihat kusam. Awan yang putih pun berubah kelabu. Sepertinya tidak ada keindahan apapun yang tampak ketika mendung tiba.

Tapi sore itu, saya menyadari, bahwa saya salah. Sore itu, dalam sebuah perjalanan pulang dari acara pernikahan seorang sahabat. Sejauh mata memandang, langit tampak gelap menghitam. Dalam waktu dekat, saya memperkirakan, hujan akan segera datang. Saya pun berniat memacu motor.

Baru dua puluh meter, saya mendadak menghentikan motor. Saat itu, tanpa sengaja, mata saya menatap ke arah langit, dan kemudian melihat sebingkai pemandangan disana. Saya pun segera mengambil kamera dan membidiknya.

Ilustrasi Suasana Mendung
Ilustrasi Suasana Mendung
Suasana Mendung
Suasana Mendung

Sempurna!!

Dan kesempurnaan itu karena satu hal, mendung.

Saya terpekur menatap foto itu. Ah, rasanya hati ini malu pada mendung, telah berburuk sangka padanya. Mungkin, mendung memang telah menyembunyikan keindahan yang ada, tetapi dia menggantinya dengan keindahan yang lain.

Berjumpa Dewaruci

Kapal Dewaruci

Sejak lama saya ingin melihat Dewaruci secara langsung.

Beberapa tahun silam, tanpa sengaja saya membaca kisah perjalanan sang kapal kebanggaan negeri itu mengarungi samudera Pasifik dan Atlantik di sebuah majalah. Perjalanan dimulai dari Surabaya, bergerak ke timur menuju Papua. Dari Papua, perjalanan berlanjut ke benua Amerika dan benua Eropa. Saat itu, saya bergidik membacanya.

Kapal Dewaruci
Kapal Dewaruci

Sebenarnya cerita itu bukan cerita horor. Hanya saja bagi saya, saat itu, cerita tentang laut layaknya kisah horor. Gambaran lautan yang maha luas, yang seolah tak bertepi, lengkap dengan gulungan ombaknya serta pusaran, membuat saya merinding. Apalagi ditambah dengan kenyataan bahwa saya tidak bisa berenang.

Tapi dibalik itu, saya sangat menaruh hormat dengan para awaknya. Kemampuan mereka untuk bertahan dari tantangan alam yang ganas dan bisa datang kapanpun juga itu, sungguh sangat mengagumkan. Kemampuan itu tentu saja ditunjang dengan sebuah latihan yang rutin dan disiplin, serta perencanaan perjalanan yang baik, lengkap dengan berbagai alternatif rencana. Misi demi misi pun berhasil dijalankan. Dan yang terpenting, di akhir perjalanan, Dewaruci beserta seluruh awaknya bisa kembali pulang dengan selamat ke tanah air.

Read more

Suatu Malam di sebuah Taksi Bandara

Dengan gontai aku berjalan sambil menyeret tas koper di sebuah Jumat malam yang riuh. Kurang dari setengah jam lagi, hari akan berganti, tetapi suasana bandara internasional juanda, surabaya masih tampak sibuk.

Saat itu hanya satu hal yang kuinginkan, segera sampai rumah dan tidur. Aku ingin segera mengistirahatkan otakku dari segela kepenatan dan keruwetan selama lima hari terakhir ini dan menikmati akhir pekan di rumah.

Begitu sesampainya di terminal kedatangan, aku segera memesan taksi. Begitu taksi yang kupesan datang, aku melihat seorang bapak keluar dari ruang kemudi dan dengan sigap membantu memasukkan koperku ke dalam bagasi. Bapak itu memandangku sejenak untuk kemudian membukakan pintu depan taksi.

Taxi
Taxi

Sejenak aku terkejut, karena ini adalah sebuah hal yang tidak biasa. Saat itu, aku sebenarnya ingin duduk dibelakang dan kemudian melanjutkan istirahatku sejenak di taksi. Tetapi keanehan ini membuatku penasaran, dan aku pun menerima tawaran sang bapak untuk duduk bersamanya di kursi depan.

Read more