Keramahan Krabi

Keindahan sebuah tempat bukan hanya monopoli alam semata. Tetapi ada sebuah keindahan lain yang justru menjadi daya tarik utama. Dia keindahan yang tak terlihat. Dia tertanam di hati dan terpancar dalam wujud perilaku para penduduknya.

“Assalaamu’alaikum”, sebuah salam terucap dari seseorang kepadaku sambil menyorongkan tangannya kepadaku. “Welcome to Krabi”. Aku sambut tangannya, kugenggam, seraya aku ucapkan juga doa keselamatan untuknya. Tak lupa aku lemparkan seutas senyum kepadanya. Ah, sepertinya ini adalah salah satu pagi terindah yang pernah hadir didalam hidupku.

Jalanan di Kota Krabi
Jalanan di Kota Krabi

Pagi itu, aku dan juga istri baru saja mendarat di Bandara Internasional Krabi setelah menempuh perjalanan selama 1 jam dari Kuala Lumpur. Setelah menyelesaikan urusan imigrasi dan tiba di hall kedatangan, aku melihat seseorang memegang selembar kertas bertuliskan namaku disana. Aku langsung melambaikan tangan kepadanya dan nampak sebuah kelegaan memenuhi wajahnya. Sebuah kalimat “Welcome to Krabi” meluncur dari mulutnya. Tapi begitu tahu bahwa aku datang ke Krabi tidak sendiri, tetapi bersama Dewi, istriku, dia pun merevisi kalimatnya dengan menambahkan salam terlebih dahulu. “Oh yeah, my name is Ahmed”

Dengan cekatan, Ahmed membantu membawa tas kami berdua dan berjalan menuju sebuah mobil yang akan membawa kami menuju hotel di kawasan Ao Nang, Krabi. Aku langsung takjub begitu melihat mobil penjemput kami itu adalah Toyota Fortuner. Lebih takjub lagi ketika ada fasilitas free wifi di dalam mobil, jadi lumayanlah, bisa memberi kabar ke orang tua dan juga saudara di tanah air.

Read more