Baru saja saya menunaikan sholat dzuhur berjamaah, dan sekaligus jama’ sholat ashar, ketika sahabat baru saya, teman seperjalanan, Pak Rizal menghampiri saya. Beliau menjabat tangan saya dan dengan reflek, saya pun memeluk beliau. Saya merasakan ada perasaan haru dari Pak Rizal, yang mana, saya pun merasakannya.
“Alhamdulillah, salah satu impian saya terwujud hari ini, bisa sholat di blue mosque”, ujar Pak Rizal sambil tak henti-hentinya mengucap kalimat tahmid.
“Iya Pak, Alhamdulillah ya, kita diberi kesempatan oleh Allah untuk mengunjungi salah satu masjid yang memiliki sejarah panjang di dunia islam,” ujar saya. Tidak terasa, mata saya pun berkaca-kaca.
Blue mosque, yang mempunyai nama asli sultanahmet mosque, adalah masjid terbesar di seantero Turki. Blue Mosque adalah peninggalan dari kekhalifahan Turki Ustmani alias Ottoman. Masjid ini berdiri sejak awal abad ke-17, tepatnya di sekitaran tahun 1616, pada masa pemerintahan Sultan Ahmed I. Disebut masjid biru karena masjid ini berhiaskan keramik-keramik berwarna biru yang menutupi dinding dan kubahnya.
Blue mosque memiliki enam menara. Di Turki, hanya ada dua masjid yang memiki enam menara, yang satu adalah bluemosque, sedangkan yang lain berada di kota Adana. Jumlah enam menara ini hanya kalah dari masjidil haram di Mekkah, yang memiliki 7 menara.
Sebenarnya, kunjungan saya di blue mosque di bulan Maret 2018 lalu, bukanlah waktu yang tepat. Hal ini dikarenakan, blue mosque tengah direnovasi. Pekerjaan yang dimulai sejak awal bulan Maret 2018 ini dijadwalkan akan selesai di akhir Mei 2018. Selama masa renovasi, ruangan dalam masjid tertutup untuk wisatawan dan hanya dibuka pada saat waktu sholat saja, selama sekitar satu jam.
Namun, saya tetap bersyukur, karena saya dan rombongan, tiba di blue mosque, tepat pada saat adzan dzuhur tengah dikumandangkan, sehingga saya bisa ikut sholat berjamaah dan bisa merasakan suasana di dalam masjid.
Salah satu yang masih terkenang saat kunjungan ke blue mosque ini adalah air wudhu-nya. Ketika kulit tangan saya terpercik air untuk pertama kalinya, saya seperti merasakan sebuah rasa dingin yang teramat sangat. Reflek, saya pun buru-buru mematikan air. Saya sempat termenung sejenak. Airnya memang sangat dingin, tapi kalau saya tidak wudhu, maka saya tidak bisa ikut sholat berjamaah di blue mosque. Saya pun membuka kembali kran air dan kemudian mencoba berwudhu sambil berusaha menahan dingin. Alhamdulillah, saya akhirnya berhasil menyelesaikan wudhu.
Memasuki ruang dalam masjid, saya bisa melihat rangka-rangka scaffolding memenuhi ruangan masjid. Keindahan masjid pun sedikit berkurang, namun itu tidak mengurangi kebahagiaan saya siang itu. Bagi saya, justru hal ini menjadi penanda, bahwa saya memang harus kembali lagi ke blue mosque suatu hari nanti, untuk bisa menikmati secara utuh keindahan dan kemegahan mahakarya arsitektur islam.
Seusai sholat, saya menuju teras masjid untuk mengabadikan beberapa frame. Setelah itu, kami melanjutkan perjalanan dengan berjalan kaki menuju Haghia Sofia yang masih terletak didalam komplek sultanahmet.