Pesona Prigi

Sudah menjadi rahasia umum bahwa wilayah selatan pulau jawa menyimpan banyak sekali pesona laut. Barisan pantai yang berjajar dari ujung timur pulau jawa di Banyuwangi hingga Ujung kulon di Banten menawarkan pemandangan yang eksotis sekaligus penuh misteri.

Gulungan ombak yang cukup tinggi dengan suara deburannya yang keras dipadu dengan cerita rakyat tentang adanya penguasa ratu selatan adalah daya tarik yang ditawarkan oleh pantai-pantai di selatan pulau jawa. Dengan adanya cerita rakyat yang tetap berkembang hingga saat ini tersebut, muncullah berbagai acara tahunan yang cukup menarik untuk disaksikan, seperti sedekah laut, upacara laut dan lain-lain. Setiap daerah memiliki jadwal yang berbeda-beda dalam penyelenggaraan acara-acara tersebut.

Perjalanan kali ini aku berkesempatan mengunjungi salah satu, eh dua pantai di selatan pulau jawa, yakni pantai Prigi dan Pantai Pasir Putih yang terletak di Kabupaten Trenggalek, propinsi Jawa Timur.

Perjalanan kali ini aku hanya berdua dengan salah satu member 3GP yakni Aris Widodo. Si Hikma kali ini tidak bisa ambil bagian karena ada kesibukan yang tidak bisa ditinggal.

Perjalanan dimulai hari Sabtu, 30 Oktober 2010 tepat jam 8 pagi. Take off dari terminal bus Purabaya, Bungurasih, Surabaya. Keberangkatan kami menunggang PO Harapan Jaya yang merupakan satu-satunya provider bus patas untuk jurusan Surabaya TulungAgung. Perjalanan menuju Tulung Agung cukup lancer dengan alunan musik disko dangdut menemani kami. Obrolan bola menjadi topik utama pengusir kantuk, mulai dari analisa strategi hingga menjamurnya para pemain Singapura di Indonesian Super League musim ini.

Perjalanan menuju Tulung Agung cukup lancar, sehingga hanya dalam waktu 3.5 jam kami sudah tiba di terminal Tulung Agung. FYI, waktu standard perjalanan Surabaya TulungAgung adalah 4 jam. Kami segera turun dan langsung melompat ke bus lain yang menuju Trenggalek. Setelah menempuh perjalanan kurang lebih 20 menit, kami pun turun di sebuah pertigaan durenan, sebuah daerah yang terletak antara tulung agung dan trenggalek.

Dari pertigaan durenan ini, kami langsung disambut oleh dua orang yang menawari kami angkutan menuju Pantai Prigi. Mungkin karena tampang kami kelihatan seperti dua orang turis kota yang kesasar, makanya kami langsung disambut dengan senyuman penuh makna. Kami pun tidak bisa menolak, karena memang angkutan itulah yang kami cari.

Nah, permasalahannya adalah angkutan yang ditawarkan ke kami adalah angkutan yang saat itu masih kosong, belum ada penumpang sama sekali. Ini artinya, masih akan lama angkot ini akan berangkat menuju Prigi. 5 menit, 10 menit 15 menit hingga 20 menit, kami masih cukup sabar menunggu. Tetapi memasuki menit ke-21, kesabaran kami mulai habis. Tidak ada seorang penumpang lagi yang naik ke angkot kami. Disisi lain, banyak angkot-angkot serupa yang hanya berhenti sebentar, untuk kemudian segera berangkat. Angkot-angkot tersebut pastinya sejurusan dengan angkot yang tengah kami naiki ini.

Kami pun memutuskan untuk keluar dari angkot dengan disertai tatapan tidak bersahabat dari sang sopir. Kami cuek saja, karena tokh dia juga tidak niat untuk menjalankan angkotnya. Dan kami pun akhirnya naik ke salah satu angkot yang tengah menunggu penumpang juga.

Alhamdulillah, angkot yang sekarang ini cukup kondusif. Hanya dalam waktu singkat, angkot sudah terisi cukup banyak dengan didominasi anak-anak berpakaian seragam sekolah. Drivernya masih muda. Angkot ini juga full musik. Lumayan mengibur meski menurutku volume musiknya terlalu keras. Awalnya aku under estimates dengan selera musik si driver. Tapi ternyata lumayan oke juga. Barisan lagu dibuka oleh Im Yours-nya si Bang Jason Mraz. Hmm.. suasana yang cukup mirip dengan yang dialami Om Jason di video klip Im Yours, backpackeran dengan kendaraan umum menuju Pantai.

Barisan lagu selanjutnya terdiri dari lagu-lagu dangdut koplo dan disko dangdut, lagu aseli rakyat Indonesia yang telah melambungkan nama-nama tenar seperti Inul Daratista, Dewi Persik, Trio Macan dan lain-lain. Diantara lagu-lagu tersebut terselip dua lagu milik Bondan feat Fade 2 Black yang tengah merajai blantika musik Indonesia dengan single bertajuk Ya Sudahlah dan Kita Untuk Selamanya. Hmm.. perjalanan yang sangat-sangat menyenangkan. 30 km jarak yang terhampar antara durenan dan prigi dengan waktu tempuh 30 menitan menjadi begitu singkat.

Karena puas dengan pelayanan angkot, sebelum turun, kami sempatkan untuk meminta nomor hp si driver. Kami meminta esok hari, sang driver menjemput kami di hotel untuk mengantar kembali ke durenan. Tentu saja si driver setuju, karena besok dia sudah punya penumpang pasti. Yang bikin kami terhenyak, nama panggilan si driver keren juga lho. Sama dengan nama depan vokalis Matchbox Twenty, Rob, he he he he.

Begitu sampai di Pantai Prigi, kami pun langsung memesan kamar di hotel prigi. Alhamdulillah kami dapat kamar yang cukup murah dan nyaman. Sebuah kamar dengan dua tempat tidur plus AC dan TV 14 inch seharga 125 ribu rupiah. Hunian di hotel Prigi saat itu tampaknya cukup lesu, karena malam itu hanya 3 kamar saja yang terisi. Kondisi cuaca yang sering hujan dan angin yang cukup kencang tampaknya menjadi penyebab lesunya wisatawan yang datang ke Prigi.

Setelah Sholat dan melepas lelah sejenak di tempat tidur, kami tidak membuang waktu untuk segera menuju ke Pantai. Pantai Prigi terdiri dari dua bagian. Bagian sebelah barat adalah pantai untuk wisata. Sedangkan bagian timur untuk menambatkan kapal-kapal nelayan. Pantai Prigi mempunyai ombak yang relatif kecil untuk ukuran pantai selatan. Hal ini mungkin karena letaknya yang berada di dalam teluk, sehingga tidak langsung berhadapan dengan laut lepas.

Pemandangan di pantai ini sungguh luar biasa indah. Sepanjang mata memandang tampak laut dengan bukit-bukit yang sangat eksotis. Pantainya juga landai sehingga kita bisa berlari maupun berenang di sekitar pantai.

Menikmati suasana pantai, tidak lengkap rasanya jika tidak menyantap ikan bakar. Nah, demi melengkapi kepuasan menikmati pemandangan laut itulah, kami menuju salah satu warung ikan bakar dari sekian banyak yang terhampar di pinggiran pantai. Sebuah ikan kakap bakar besar plus sambel dan lalapan dihargai 40 ribu rupiah. Ditambah dua porsi nasi putih, dua gelas es jeruk dan sebotol Aqua, total menjadi 55 ribu. Hmm.. tanpa banyak tawar menawar kami langsung berujar serempak.. Oke, Sikat!!!

Dan setelah lidah ini menikmati sang ikan dan sambelnya, hmmm. Harga yang memang pantas. Dan hanya dalam waktu singkat, badan sang ikan sudah berpindah ke perut kami berdua.. Kenyang!!!!

Kami bertahan di pantai prigi hingga adzan maghrib berkumandang. Menikmati sore hari di pantai begitu mempesona. Sayang sekali cuaca tengah mendung. Andai saja cuaca cerah, maka senja di ufuk barat prigi pastinya akan sangat cantik. Tetapi mendung bukan berarti tidak indah. Sebuah jepretan low speed kearah kapal-kapal nelayan, menjadi sempurna karena cuaca mendung.

Usai Maghrib, hujan pun mengguyur prigi. Kami pun memutuskan untuk bertahan di hotel sambil nonton bola di tipi. Mungkin karena kelelahan di perjalanan seharian tadi ditambah kekenyangan kakap, kami pun akhirnya ketiduran, ha ha ha ha.. Ternyata ke prigi cuman pindah tidur,.. 🙂

Esok paginya petualangan dilanjutkan. Kali ini tujuannya adalah Pantai Pasir Putih dan Pantai Karanggongso yang terletak di tenggara pantai prigi. Ada 2 pilihan moda kendaraan jika ingin ke pantai tersebut dari pantai prigi, yakni naik angkot atau naik bentor alias becak montor. Eh ada satu lagi ding, yakni jalan kaki. Jarak pantai pasir putih dari Pantai prigi tidak terlalu jauh, hanya 3 km, tapi kalau mau ditempuh jalan kaki ya lumayan bikin kaki gempor, he he he he

Begitu kaki ini menginjak pantai pasir putih, ada kekaguman tersirat dalam hati. Pantai ini sangat bersih dengan pasir putihnya yang sangat indah. Dari kejauhan air laut tampak sangat menghijau. Cuaca pagi itu masih sama dengan kemarin, berawan dan mendung, meski cahaya matahari tampak sesekali berhasil menerobos gugusan kapas putih tebal di angkasa itu. Langit pun tampak putih, hanya sedikit saja warna biru yang menampakkan diri.

Pantai pasir putih tampaknya memang lebih tertata sebagai pantai wisata disbanding Prigi. Pengunjung pantai ini lebih ramai. Di sekitar pantai juga banyak sekali penjual makanan dengan bangunan yang berupa stand semi permanen. Di pantai ini juga dibangun dermaga kayu khas pantai-pantai wisata. Jika bernyali besar, bisa mencoba wisata perahu menjelajahi teluk. Jika jarak dekat, harga yang ditawarkan 50 ribu, jika jaraknya lebih jauh, 125 ribu. Aku sendiri tidak mencoba wisata itu karena tidak adanya pengaman diri seperti pelampung. Belum lagi kapal-kapal tersebut menurutku terlalu kecil untuk berlayar di pantai selatan, terlepas ini masih wilayah teluk.

Di ujung sebelah utara pantai, terdapat gugusan batu karang yang tampaknya menjadi spot paling menarik dari pantai ini untuk bernarsis ria. Banyak sekali anak-anak muda yang begitu sampai di pantai ini, langsung menuju batu karang itu untuk bernarsis ria dengan kamera ponsel masing-masing yang rata-rata lebih bagus dan mahal dari pada punyaku, he he he he.

Di pasir putih ini, kami menikmati sarapan ikan tuna bakar dengan sambal. Tapi sambal ikan kakap bakar kemarin sore lebih mantap dari pagi ini. Ikannya juga tidak sesegar ikan kakap kemarin sore.

Dari pantai pasir putih, kami rencananya melanjutkan perjalanan ke pantai Karanggonggso. Tapi sayangnya hujan mengguyur kawasan ini, sehingga kami pun mengurungkan niat dan kembali ke hotel. Dalam perjalanan menuju hotel, kami naik angkot yang tidak langsung menuju Prigi, tetapi sengaja naik angkot yang menuju pantai karanggonggso. Meski tidak bisa menginjakkan kaki di pantainya, tapi kami ingin sekedar melihat pantai tersebut.Kami pun meminta pak supir untuk menjalankan mobil lambat-lambat. Wow, dari angkot, pantai karanggonggso tampak sangat indah. Mungkin yang terindah diantara ketiga pantai di teluk prigi. Salah satu bagian yang paling indah adalah, adanya beberapa bukit karang yang menjulang tinggi. Kalau dilihat, seperti pemandangan di Patong beach, Phuket, Thailand. Meski aku sendiri belum pernah ke Phuket, aku jamin, pantai Karanggonggso ini tidak kalah indah. Bahkan mungkin pantai karanggonggso lebih indah dari Phuket.

Di Pantai Karanggonggso juga terdapat beberapa resort yang disewakan. Untuk rate, aku kurang tahu karena tidak sempat menanyakannya. Ada juga rumah penduduk yang disewakan. Informasi dari sang driver angkot, harga berkisar 50 ribu rupiah per malam.

Kembali ke hotel, kami langsung bersih-bersih dan berkemas. Saat itu jarum jam sudah menunjukkan pukul 11.00. Aris menelpon si Rob dan memintanya menjemput kami. Untungnya saat itu si Rob sudah berada di pantai Pasir Putih, jadi kami tidak perlu menunggu lama untuk dijemput.

Perjalanan di pantai prigi seri pertama ini pun berakhir. Kenapa aku menyebutnya seri pertama? Karena akan ada seri kedua, ketiga dan seterusnya dari petualanganku di pantai prigis ini. Semoga di kunjunganku berikutnya langit bisa lebih cerah 🙂

List Biaya ke Prigi

1. Bus Patas Surabaya Tulung Agung (PP) 60.000

2. Bus Tulung Agung Durenan (PP) 6.000

3. Angkot Durenan Prigi (PP) 20.000

4. Angkot Prigi Pasir Putih (PP) 6.000

Biaya Optional

1. Naik Perahu (Bisa bersama-sama hingga 4 orang) 125.000

2. Hotel Prigi. Standard AC (Per kamar per malam) 125.000

9 thoughts on “Pesona Prigi

  • 09/11/2010 at 12:41
    Permalink

    mupeng habis liat pantainya …. airnyaaa biruuuu

    eh salam kenal ya 😀

    Reply
  • 11/11/2010 at 09:43
    Permalink

    Swearrrrrr…………..Kerennnnn abissss!!!!
    Spechless deh, Indonesia memang kaya akan ragam bahari yang indah 🙂

    Reply
  • 11/11/2010 at 17:38
    Permalink

    Wow.. bahasa postingannya selalu tertataa..

    (nggak niat jalan2 La?)

    btw, kenapa si Rob sama angkotnya nggak difoto sekalian mas? hehehe..

    Reply
  • 24/12/2010 at 15:17
    Permalink

    salam kenal bos….. anak pantai prigi. Blognya bagus banget……

    “Wah… nanti kalau aku ke prigi lagi, minta tolong jadi guide ya bosss :)”

    Reply
  • 02/02/2011 at 17:38
    Permalink

    makasih ya udah share, aku udah sering ke sana waktu kecil tapi ma ortu.ini lagi pengen nyoba backpacking ma temen.infonya membantu sekali lho 🙂

    Reply
  • 17/02/2011 at 13:06
    Permalink

    nice trip

    kayaknya hrs dkunjungi nih pantai

    “Harus mas… tapi baiknya nunggu musim panas.. Saya aja udah merencanakan bakal kembali lagi ke prigi tahun ini”

    Reply
  • 20/02/2011 at 10:16
    Permalink

    good report mas.. salam kenal aja kbtulan aku org prigi jd salut baca liputanya sayang ini jg msh sering turun hujan.,

    “Terima Kasih Mas. Namanya juga musim hujan mas.. Aku nanti kalau sudah musim panas, pingin jalan ke Prigi lagi, aku belum mampir ke Pantai Karanggongso dan Domas.. :). Nanti kalau aku kesana, bersedia jadi guide gak mas?? :)”

    Reply
  • 16/08/2012 at 13:57
    Permalink

    Aku salut baca liputanya???? Kenapa rob?? angkot dan selama perjalanan tdk di sertakan,,sukses terus??
    salam kenal

    Reply

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *