Tahukah anda dimana letak PLTA terbesar se Asia Tenggara? Ternyata nggak jauh-jauh kok. Di Negara kita sendiri. Kalau dari rumahku, di Gresik, jaraknya sekitar 900 km-an lah.Tapi kalau dari rumah Bibi Titi Teliti, hmm mungkin gak sampai 100 km. Lokasinya ada di desa Cadas Sari, Plered, Purwakarta, Jawa Barat. Namanya PLTA Cirata. Mungkin pembaca sekalian yang pernah mendengar (atau bahkan mengunjungi) waduk cirata? Nah PLTA Cirata berada tidak jauh dari waduk seluas 2163 m3 tersebut.
PLTA Cirata terdiri dari 8 unit pembangkit dengan masing-masing mempunyai kemampuan menghasilkan listrik sebesar 126 MW. Jadi secara total, PLTA Cirata sanggup memproduksi listrik sebesar 8 x 126 M, yakni 1008 MW.
Aku beruntung sekali bisa berkunjung ke pembangkit yang sangat eksotis ini dengan tanpa biaya alias gratis.. tis.. tis.. Bahkan dibiayai kantor lagi, hmmm. Ini semua karena PLTA Cirata termasuk salah satu unit pembangkit yang dimiliki PT Pembangkitan Jawa Bali, perusahaan tempatku mengais rizki. Alhamdulillah :). Aku mengunjungi Cirata di bulan ramadhan yang lalu, tanggal 18 – 20 Agustus 2010.
Untuk menuju kesana dari kota Bandung, bisa menggunakan kendaraan pribadi atau angkutan umum. Dari terminal bandung, cari angkot atau bus jurusan Plered. Dari Plered, menurut informasi dari rekan-rekan di Cirata, ada angkutan umum untuk ke waduk cirata, tapi jumlahnya sedikit.
Waduk Cirata
Pemandangan dari dinding bendungan sangat indah. Di satu sisi, kita bisa melihat genangan air yang sangat melimpah, sedangkan di sisi lainnya kita melihat sebuah jurang yang penuh bebatuan. Genangan air di waduk cirata ini berasal dari aliran dari waduk saguling yang letaknya lebih tinggi. Sedangkan aliran air waduk cirata nantinya akan menuju waduk jatiluhur. Jadi gambaran proses perjalanan si air ini kurang lebihnya seperti ini.
Jadi air dari saguling ini terus menerus dimanfaatkan untuk menghasilkan listrik. Pertama-tama air memutar turbin PLTA saguling, jadilah listrik. Lalu air buangan dari PLTA ini masuk waduk cirata dan kemudian memutar turbin PLTA Cirata, jadi listrik lagi. Air buangan dari PLTA Cirata kemudian masuk waduk jatiluhur. Lagi-lagi mereka memutar turbin PLTA Jatiluhur dan menghasilkan energi yang sangat penting di kehidupan manusia modern ini.
Luar biasa bukan. Dari satu tetes air bermanfaat menjadi banyak hal. Menjadi habitat bagi ikan-ikan, mengairi persawahan hingga menghasilkan listrik. Lebih istimewa lagi, listrik dari PLTA adalah listrik yang ramah lingkungan.
Kalau mampir ke waduk cirata, jangan lupa membeli sate maranggi, sate khas purwakarta yang rasanya sangat berbeda dengan sate-sate biasa. Maknyus pokoknya.. 🙂
PLTA Cirata
PLTA Cirata mempunyai 4 bangunan utama yakni waduk atau bendungan sebagai tempat penampungan air, saluran air, powerhouse atau gedung unit pembangkit dan switchyard atau unit transmisi yang akan menyalurkan energi listrik ke konsumen-konsumen. Satu hal yang paling membuatku takjub dengan PLTA ini adalah adanya terowongan sebagai akses jalan menuju powerhouse. Di PLTA Cirata ini, powerhouse terletak didalam perut bukit. Karena itulah dibuatlah terowongan ini sebagai akses jalan menuju powerhouse.
Sekitar 32 orang operator yang dibagi dalam 4 regu bergantian bertugas mengoperasikan unit dari dalam powerhouse. Hmm.. pekerjaan yang menantang sekaligus berbahaya. Coba bayangkan saja, andai saja terowongan itu runtuh, hmm para operator itu pasti akan terjebak didalam powerhouse. Semoga itu tidak pernah terjadi.
Suasana didalam powerhouse sangat lembab dan panas. Suasana siang hari atau malam hari tiada berbeda didalam powerhouse, karena sinar matahari tidak pernah bisa mencapai ruangan tersebut. Dinding-dindingnya penuh dengan mur dan baut dengan ukuran yang sangat besar. Mur dan baut ini adalah penahan dinding dari tekanan air waduk yang pastinya sangat tinggi.
Mempunyai pembangkit sebesar 1008 MW, bukan berarti setiap saat bisa menghasilkan energi listrik sebesar 1008 MW. 1008 MW tersebut adalah energi maksimal yang bisa dihasilkan. Besar kecilnya energy yang dihasilkan oleh PLTA sangat dipengaruhi oleh kondisi air di waduk. Nah, meski waduk cirata terlihat melimpah dengan air, PLTA Cirata ternyata cukup sering mengalami krisis air sehingga akhirnya unit tidak bisa beroperasi maksimal.
Penyebabnya? Siapa lagi kalau bukan ulah tangan manusia. Penggundulan hutan-hutan yang harusnya menjadi penahan air waduk di area hulu menjadi penyebabnya. Akibatnya air dari hulu mengalir tidak pada jalurnya. Longsor pun terjadi dimana-mana. Dan akibatnya debit air di waduk cirata pun berkurang. Hmm
Tapi sekarang ini mulai digalakkan penghijauan kembali daerah hulu. Semoga dengan kegiatan ini, waduk dan PLTA cirata akan tetap lestari selamanya. Dan di masa depan, akan dibangun lebih banyak lagi PLTA-PLTA lain di Indonesia, mengingat masih banyak potensi air yang ada di Negara kita ini.
akhirnyaaa..mendapat pencerahan juga gmn hubungan ketiga waduk itu, jadi kalo gitu total listrik yg dihasilkan jadi lebih banyak yak?
weeeewwww….. baru tahu “jeroannya” PLTA tu kek gitu yak, kereeeen
selama ini (yg paling keren) hanya bisa mengagumi keindahan paiton di malam hari, hohohoho.. apalagi masuk kedalemnya yak, mlongo mulu pasti.
“Yup mbak.. total listrik yang dihasilkan jadi lebih banyak…”
“Tidak semua PLTA mempunyai terowongan. Tapi semua PLTA kebanyakan eksotis dengan keunikannya sendiri-sendiri. Ada yang punya terowongan, ada yang punya gua alami, ada yang punya lori / rel yang kemiringannya hingga 45 derajat dll. Pingin banget bisa menjelajahi seluruh PLTA di indonesia ini..”
terima kasih postingannya ya..
kunjungi halaman kami ok!!
bendungan jatiluhur lebih besar kali dari pada bendungan cirata .
“Hmm.. mungkin juga mas.. Tapi PLTA Cirata kalau ga salah yang terbesar se-Indonesia bahkan Asia Tenggara dengan daya terpasang 1008 MW”
thanks infonya. Oh ya saya mau tnya tentang sensor apa aja yang ada di PLTA Cirata. Yang saya tahu pasti ada sensor level air di waduk itu. Apa ada lagi ya? Pastinya bnyak sekali ya??Saya lagi buat Tugas Akhir yang menceritakan tentang RANCANGAN PUSAT PENGENDALI SISTEM PERINGATAN DINI PLTA DAN DAERAH ALIRAN AIR SUNGAI (DESIGN CONTROL CENTER EARLY WARNING SYSTEM PLTA AND WATERSHED). Disini titik tekan saya pada jaringan komunikasinya. MIsalnya ketika level air dalam waduk mencapai ketinggian tertentu maka memberikan informasi ke control center dan langsung di teruskan ke teknisi PLTA melalui sms gateway atau bunyi sirine. Ini masih gambaran kasarnya aja.Mohon bantuan informasinya. Terimakasih sebelumnya
“Maaf mas, kalau urusan teknis begini, saya kurang tahu, he he he”
salam kenal mas 🙂
lumayan jg postingannya untuk tambahan wawasan.
saya di wilayah Region 3 mas.
wong saya lihat Waduk Sudirman di Banjarnegara saja sudah takjub, ,
ingin sekali suatu waktu berkunjung kesana 🙂
“Salam kenal mas korna”
trimaksih tas informasi’a,,
salam kenal,!!
makasih mba tas bagi2 ilmunya. aku ikut kagum………….Merdeka Indonesia met berjuang tuk masa depan.
loh, mbak agustus k PLTA cirata gtu??
mbak PJB jg y?
“Saya cowok.. :). Anyway iya, saya dari PJB Kantor Pusat Surabaya. Itu perjalanan Agustus 2010 mas”
emang boleh ya poto2 yang didalam ph dipublikasi seperti itu ??
“Oh gitu ya mas.. kalau gitu kuhapus saja dari postingan.. Terima kasih sudah diingatkan”
terimakasih untuk attensinya,… *senyum
“sama-sama mas”
exotis
senang membaca blognya mas
jadi lebih mengetahui ttg PLTA Cirata.
“Semoga bermanfaat”
pamungkas Says:
Desember 5th, 2011 at 08:28
emang boleh ya poto2 yang didalam ph dipublikasi seperti itu ??
–> terasa menyedihkan jika informasi tentang sesuatu yg dimiliki bangsa ini bahkan sekedar melihat fotonya saja dilarang. Kenapa engga melarang internet aja masuk ke Indonesia, Bung Pamungkas?
Mas, maaf saya pengen tahu info lebih jauh ttg PLTA Cirata ini, yaitu:
Apa tipe pelimpah di waduk ini, (kalau di Jatiluhur kan pakai Morning Glory)
Berapa kedalaman powerhouse di bawah tanah? (berapa tinggi bukit di atas power house?
Terima kasih
“Mungkin bisa kontak langsung ke PT PJB UP Cirata saja ya mas. Mohon maaf, saya tidak bisa membantu”
Wow keren masbro,