Pusing-pusing di Putrajaya

Kepingan demi kepingan uang logam berpindah lincah dari tangan kanan saya ke tangan kiri saya. Sementara itu mata saya menatap tajam satu persatu kepingan logam itu dengan seksama. Sesekali saya harus membalik mukanya agar tahu, berapa nominal ringgit yang di ampu si logam.

Jauh di dalam tempurung kepala, otak saya berdenyut. Jutaan sel dan jaringan saraf yang tengah berkumpul disana bersinergi untuk membantu saya memastikan berapa nilai total dari seluruh kepingan itu.

Dua menit berlalu, seluruh kepingan tersebut telah berpindah tangan. Saya menutup mata sejenak, mengurangi intensitas cahaya yang berebut masuk ke dalam kornea agar lebih fokus sekaligus membantu percepatan kinerja otak untuk menghitung.

Saya membuka mata seraya menatap rangkaian jarum jam di arloji. Selang beberapa detik kemudian, kedua bola mata berpindah ke dua lembar kertas yang sedari tadi dipegang oleh istri. Kemudian sekali lagi saya menutup mata. Kali ini sedikit lebih lama dari yang pertama. Terkadang tanpa sadar, dahiku mengernyit. Sampai akhirnya sebuah kesimpulan didapat, dan saya kembali membuka mata.

“Oke Mam, kita mampir ke Putrajaya”

Read more

Warna Warni Haji Lane

Salah Satu Toko di Jalan Haji Lane, Singapura

Jika ada yang bertanya pada saya, tempat apa yang menarik di Singapura, mungkin akan banyak nama tempat di daftar saya. Tetapi jika, diminta memilih salah satu yang menarik, maka saya dengan mantap akan menjawab Haji Lane Road.

Salah Satu Toko di Jalan Haji Lane, Singapura
Salah Satu Toko di Jalan Haji Lane, Singapura

Haji Lane adalah sebuah nama jalan di kawasan Bugis. Lokasinya tidak jauh dari Masjid Sultan dan berjarak sekitar 600 meter sebelah timur stasiun MRT Bugis. Dari pintu keluar stasiun MRT Bugis, berjalanlah ke arah Raffles Hospital dan kemudian berlanjut ke arah Masjid Sultan. Haji Lane Road berada di antara Raffles Hospital dan Masjid Sultan.

Read more

21 km di Singapura

Suasana Malan di Merlion Park, Singapura

Sudah lama saya tidak berjalan jauh. Setidaknya itu yang saya lihat dari aplikasi google fit yang saya install sejak sekitar 10 bulan silam.

Hingga 24 Oktober 2015, rekor jalan kaki terjauh saya sekitar 3.5 km. Itupun karena saat itu saya lagi dinas ke Jakarta dan numpang menginap di rumah adik di Depok. Jadinya saya harus berjalan ke stasiun Depok. Lalu dari Stasiun Sudirman ke Halte Busway Dukuh Atas, dan kemudian dari Halte Busway Blok M ke kantor, dan sebaliknya ketika pulang.

Suasana Malan di Merlion Park, Singapura
Suasana Malan di Merlion Park, Singapura

Ketika tengah bekerja sehari-hari di Surabaya, jarak terjauh yg pernah kutempuh adalah 2.5 km. Lagi2 itu ada sebabnya. Pagi harinya, saya jalan kaki dulu muter2 perumahan 2 lap yg total berjarak 1.8 km. Sisanya 0.7 km baru didapat krn aktivitas di kantor.

Hah, hanya 700 m? Tidak sampai 1 km? Ya begitulah kenyataannya. Dan itu adalah jarak yg biasa kutempuh sehari-hari. Sangat miris sekali, hiks.

Lalu datanglah sebuah hari di tanggal 24 Okt 2015, dimana saya membuat sebuah rekor jarak tempuh terjauh. Pada hari itu, saya berjalan sejauh 7.6 km. Keesokan harinya, rekor itu saya pertajam 700 m menjadi 8.3 km. Sehari kemudian, 26 Okt 2016, daya jelajah saya turun, tetapi masih diatas jelajah normal, yakni di angka 5.17 km. Jika ditotal, dalam 3 hari tersebut, saya berjalan sejauh 21 km. Sebuah pencapaian yg cukup luar biasa bagi saya pribadi.

Read more

Cap Paspor Pertama Untuk Kiki

My sister narsis di Merlion Park

Tahun 2010, tahun dimana untuk pertama kalinya saya menjejakkan kaki ke Luar Negeri, tepatnya di negeri tetangga, Singapura. Saat itu saya merasakan sebuah perasaan yang sangat luar bisa bahagia. So very exciting. Sesaat setelah cap stempel Singapura terbubuh di Paspor, yang artinya saya diizinkan untuk masuk ke negeri pelabuhan itu, saya langsung kegirangan.

My sister narsis di Merlion Park
My sister narsis di Merlion Park

Kini, lima tahun berselang, saya ingin berbagi rasa, berbagi cerita dan berbagi pengalaman itu kepada si adik bungsu, Kiki. Setahun yang lalu, tepat di hari ulang tahunnya, dia resmi mempunyai paspor. Sengaja, saat itu, saya memberikannya kado ulang tahun berupa paspor, karena saya teringat sebuah artikel dari Prof Rhenald Khasali bahwa paspor adalah surat ijin memasuki dunia global. Bagaimana mungkin seseorang bisa mengunjungi negeri di luar tapal batas negaranya jika tidak memiliki paspor.

Saya melihat sebuah wajah yang berbinar, ketika Kiki menerima paspornya dari petugas imigrasi.

Read more

Menikmati Pengelolaan Tur 4 Island Krabi ala Thailand

Poda Island, Krabi, Thailand

Laut yang terhampar sepanjang mata memandang di suatu siang yang cukup terik itu, membuat mataku seperti tak mau berkedip. Airnya sungguh jernih dan tampak menghijau. Sesekali di permukaannya muncul kilauan bak permata, terutama ketika sang surya dapat memaparkan sinarnya tanpa ada awan yang menghalanginya.

Setiap beberapa detik, air laut itu datang menghampiri daratan pulau mungil, tempat kakiku berpijak saat ini, untuk menjilati butiran-butiran pasir yang berserakan di sepanjang garis pantai. Seketika itu pula, terdengar suara gemuruh deburan akibat hantaman jutaan bulir air ke butiran-butiran pasir yang putih dan bertekstur sangat lembut itu.

Poda Island, Krabi, Thailand
Poda Island, Krabi, Thailand

Selang beberapa detik kemudian bulir-bulir air laut itu kembali terhempas ke lautan luas. Beberapa diantaranya kembali berdebur karena menghantam beberapa pulau karang yang tinggi menjulang dan banyak bermunculan di area perairan sekitar pantai. Sekilas, pulau-pulau itu terlihat laksana jamur yang tumbuh subur di lautan.

Read more