Picture Story : Pulang

Kala mentari baru saja memancarkan sebagian energinya. Kala sisa-sisa dinginnya angin malam masih terasa menembus kulit. Kala nadi pasar terapung masih berdenyut di antara riak-riak sungai kuin yang berwarna kecokelatan. Kala itu, sepasang mataku menatap lekat seorang ibu yang tengah mengayuh jukungnya di belantara sungai kuin yang sangat luas.

Pulang
Pulang

Tidak ada yang istimewa dari ibu itu sebenarnya. Pakaiannya, jukungnya, bedak dinginnya, hampir sama dengan ibu-ibu pedagang lain yang meramaikan suasana pagi di pasar terapung muara kuin. Yang membuat dirinya beda adalah kenyataan bahwa ibu itu mendayung jukungnya justru menjauhi keramaian pasar. Tatkala pasar masih sangat riuh oleh transaksi, dia justru pergi meninggalkannya.

Pulang, itulah tak lain tujuannya. Purna sudah tugasnya di hari ini. Sekeranjang jeruk, dua keranjang kesemek dan lima sisir pisang yang menjadi penumpang jukungnya sejak pagi masih buta beberapa jam yang lalu hanya tinggal menyisakan dua sisir pisang. Dua sisir pisang itu sekarang ditemani oleh beberapa ikat sayuran, lima kilo beras serta sedikit pundi-pundi rupiah.

Read more