Cerita Dari Sebongkah Belerang Ijen

Pagi itu, mata saya terantuk pada dua buah keranjang yang sarat dengan potongan belerang. Dua buah keranjang itu teronggok pada sebuah bukit batu yang memiliki permukaan relatif datar. Di sampingnya, saya melihat seseorang yang tengah duduk sambil sesekali melap keringatnya dengan handuk. Nafasnya tersengal tak beraturan. Namun nafas tersengar itu bukan hanya komoditas pribadinya, saya mengalaminya juga. Perjalanan menanjak dari dasar kawah menuju bibir kawah yang terjal ini penyebabnya.

Sepikul Belerang di Kawah Ijen
Sepikul Belerang di Kawah Ijen

Namun tidak pantas kiranya membandingkan sengalan nafas saya dengan nafas sang bapak. Saya sebenarnya belum pantas untuk tersengal pagi itu. Selama perjalanan mendaki tebing setinggi hampir 800 meter ini, saya hanya membawa tas berisi kamera dan lensa yang paling-paling hanya sekitaran 3 kg beratnya. Tidak ada apa-apanya jika dibandingkan dengan dua buah keranjang berisi penuh belerang yang dibawa oleh sang bapak, yang kalau ditimbang, beratnya hampir mencapai 70 kg.

Read more

Terpapar Belerang di Kawah Ijen

Berburu foto blue fire yang konon hanya ada dua di dunia atau mengabadikan human interest berupa para penambang belerang. Dua hal itu yang biasanya menjadi daya tarik utama wisatawan, utamanya fotografer ataupun sekedar penghobi foto, untuk datang ke kawah Ijen. Demikian pula saya.

Suasana Pagi di Kawah Ijen dengan Kepulan Asap
Suasana Pagi di Kawah Ijen dengan Kepulan Asap

Sayangnya, saat kesempatan itu datang di depan mata, saya tidak berhasil menjemputnya.

Read more