Bagi teman-teman generasiku ke atas, yang pernah tinggal di Surabaya, pastinya mengenal dengan baik Kebun Binatang Surabaya alias KBS. Jauh sebelum ada Taman Safari Prigen, Batu Secret Zoo ataupun Wisata Bahari Lamongan, Taman Satwa yang populer dengan nama Bonbin di kalangan masyarakat Surabaya ini adalah salah satu tempat wisata favorit warga Surabaya dan sekitarnya.
Terletak di wilayah yang strategis di jantung kota Surabaya, Bonbin pernah menyandang status yang luar biasa membanggakan sebagai kebun binatang terbesar dan terlengkap se-Asia Tenggara. Namun roda telah berputar. Kini, nasib kebun binatang yang telah berdiri sejak tahun 1917 itu kondisinya sangat luar biasa memprihatinkan.
Entahlah dapat angin apa, kesamber apa, tiba-tiba aku ingin berkunjung kembali ke Bonbin. Berita-berita yang miris tentang Bonbin, mulai sengketa kepemilikan antara pemkot dan swasta hingga matinya beberapa satwa koleksinya membuatku penasaran, ingin tahu bagaimana rupa terkini taman satwa yang banyak meninggalkan goresan kenangan di kala masa kecilku dulu. Lagi pula sudah lama aku tidak bersua ke taman ini. Terakhir, kalau tidak salah pada masa kuliah dulu bersama teman2 sekontrakan.
Dan kesempatan itu datang di Hari Minggu, 23 September 2012 yang lalu. Kebetulan kala itu aku tengah kebosanan sendirian di rumah karena Dewi ada acara di kantornya. Kontak beberapa teman, ternyata ada yang berminat. Ya sudah, berangkat. Perjalanan kali ini aku berangkat bersama 3 orang teman yang kesemuanya teman kantor, Aris, Fendhito dan Om Tyok.
Karena hari minggu, suasana KBS sangat ramai. Dengan kondisinya yang memprihatinkan, ternyata KBS masih sanggup menjadi magnet bagi para wisatawan lokal. Untuk mendapatkan parkir motor saja, kami harus berjuang cukup keras dan mengikhlaskan motor kami mengalami banyak goresan.
Kesan pertama begitu tiket masuk sudah terbeli adalah Mahal. 15 ribu rupiah untuk sebuah kebun binatang yang penuh masalah menurutku kurang worth it. Apalagi jika coba dibandingkan dengan tiket masuk Kebun Binatang Ragunan, Jakarta yang cuma 5 ribu rupiah, benar-benar kerasa mahalnya. Tiket masuk berupa kertas panjang yang kemudian diikatkan ke pergelangan tangan seperti gelang. Keren juga, he he he.
Masuk ke area kebun binatang, tampak suasana yang tidak berbeda jauh dengan saat terakhir aku kesini. Bahkan kini kebun binatangnya terlihat makin tak terawat. Melangkah lebih jauh, kami bertemu dengan kereta onta. Kereta ini mirip dengan kereta kelinci yang sering hadir di pagelaran pasar malam, hanya saja yang membedakannya, kereta ini ditarik oleh seekor onta. Terakhir kesini, wahana ini tampaknya belum tersedia.
Meneruskan perjalanan, sampailah kami di istana monyet. KBS mempunyai banyak sekali koleksi monyet dari berbagai species, mulai dari Lutung, Orang Utan hingga kera. Setiap species, dibuatkan istana yang terbuat dari dahan kayu yang dibentuk sedemikian rupa sehingga tampak seperti rumah bagi para monyet.
Berjalan lebih kedalam, ada wahana naik gajah atau naik kuda. Ini tampaknya menjadi wahana unggulan utama dari KBS sekarang ini. Banyak sekali pengunjung yang mengantri demi merasakan sensasi naik gajah ataupun kuda, meski naiknya hanya satu putaran dari sebuah lapangan sebesar setengah kali lapangan sepak bola.
Lebih kedalam lagi, kami banyak melihat kandang-kandang kosong. Ini mungkin kandang koleksi hewan KBS yang mati. Ada juga rangka buatan seekor jerapah yang terbuat dari kayu. Dulu KBS memiliki koleksi dua ekor jerapah, tapi kini keduanya sudah mati. Konon, salah satu ekor diantaranya mati karena menelan sebuah tas plastik, dan tas plastik ini tidak bisa dicerna oleh ususnya dan menghambat proses pencernaan di tubuhnya.
Salah satu binatang yang menjadi primadona di hampir setiap Taman Satwa tentu saja adalah binatang buasnya, seperti Harimau, Singa ataupun Beruang. Di KBS ini hanya ada Harimau yang terlihat, aku tidak melihat adanya penampakan Singa dan Beruang. Dulu seingatku aku pernah melihat singa dan beruang di KBS. Bahkan aku pernah melihat singa putih. Tapi kini mereka semua sudah tidak terlihat lagi. Mungkin mereka termasuk rombongan satwa koleksi KBS yang mati dalam beberapa tahun terakhir.
Bonbin di hari minggu ini seperti bukan Kebun Binatang, melainkan Kebun manusia, karena manusianya alias pengunjungnya lebih banyak dari binatangnya, he he he. Luar biasa. Ini artinya Bonbin mempunyai potensi yang sangat besar sebagai salah satu pusat pariwisata di Surabaya. Sungguh sangat disayangkan jika pengelolaannya setengah-setengah. Apalagi sampai menjadi masalah hukum dan sengketa seperti yang terjadi pada saat ini.
Setelah berkeliling selama kurang lebih satu setengah jam, kami semua pun mengakhiri perjalanan kami di KBS. Melihat kondisinya yang sangat memprihatinkan, aku berharap permasalahan Kebun Binatang ini bisa segera ditemukan jalan keluarnya. Kedepannya, semoga KBS bisa kembali berkembang seperti dulu. Mungkin kalau untuk menjadi yang terbesar dan terlengkap lagi se-Asia tenggara, itu seperti sebuah harapan yang sangat muluk. Apalagi jika melihat Singapore Zoo yang luar biasa megah itu. Cukuplah menjadi KBS yang terawat dan rapi dengan koleksi satwa yang makin berkembang.
Bagi teman-teman, terutama yang di luar Surabaya dan Jawa Timur, yang masih ingin menyaksikan sisa-sisa kejayaan KBS, mudah sekali caranya. Cukup dengan naik bis kota dari terminal Purabaya karena hampir semua bis kota yang berangkat dari terminal Purabaya pasti akan melewati KBS.
saya sudah lama gak ke KBS, kayaknya asyik tuch 😀
saya juga pernah nulis tentang KBS >> http://casthazahra.blogdetik.com/2012/03/20/asyiknya-berpetualang-di-kebun-binatang/
Sur. Sumpah aku gak tego neruske moco setlah kereta ditarik onta. Astaghfirullaah. Itu tanggung jawabnya orang ke hewan yang mereka piara di mana. Sepurane Sur gak tego.
*nangis*
Kebun binatang yg letaknya di kota memang kayaknya nasibnya memprihatinkan semua deh, di ragunan juga. Binatangnya kurus2, ga punya semangat hidup, mereka mau napas juga udah susah kali berebutan sama manusia & polusi
wah,,, saya belum pernah denger kebun binatang ini…. waktu kesurabaya jdi aku ga mampir ke sana… btw ada gajah juga yah??? pantes di lampung gajahnya ilang 1 hahahaha
Hiks… prihatin sekali membaca nasib bonbin saat ini. Inget masa kecil saya dahulu. Sebagai anak ynag tinggal di daerah (bukan surabaya), rasanya keren sekali sudah pernah melancong ke Bonbin. Bisa pamer sama teman2 sebaya. Jaman dahulu juga sudah ada keliling naik kuda. Salam.
ira
http://www.keluargapelancong.net
kunjungan perdana gan
saya malah belum pernah ke kebun binatang sama sekali
Dua tahun lalu aku mampir kesana dalam perjalanan ke Bali… yaah, sayang kami datang sudah sore, sehingga KB tampak makin sepi dan tak terawat… Mudah2an ada perbaikan kedepannya ya..
“Amiiinnnnn”
ga keitung berapa kali sudah lewat KBS, malah sampe poto2 d dpnnya, tp blm prnh masuk 😀
prihatin bgt kalo dgr brta binatang2 yg meninggal di KBS itu
🙁
“Iya bang, gak tega.. hiks”
yaa allah mas surya ke bonbin madakno rupo yoo, hahahha #guyon mas :p
Lama banget niar gag ke bonbin rasa2 ne terakhir smp deh, lama banget kan, tapi yoo kasian banget mosok kereta2an di tarik unta, huhuhu………… kejam banget :p
Eeh banyak yang mati tuh kurang makan, padahal kan karcis e wis larang yoo mas :p
“He he he… ora madakno rupo Niar, tapi ngunjungi kowe.. hi hi hi (bales) :D”
Saya sering denger cerita tentang kebun binatang Surabaya dari ibu yang memang tinggal di Surabaya.
Nggak tega Sur, miris lihat binatang di kerangkeng tapi nggak diperhatikan kebersihan kandang dan jumlah makanannya…
🙁
“Iya mbak, aku juga ga tega”
KBS bisa bagus klo PEMKOT yg kelola,kan milik arek2 suroboyo
“Setuju!!”
perlu perhatian khusus nih kebun binatang di surabaya, jangan hanya diperas uangnya saja, tapi perhatikan hewannya. semoga kedepannya jauh lebih baik.
pdhl arep mrono karo anak ku umur setahun. …wurung wesss….
“Lho ini kan tulisan dibuat sebelum bonbin ditangani pemkot surabaya mbak, kalau sekarang aku belum kesana lagi, jadi belum tahu kabarnya. Siapa tau sekarang sudah lebih baik mbak. Dicoba saja mbak”