Pernah membayangkan memakai warbonnet, atau yang biasa disebut topi indian, dan baju ala indian, lalu berfoto dengan latar belakang tenda berbentuk kerucut yang meninggi? Pernah menginginkan foto seperti itu? Datang saja ke Kampung Indian yang terletak di kaki gunung Kelud, tepatnya di desa Sempu, kecamatan Ngancar, kabupaten Kediri.
Kampung Indian ini adalah destinasi yang masih sangat baru di kabupaten Kediri. Grand openingnya baru dilakukan sekitar Agustus 2017. Namun, suasananya yang menarik dengan desain unik membuat tempat wisata ini langsung tersohor di sekitaran warga kabupaten Kediri dan Blitar. Saat saya mendapatkan kesempatan berkunjung ke Kampung Indian pada liburan Natal kemarin, suasananya sangat ramai dan padat.
Untuk menuju Kampung Indian Kediri, satu-satunya cara adalah dengan naik kendaraan pribadi, karena tidak ada kendaraan umum yang mengarah ke sana. Perjalanan dari pusat kota Kediri memakan waktu sekitar 1 jam dengan kondisi jalan yang relatif bagus dan belum terlalu berkelok-kelok.
Tiket masuk ke Kampung Indian Kediri relatif murah, hanya 5000 rupiah saja. Begitu masuk, kita akan menemui papan kayu bertuliskan Indian Village yang sangat ramai dengan antrian unutuk berfoto disana. Dari analisa saya, kampung Indian ini disusun menjadi tiga bagian, bagian pertama, disisi kanan kalau dari pintu masuk, adalah area taman bunga. Area taman bunga ini letaknya lebih tinggi dari area lainnya. Kemudian di sisi tengah adalah area kolam renang. Dan di sisi kiri barulah area taman yang didesain dengan suasana Indian, mulai dari tenda kerucut, rumah beratap jerami dan juga tumpukan batu yang dibentuk melingkari beberapa dahan pohon yang disusun seperti siap digunakan untuk api unggun.
Agar suasana kampung Indian makin terasa, pengunjung bisa menyewa pernak pernik tambahan seperti topi indian / warbonnet, busur panah dan juga baju indian. Harga sewa berkisar antara 5000 hingga 15000 rupiah untuk lama sewa setengah jam saja. Ya relatif mahal juga kalau nyewa sampai satu jam bahkan lebih. Saya kurang tahu, apakah ini memang harga standardnya, atau saat saya berkunjung kesana kemarin adalah di masa puncak kunjungan, sehingga pengelola memberlakukan masa sewa yang lebih singkat. Selain untuk mengambil keuntungan di masa peak season, mungkin juga strategi pengelola kampung Indian, agar pengunjung yang lain juga bisa mencicipi merasakan gaya Indian. Setelah warbonet terpasang dan baju dikenakan, tinggal bergaya ala Indian, kemudian foto dan posting di media sosial. Lapar atau mungkin haus setelah menjalani petualangan foto, datang saja ke kantin atau restoran yang terdapat tepat di sebelah tempat penyewaan asesoris indian.
Kampung Indian ini adalah satu lagi destinasi wisata baru di Indonesia yang bisa dibilang sukses memanfaatkan ketenaran media sosial Instagram. Tanah kosong yang awalnya tidak produktif dengan luasan sekitaran mungkin kurang dari 2 hektar, disulap menjadi arena wisata dengan mengusung tema unik dan pastinya instagramable. Pengunjung pun datang berduyun-duyun karena ingin bergaya dan mengabadikan diri untuk kemudian di posting ke Instagram. Pengelola senang karena taman bermainnya ramai, pengunjung bahagia karena koleksi foto-foto cantik nan ootd nambah. Tinggal dibumbui caption yang menarik, jumlah likes akan banyak dan follower diharapkan juga bertambah.
Berkaca pada pengalaman kemarin, sepertinya sangat disarankan berkunjung ke Kampung Indian justru jangan pada saat hari libur panjang seperti kemarin, karena saat liburan, suasananya sangat padat dan tidak nyaman. Mau berfoto dengan suasana sedikit privat tanpa ada orang lain sebagai latar belakang foto, sangat susah.
Jadi, kapan nih bertandang ke Kampung Indian, desa Sempu, Kediri?
WAGELASEH HARUS KESINI LIBURAN