Mengunjungi Jogja, tak lengkap rasanya jika belum menikmati salah satu kuliner khasnya, bakmi goreng. Mie goreng dari kota gudeg ini terkenal memiliki tingkat kematangan yang pas dengan bumbu yang masuk hingga kedalam setiap untaian mie, sehingga memberikan sensasi lezat di lidah. Salah satu rahasia, mengapa mie goreng dari Jogja ini begitu sempurna adalah metode penggorengannya yang menggunakan tungku berbahan bakar arang.
Bagi saya, selama beberapa kali berkeliling Jogja, ada beberapa bakmi Jogja, atau orang Jogja menyebutnya bakmi jowo, yang pas di lidah saya. Salah satunya yaitu Bakmi Jowo Mbah Gito di kawasan Rejowinangun, Kota Gede, Jogjakarta, tepatnya di Jalan Nyi Ageng Nis 9. Lokasinya cukup tersembunyi karena berada di kawasan pemukiman. Bagi anda yang ingin berkunjung kesana, dapat menjadikan Kebun Binatang Gembira Loka sebagai penanda. Dari Kebun Binatang Gembira Loka, ambil jalan ke selatan sejauh sekitar 1.5 km.
Begitu sampai di depan rumah makan, pengunjung disambut sebuah gong yang diatasnya terdapat beberapa papan yang bertuliskan nama rumah makan. Begitu memasuki rumah makan, suasana jawa begitu kental terasa dengan alunan langgam jawa yang terdengar merdu dari beberapa pengeras suara yang tersebar di sudut-sudut rumah makan. Saya pun mendapat ucapan selamat datang dengan bahasa jawa yang sangat halus dari beberapa pramusaji yang memakai baju lurik khas jawa.
Untuk interior ruangan rumah makan didominasi oleh kayu. Meja dan kursi sebagian terbuat dari kayu, dan sebagian lagi dari bambu. Dinding rumah makan didominasi oleh papan kayu dengan di beberapa sudut dikombinasi dengan dinding anyaman bambu. Yang paling menarik perhatian adalah tiang penyangga rumah makan yang berupa batang pohon yang masih lengkap dengan dahan dan ranting. Batang-batang ini disusun sedemikian rupa, sehingga tampak artistik dan menarik. Susunan batang pohon ini membuat saya merasa seperti berada di rivendell, istana peri dalam film The Lord Of The Rings. Dan yang saya rasakan saat itu, saya memang seperti berada dalam istana, istana bakmi Jowo, he he he. Sang pemilik sendiri, memberi nama rumah makannya dengan nama Gubuk Reyot.
Setelah memilih tempat duduk, saya didatangi oleh pramusaji untuk mencatat pesanan. Tanpa banyak pertimbangan, saya memilih menu favorit saya, bakmi goreng spesial sebagai menu makan malam saya. Sambil menunggu menu disajikan, saya pun memotret beberapa sudut rumah makan yang di mata saya tampak sangat eye catching. Karena saat itu bukan di hari libur dan saya datang kesana pun sudah agak malam, sekitar jam 9 malam, maka suasana tidak terlalu ramai sehingga saya bisa memotret cukup banyak sudut dengan tidak terlalu banyak gangguan foto orang yang masuk ke dalam frame.
Sekitar lima belas menit kemudian, menu yang saya pesan pun datang. Karena perut sudah sangat kelaparan, saya pun langsung menyantap bakmi yang tampak sangat menggiurkan tersebut. Rasanya? Ini nih, salah satu kelemahan saya adalah, saya tidak bisa menilai masakan. Semua masakan insya Allah rasanya enak di lidah saya. Dan rasa dari bakmi jowo mbah Gito ini bagi saya, sangat lezat. Anda penasaran? Datang saja. Bakmi Jowo Mbah Gito ini buka setiap hari mulai dari jam 11 siang hingga 11 malam. Khusus hari Sabtu, kalau saya tidak salah, jam bukanya lebih sore, yakni jam 4 sore dengan jam tutup tetap sama, yaitu jam 11 malam.