Bali, Island Of God, sebuah pulau yang tidak henti-hentinya memancarkan keindahan alamnya. Siapa yang tidak mengenal Pantai Kuta. Sebuah pantai yang begitu termahsyur namanya hingga ke seantero Dunia. Tidak lengkap rasanya ke Pulau Bali kalau belum menginjakkan kaki di Kuta. Bahkan karena kekagumannya yang luar biasa pada pantai Kuta, seorang Andre Hehanusa membuat sebuah lagu yang bertajuk Kuta Bali.
Dan seorang surya, akhirnya mendapatkan kesempatan untuk berkunjung kembali ke Bali setelah pertama kalinya tahun lalu (makanya itu aku beri judul Chapter 2 pada postingan). Untuk review Bali chapter 1 ada di sini. Kali ini aku ke Bali bersama rombongan kantor dalam acara Family Gathering. Tapi sayangnya, dalam acara kali ini, aku tidak bisa mengajak istri ikut serta, karena ada kegiatan yang tidak bisa ditinggalkan :(.
Perjalanan dimulai hari Sabtu pagi, jam 7 pagi. Sebuah pesawat Boeing 737 seri 300 milik maskapai Merpati Nusantara Airlines membawa kami terbang dari Surabaya menuju Bali. Begitu mendarat di Bali, kami langsung menuju Bali Bird Park yang terletak di Singapadu, Gianyar. Bali Bird Park adalah sebuah taman burung yang memiliki koleksi yang cukup lengkap.Beberapa burung langka katanya juga ada disini, tapi aku gak tau pasti, yang mana yang langka, karena pengetahuanku akan dunia perburungan sangat minim, he he he. Tapi satu yang pasti, aku seneng banget di tempat ini. Burung-burungnya bagus banget. Warnanya bulunya sangat indah. Layout taman juga sangat menarik. Tiap taman dibagi berdasarkan lokasi asal burung, seperti Sumatera, Papua dan Sulawesi dengan papan penunjuk ber-font seperti Jurrasic Park.
Dari sekian banyak taman, layout taman Papua adalah yang paling menarik dengan sebuah jembatan gantung terbangun didalamnya.
Didalam Taman Burung ini juga ada bioskop yang memutar film 3 Dimensi. Sayangnya saat aku kesana, aku tertinggal pertunjukkannya. Karena keasyikan moto, aku jadi ketinggalan rombongan, dan ga tau kalau mereka lagi nonton film.
Bali Bird Park memang bagus, tapi kalau melihat harga tiket masuknya, hmm, mungkin kalau tidak bersama rombongan, aku tidak akan masuk kesini. Tiket masuknya untuk WNI sekitar 80ribuan, sedangkan untuk bule sekitar USD 25.
Dari Bali Bird Park, kami melanjutkan perjalanan menuju Sanur untuk makan siang. Jika sesuai rencana, setelah makan siang, kami menuju Pantai Dreamland. Sayangnya, acara ke dreamland akhirnya batal mengingat cuaca bali yang sangat panas saat itu, dan rombongan langsung meluncur menuju pusat oleh-oleh Khrisna. Sempat gondok juga karena gagal ke Dreamland, karena kalau dilihat dari sisi fotografi, cuaca panas malah lebih asyik untuk foto landscape, karena akan membentuk langit dan laut yang membiru. Tapi ya sudahlah, kalau kata Bondan Prakoso dena Fade 2 Black. Sooner or later aku pasti akan ke Dreamland suatu hari nanti π
Bagian terbaik dari perjalananku di Bali bulan November ini adalah kala menikmati makan malam dengan pemandangan senja di Pantai Jimbaran. Awalnya aku takut, jika cuaca dalam perjalananku ke Bali kali ini kurang bersahabat. Karena kalau itu terjadi, maka foto senja di pantai bali yang sangat kuimpikan tidak terwujud. Tapi, Alhamdulillah, cuaca sepanjang hari Sabtu, 20 November 2010 ini sangat cerah.
Dan senja yang terindah, akhirnya terhampar di hadapanku. Subhanallah, sangat-sangat luar biasa. Sayang lensa kameraku kurang wide untuk mengabadikannya. But, its okay. Aku sudah cukup puas dengan kameraku.
Sepanjang senja hingga sampai langit gelap, aku terus menerus memotret, hingga lupa makan. Jadinya ketika aku sampai di meja makan, hanya tinggal sedikit makanan yang tersaji. Nasi memang cukup banyak, tapi untuk lauknya hanya tinggal tersedia 4 potong cumi goreng saja. But its okay, foto-foto tadi telah membuat perutku kenyang, he he he he.
Setelah menikmati jamuan makan yang rasanya biasa saja tapi dengan harga yang selangit, kami menuju hotel. Hotel kami terletak di pusat Legian Kuta, tepat 50 m saja dari monument Bom Bali. Bisa dibayangkan betapa ramainya daerah ini. Penuh bule berkeliaran dengan pub dan diskotik yang sangat berisik. Lain kali jika ke Bali lagi, lokasi ini bukan tempat pilihan untuk menginap buatku.
Keesokan harinya, perjalanan dilanjutkan menuju Bedugul dengan sebelumnya mampir dulu di Joger. Tidak banyak yang bisa diceritakan disini, karena hanya danau dengan kabutnya yang sangat tebal dan sering hujan. Di bedugul ini, banyak permainan yang bisa dilakukan mulai dari Parasailing, jetski, perahu boat dan bermacam permainan air lainnya. Yang paling membahagiakan selama di Bedugul adalah, untuk pertama kalinya sejak berangkat, aku bisa mendengar suara adzan yang merdu. Alhamdulillah.
Pulang dari Bedugul, sebagian besar rombongan langsung menuju bandara untuk menempuh perjalanan pulang kembali ke Surabaya. Tapi, karena ada permasalahan dengan pihak travel, kami pun akhirnya tertinggal di Bali, dan baru diterbangkan ke Surabaya besok siang. Untungnya aku masih punya sisa cuti, jadi ya dengan terpaksa diambillah sisa cutinya.
Kembali ke hotel, aku langsung menyewa motor, melanjutkan kembali petualangan di Bali. Yeah
Dengan memanfaatkan insting (halah), papan nama jalan, serta para gadis bali yang bertebaran di jalan (hayo jangan jorok. Maksudnya ini buat ditanya2in kalau kesasar, he he he he), aku yang berboncengan dengan Aris, serta Joni yang berboncengan dengan Adit, menuju Tanah Lot. Kami memburu waktu, agar tidak terlambat menikmati sunset di Tanah Lot.
Dan Alhamdulillah, kami datang tepat pada waktunya. Menunggu setengah jam disana, dan sunsetpun tiba.. Suasana yang Luar biasa. Subhanallah.. Betapa indah ciptaan-Nya. Kami bertahan disana hingga sang surya benar-benar sudah tenggelam di ufuk barat.
Keesokan paginya, rencana awalnya, kami akan menghabiskan waktu di sekitar pantai kuta sembari menunggu penerbangan jam 2 siang nanti. Tapi salah seorang teman member tawaran mentraktir kami ke Uluwatu. Hmm tawaran yang tidak mungkin ku tolak. Karena Tebing Uluwatu adalah salah satu tempat di Bali yang ingin kujejak. Maksudnya mentraktir nih, dia menyewa mobil Avanza untuk istri dan satu orang anaknya. Nah masih banyak sisa kursi kan? Daripada mubadzir, dia mengajak kami-kami ini, he he he.
Uluwatu benar-benar sangat indah. Tebing-tebing curamnya cukup memacu adrenalinku. Aku sampai bergidik karenanya. Lautan tampak sangat hijau membiru dari atas. Sebuah pemandangan yang menakjubkan.
Tapi kehadiran beberapa monyet membuatku sedikit ketakutan, he he he. Takutnya lagi enak-enak photo, eh kameraku diambil sama si monyet. Untungnya itu tidak terjadi. Kamera tetap aman sentosa dari awal datang hingga pulang.
Dari Uluwatu, kami langsung bergegas menuju bandara. Yah, petualangan 3 hari di Pulau Dewata akhirnya berakhir sudah. Sungguh perjalanan yang menyenangkan hingga 3 hari terasa begitu cepat. Sooner or later, Ill come again Bali.
Lho..lho…
kok tau tau udah chapter 2 aja nih Surya???
emang ini sambungan ya?
Iya mbak, sambungan. Soalnya kan aku pernah juga cerita tentang bali, di sini . Makanya yang sekarang ini, aku kasih chapter 2, he he he
Seperti biasa…
reportase yang lengkap…
dan poto poto yang keren keren pula…
Sayang istrinya gak dibawa siiiiiiih…
Aku setuju ama Surya tuh…
di Bali harganya mahal mahal bow…
terlalu dolar oriented ah..
*ngomel karena susah belanja*
“Terima kasih, terima kasih..”
“Kita dianggap bule juga kali ya, jadi ya kena mahal juga”
eh..eh…
lain kali makan dulu…
baru poto poto…
biar gak keabisan…hihihi…
“hi hi hi… Habisnya, pemandangan bagus banget, jadi lupa makan deh”
Hehehehe, dapet berkah ya mas jadwal pulang ke surabaya nya kepending? π
Keren reportasenya, foto2nya juga.
Apalagi latar sunset yang merah itu loh, saya nggak pernah secara nyata ngeliat sendiri pemandangan begitu.
Pengen ke bali π
“Cari tiket promo ke Bali mbak. Ntar nginepnya di Tune Hotel, he he he”
komen saya terbang ke Bali kayaknya..
“Maaf mbak… gak tau nih, kok aneh blogdetiknya.. kadang termoderasi kadang enggak”
pertama skligus terakhir..
mksdnya apa, mas?
eh, bnrn gak pgn ke bali lg sama mbak dewi? π
anw, saia blm prnh ke bali bird park…
ntar kalo ke bali, coba kesana ah… π
“Maksudnya pertama sekaligus terakhir itu, aku pertama kalinya ke Bali sekaligus terakhir kalinya sebelum perjalanan yang ini mbak,he he he. Aku sudah sunting postinganku, mbak, daripada bikin ambigu dan bingung, he he”
“Bali Bird Park memang bagus, tapi menurutku gak cocok untuk kantong Indonesia. Terlalu mahal.. Aku aja mampir kesana karena ada family gathering mbak a.k.a gratisan, dibayarin kantor, he he he.. Mending ke Batu Secret Zoo, lebih murah dan lebih dekat dari Surabaya.. :)”
next time cobain pantai padang-padang, suluban en ke pantai di timur or lovina π
“Padang-padang sudah mas, Suluban dan lovina belum… Sudah mupeng sih pingin kesana, he he he”