Sejak lama saya ingin melihat Dewaruci secara langsung.
Beberapa tahun silam, tanpa sengaja saya membaca kisah perjalanan sang kapal kebanggaan negeri itu mengarungi samudera Pasifik dan Atlantik di sebuah majalah. Perjalanan dimulai dari Surabaya, bergerak ke timur menuju Papua. Dari Papua, perjalanan berlanjut ke benua Amerika dan benua Eropa. Saat itu, saya bergidik membacanya.
Sebenarnya cerita itu bukan cerita horor. Hanya saja bagi saya, saat itu, cerita tentang laut layaknya kisah horor. Gambaran lautan yang maha luas, yang seolah tak bertepi, lengkap dengan gulungan ombaknya serta pusaran, membuat saya merinding. Apalagi ditambah dengan kenyataan bahwa saya tidak bisa berenang.
Tapi dibalik itu, saya sangat menaruh hormat dengan para awaknya. Kemampuan mereka untuk bertahan dari tantangan alam yang ganas dan bisa datang kapanpun juga itu, sungguh sangat mengagumkan. Kemampuan itu tentu saja ditunjang dengan sebuah latihan yang rutin dan disiplin, serta perencanaan perjalanan yang baik, lengkap dengan berbagai alternatif rencana. Misi demi misi pun berhasil dijalankan. Dan yang terpenting, di akhir perjalanan, Dewaruci beserta seluruh awaknya bisa kembali pulang dengan selamat ke tanah air.