Sore itu aku berada di sebuah mobil yang menderu cukup kencang. Jalanan yang cukup bagus dan sepi menjadi alasan kenapa pak supir berani memacu kendaraannya di kisaran 80 hingga 100 km / jam. Sudah lebih dari 3 jam lamanya aku berada di dalam mobil, sejak pesawat Garuda Indonesia yang membawaku terbang dari Surabaya menuju Makassar mendarat dengan mulus di Bandara Internasional Sultan Hasanuddin Makassar. Ini adalah perjalananku yang kedua di Sulawesi Selatan.
Selang beberapa menit kemudian, Pak Supir berseru, “kita hampir sampai di Pare-pare. Itu tandanya.” Tangannya menunjuk sebuah gapura bertuliskan, “Selamat datang di kota kelahiran Presiden RI ke-3, Prof. BJ.Habibie”. Ditengah lelah dan kantuk yang masih menyerang, aku berusaha melihat gapura yang ditunjuk oleh sang supir. Saat aku berusaha mengambil kamera untuk mengabadikan gapura itu, aku terlambat. Kecepatan mobil lebih cepat sepersekian detik daripada kecepatan tanganku mengambil kamera. Saat aku sudah siap memotret, gapura itu sudah terlewat. Welcome to Pare-pare.