Menyusuri Sejarah di kota Angin Mamiri

Riuh, satu kata yang tidak pernah lepas dari Pantai Losari, Makassar. Apalagi di sore hari, ketika matahari akan terbenam. Meski bukan akhir pekan, pantai ini selalu ramai oleh penduduk setempat maupun para wisatatawan. Mereka yang berusia setengah baya sibuk mengobrol, para orang tua muda tampak bermain-main bersama buah hati mereka. Sesekali sang ayah atau ibunda mengeluarkan ponselnya untuk mengabadikan momen lucu yang tercipta.

Pantai Losari, Makassar
Pantai Losari, Makassar

Sedangkan anak-anak muda sibuk dengan gadget masing-masing. Tak lupa si tongsis alias tongkat narsis pun turut serta. Sesekali mereka mengayunkan tongkat itu dan menghadapkan wajah pada kamera yang terpasang. Sebelum shutter dinyalakan, mereka mengajak seluruh kawannya untuk berkumpul dan memasang pose terbaik. Di belakang mereka, berdiri dua belas buah huruf bercat putih, bertuliskan “Pantai Losari” ditambah dengan guratan merah, kuning dan jingga yang menghias ufuk barat. Sebuah foto dengan latar belakang yang sempurna.

Saya hanya tersenyum melihatnya, teringat beberapa tahun silam, ketika ke sini untuk pertama kalinya. Saat itu, perlu perjuangan ekstra keras untuk mendapatkan latar belakang tulisan Pantai Losari. Hal itu tidak terjadi lagi sekarang, karena sudah berdiri tulisan-tulisan lain seperti City Of Makassar, Bugis ataupun Toraja. Konsentrasi para pengunjung pun tidak terpaku pada satu titik saja.

Read more

Pengalaman pertama menjadi seorang Kontributor

Garuda Colors Middle East Juni Juli 2015

Di akhir bulan Juni 2015 lalu, sebuah pesan singkat dari seorang rekan yang baru saja kukenal beberapa bulan yang lalu masuk ke ponselku. Tidak banyak kata yang tertera di layar ponselku, tetapi sanggup membawa sebuah hawa kebahagiaan masuk ke relung hati.

Garuda Colors Middle East Juni Juli 2015
Garuda Colors Middle East Juni Juli 2015

“Mas Surya, artikelnya di muat di Majalah Colours Middle East Juni-Juli 2015. Nanti aku dibantu fotocopy ktp dan alamatnya ya”

Akhirnya, setelah hampir enam tahun “berkarir” sebagai blogger, ada juga tulisanku yang nongol di Majalah. Sebuah artikel berjudul “Menjelajah Kekayaan Bahari Makassar” resmi menjadi artikel pertamaku yang berhasil menembus ketatnya persaingan di dunia penerbitan.

Dan kebahagiaan itu semakin luar biasa karena artikel tersebut termuat di Majalah Colours, in-flight magazine milik maskapai kebanggaan negeri, Garuda Indonesia. Untuk diketahui, Garuda Indonesia memiliki dua versi Colours in-flight magazine, yaitu yang versi reguler yang bisa ditemui di penerbangan domestik dan internasional non middle east dengan periode terbit bulanan dan juga versi middle-east yang bisa ditemui di penerbangan internasional jurusan ke timur tengah dengan periode terbit dua bulanan. Tulisanku sendiri termuat di edisi middle-east. Meski dimuatnya bukan di majalah Colours yang versi reguler, tapi itu sudah cukup membuat rasa percaya diriku terangkat. Alhamdulillah.

Read more