View jendela kamar hotel saya hari itu, sungguh sangat istimewa. Bukan matahari terbit, bukan pula matahari terbenam. Bukan pegunungan ataupun gugusan pulau dan pantai. Pemandangan hari itu adalah panorama sabana atau padang rumput. Tetapi, bukan sembarang sabana, karena di atasnya hidup berdampingan berbagai hewan herbivora, seperti Zebra, Keledai, Rusa, Jerapah, Kancil dan juga banteng. Sebuah pemandangan yang membawa saya serasa menjelajahi padang rumput Afrika. Selamat datang di Baobab Safari Resort, Taman Safari Indonesia II Prigen, Jawa Timur.
Baobab Safari Resort berlokasi tidak jauh dari Taman Safari Prigen. Hotel berbintang empat ini resmi beroperasi sejak 3 Agustus 2017. Terletak di kaki gunung Arjuna, suasana di Baobab Safari Resort sangat sejuk dan segar.
Begitu kaki saya menginjakkan kaki di Baobab, saya langsung terpukau dengan desain lobi hotel yang sangat menarik. Desainnya dibuat sedemikian rupa sehingga pengunjung benar-benar merasa seperti tengah berada di benua Afrika. Kesan Afrika semakin kuat dengan adanya replika pohon Baobab, sebuah pohon raksasa berumur panjang, yang habitat alamainya adalah di Afrika.
Begitu proses check in selesai dan mendapatkan kamar hotel, saya tidak langsung menuju kamar, melainkan langsung mengambil kamera dan berburu foto terlebih dahulu. Apalagi saat itu tepat jam 4 sore, yang mana saat itu adalah waktunya memberi makan jerapah. Segala informasi terkait jadwal rutin aktivitas di Baobab Safari Resort bisa dilihat di sebuah kartu kecil, yang diserahkan oleh resepsionis bersamaan dengan saat dia menyerahkan kunci kamar.
Sungguh menarik, melihat wajah-wajah menggemaskan dari anak-anak yang tengah mengantri untuk memberi makan jerapah, antara ketakutan, tapi penasaran. Ketika masih mengantri, ingin cepat-cepat memberi makan, tetapi ketika mereka sudah begitu dekat dengan jerapahnya, mereka lantas berusaha bersembunyi dibalik orang tuanya, bahkan ada yang sampai menangis. Namun begitu digendong menjauh dari lokasi pemberian makan, mereka merengek minta mendekat lagi.
Setelah puas memotret, saya pun menuju kamar. Sengaja saya memesan kamar dengan view savana agar suasana khas Afrika makin terasa, meskipun saya harus merogoh kocek yang cukup dalam karena harga dari kamar view savana dan view non savana berbeda cukup signifikan, terutama jika di akhir pekan dan hari libur. Dari kamar ini juga, jika suasana cerah, saya bisa melihat gagahnya gunung Arjuna yang menjulang setinggi 3276 meter diatas permukaan laut.
Malam tiba, saatnya untuk menonton sekilas pertunjukan dongeng binatang. Aktivitas ini sebenarnya diperuntukkan untuk anak-anak kecil. Tapi, boleh dong, saya sekedar mengamati kegiatan ini. Saat kunjungan saya di Baobab, aktivitas dongeng binatang ini dilakukan di sebuah ruangan di dekat lobi. Sebernarnya jika cuaca malam tengah cerah, aktivitas ini sebenarnya dilakukan di luar ruangan, di sebuah padang rumput di dekat kolam renang sambil membakar api unggun. Sayangnya hari itu, cuaca mendung dan ada potensi hujan, sehingga acara dipindahkan ke dalam ruangan.
Menjelang jam 9 malam, suasana lobi hotel menjadi hiruk pikuk. Hampir seluruh tamu Baobab Safari Resort berkumpul di lobi. Sebagian besar mengenakan jaket yang cukup tebal dan juga senter. Ternyata sesaat lagi, aktivitas night walk dimulai. Night walk adalah aktivitas berkeliling hutan di malam hari untuk melihat beberapa satwa yang memang muncul di malam hari. Hutannya masih merupakan bagian dari hotel. Aktivitas ini sebenarnya cukup menegangkan, tetapi karena dilakukan ramai-ramai, jadinya biasa saja. Sisa hujan siang tadi, membuat aktivitas night walk ini menjadi sedikit berat, karena tanah yang basah. Setelah berjalan selama 10 menit, akhirnya perjalanan kami berhenti sejenak untuk mengamati kandang landak. Dengan senter, saya bisa melihat sekilas binatang berduri ini. Berjalan lagi beberapa menit, mata saya diarahkan oleh sinar sebuah senter ke arah sebuah dahan pohon yang terletak sekitar 30 meter dari posisi saya berdiri. Sinar senternya cukup kuat, sehingga masih bisa menjangkau hingga jarak 30 meter. Di dahan pohon itu, saya melihat sosok burung hantu. Dari jauh, burung, yang menjadi petugas pengirim surat di film Harry Potter ini, tampak sangat lucu dan mengggemaskan.
Saat-saat menegangkan terjadi menjelang akhir perjalanan night walk, ketika saya ditunjukkan seekor ular phyton yang tengah melingkar. Awalnya saya merasa ngeri, karena ular itu cukup besar ukurannya. Tetapi kemudian saya merasa aman karena ular itu tampak tertidur, atau mungkin tengah kekenyangan. Tubuhnya tampak tidak bergerak meskipun ada beberapa sinar senter yang menyorot ke arahnya. Syukurlah. Beberapa menit setelah bertemu ular, perjalanan night walk pun berakhir. Sebuah pengalaman yang cukup seru dan menarik. Sepanjang night walk, saya tidak memotret sama sekali karena memang pencahayaan yang sangat minim, sehingga tidak ada foto yang bisa saya share.
Keesokan paginya adalah saat-saat yang paling indah. Bangun tidur, membuka jendela, melangkah ke balkon dan terlihatlah pemandangan savana pagi yang berwarna jingga kekuningan terpapar cahaya matahari pagi. Saya pun buru-buru kembali ke kamar untuk merebus air dan kemudian membuat secangkir teh. Saya bawa teh itu ke balkon. Menikmati suasana pagi yang sejuk dengan secangkir teh sungguh, kalau istilah kids jaman now, sebuah kenikmatan yang hakiki.
Sebuah pengalaman tak terlupakan di Baobab Safari Resort, Taman Safari Indonesia II Prigen. Suatu hari nanti, saya ingin kembali kesana, dengan durasi menginap yang lebih lama dan mungkin di hari kerja, agar suasana lebih tenang dan tentu harganya juga lebih murah.