First Step at Borneo

Sepasang kaki wongkentir akhirnya mendarat di pulau Borneo. Lagi-lagi tugas dari kantor membawaku terbang menjelajah, menapaki satu lagi sebuah gugusan pulau yang terhampar di bumi Allah ini. Alhamdulillah. Ini adalah sebuah rahmat dan kesempatan yang luar biasa buatku.

Bandara Syamsuddin Noor, pintu gerbang Banjarmasin dan Kalimantan Selatan
Bandara Syamsuddin Noor, pintu gerbang Banjarmasin dan Kalimantan Selatan

Jejak langkah pertamaku di bumi Kalimantan ini tercipta di Apron Bandara Syamsudin Noor, Banjarmasin, Kalimantan Selatan. Hari itu adalah Senin, 6 Agustus 2012. Cuaca yang cukup panas dan menyengat di pertengahan bulan Ramadan 1433 H menyapaku dengan ramah begitu keluar dari pintu pesawat Sriwijaya Air. Satu jam lamanya pesawat ini membawaku terbang melintasi laut jawa, dari Surabaya menuju Banjarmasin.

Ku hirup dalam-dalam oksigen yang terhampar disitu dan kubiarkan mereka bergerak bebas mengisi relung-relung nafasku. Sesaat setelah itu, aku melihat sebuah tangga menurun. Di ujung dari tangga itulah, salah satu mimpiku berada, pulau yang merupakan salah satu paru-paru dunia. Begitu kaki ini menapaki anak tangga terakhir, sebuah rasa yang sangat haru menggumpal di dada ini. Setelah pulau Java, Andalas dan Celebes, akhirnya sampai juga aku di Borneo.

Read more

Life Traveler by Windy

Hari itu, sekitar bulan Mei 2012 yang lalu, di kala malam menjelang sepulang kerja, aku menemukan sebuah buku teronggok di sofa rumah. Sebuah buku bertajuk Life Traveler yang belum pernah kulihat sebelumnya berkeliaran di rumahku. Tampaknya ini adalah buku baru. Dugaan ini diperkuat dengan bercecerannya sebuah tas plastik bermerek salah satu toko buku ternama di tanah air dengan sebuah kertas struk tak jauh dari lokasi buku itu tergeletak.

02d5cc1cc569accc93fa058a797278e5_life-traveler

Tersangka pembeli buku tidak lain dan tidak bukan adalah dewi. Si kutu buku satu ini tampaknya memang sudah tidak sabar membeli lagi buku, setelah harus ‘puasa’ beli (dan baca) buku sejak bulan Januari yang lalu. Memang sejak rencana pindah rumah di sekitar bulan April 2012 fix, aku menerapkan kebijakan menunda pembelian buku sejak bulan Januari. Ya bukannya tidak sayang istri, tapi hanya ingin tidak menambah berat barang-barang yang dibawa pindahan.

Sembari meletakkan tas dan merebahkan badan ke sofa, aku ambil buku karya mbak windy ariestanty itu. Dari cover, buku ini sudah tampak menarik. Ditambah lagi dengan adanya review dari penulis sekaliber Dewi ‘dee’ Lestari. Dibuka lembar demi lembar, dan sejak saat itu, buku tersebut menjadi salah satu favoritku. Beberapa hari setelah hari itu, buku itu sempat menjadi bahan rebutan bacaan aku dan dewi, he he he. Tapi akhirnya aku berhasil membacanya duluan karena buku ini aku culik kala berdinas luar kota ke Pare-pare.

Read more

Terpukau di Danau Linow, Tomohon

Kala berkunjung ke Sulawesi Utara bulan Juni 2012 yang lalu, aku dibuat terpukau oleh sebuah danau vulkanik seluas 34 hektar yang berlokasi di kota Tomohon. Sebuah Danau yang sangat indah dengan warna airnya yang bisa berubah-ubah. Danau Linow namanya. Keindahan danau ini sudah sangat terkenal di seantero kota Manado dan Tomohon, jadinya meski tengah bertugas, aku menyempatkan diri untuk berkunjung kesana, sekedar turut mencicipi kecantikannya. Kebetulan pula, tugasku memang berada di daerah Lahendong yang hanya berjarak beberapa kilometer saja dari lokasi danau linow.

Cara terbaik (dan tercepat) untuk menuju Danau Linow dari kota Manado tentu saja dengan menyewa mobil atau taksi. Kalau dihitung dari Bandara Sam Ratulangi, Manado, perjalanan akan memakan waktu sekitar satu jam. Bagi yang ingin berpetualang dengan kendaraan umum, bisa naik angkutan umum dari Manado ke terminal Tomohon. Dari terminal berganti angkutan umum, minta turun di sekitar Danau Linow. Setelah turun dari angkot, perjalanan dilanjutkan dengan berjalan kaki sejauh sekitar 500 meteran dengan medan yang lumayan menanjak.

Read more

Kisah Semalam di Hongkong

Hongkong, sebuah negara yang tidak asing bagi beberapa warga Negara Indonesia. Negara yang secara geografis terletak di Asia timur ini adalah salah satu tujuan wisata favorit WNI, terutama para selebritis. Daya tarik utama tentu saja wisata belanja. Bagi para shopalholic, Hongkong adalah surganya belanja. Konon katanya, mereka banyak menemukan barang-barang bermerk dengan harga sangat murah di Hongkong. Apalagi jika musim diskon tiba. Entahlah seberapa murah. Sepertinya, semurah apapun, bagiku akan tetap mahal, he he he.

Disneyland menjadi tujuan wisata selanjutnya para WNI ketika di Hongkong. Penat dan lelah berbelanja, ceriakan diri terlebih dahulu di Disneyland yang memiliki berbagai wahana permainan yang seru. Tidak lupa untuk berpose bersama para tokoh kartun Disney yang sangat termahsyur di seantero jagat seperti Mickey Mouse, Donald duck, ataupun Goofy.

Selain sebagai tujuan wisata, Hongkong juga menjadi salah satu negara yang menjadi sumber mata pencaharian bagi para Tenaga Kerja Indonesia (TKI). Konon jumlah TKI yang bekerja di hongkong mencapai ratusan orang.

Read more