Bersujud di Baiturrahman

———-

“26 Desember 2004, saat guncangan gempa dan terjangan tsunami meluluhlantakkan kota Banda Aceh dan sekitarnya, Allah menunjukkan kekuasaan-Nya, dengan memberikan perlindungan kepada hamba-hamba-Nya yang senantiasa bersujud di Baiturrahman, di rumah-Nya yang penuh dengan rahmat dan kasih sayang”

———-

Bangunan itu tampak gagah dan anggun. Berwarna putih hampir di seluruh bagian dindingnya. Sinar mentari yang bersinar cukup terik di hari yang menjelang siang ini membuat bangunan itu berpendar, sehingga tampak lebih berkilau. Di bagian atapnya terpasang 7 buah kubah yang cukup besar berwarna hitam pekat.

Masjid Raya Baiturrahman, Banda Aceh
Masjid Raya Baiturrahman, Banda Aceh

Bangunan itu mempunyai luas 4760 m2 dan berdiri di sebuah area seluas sekitar 4 hektar. Di sebelah timur bangunan terdapat sebuah kolam buatan berbentuk segi empat dengan hiasan air mancur di tengahnya. di waktu-waktu tertentu, terutama di malam hari, air mancur ini diaktifkan demi menambah kecantikan sang bangunan.

Aku seperti membeku melihat bangunan itu. Sungguh tidak kusangka, sampai juga akhirnya aku disini. Dadaku membuncah. Subhanallah, Ahlan wasahlan di Masjid raya Baiturrahman, Banda Aceh, Nangroe Aceh Darussalam. Kebetulan, saat aku berkunjung kesana, tanggal 31 Januari 2014 bertepatan dengan hari Jumat, sehingga aku bisa melaksanakan ibadah sholat Jumat di Masjid Baiturrahman.

Di sekitar masjid, berdiri lima menara yang dilengkapi pengeras suara. Satu menara utama terletak di sebelah timur masjid. Dari pengeras suara, terdengar alunan merdu dari bacaan ayat suci Al Quran menyambut kedatangan para jamaah sholat Jumat.

Masjid Raya Baiturrahman, Banda Aceh
Masjid Raya Baiturrahman, Banda Aceh

Karena waktu sholat Jumat masih sekitar satu jam lagi, aku pun memanfaatkan waktu untuk berkeliling area halaman masjid serta mengambil beberapa foto sambil ditemani Bang Edy. Dari keterangan Bang Edy, dan juga dari informasi yang kudapat di beberapa blog di dunia maya, Masjid Raya Baiturrahman ternyata sudah berusia cukup tua. Sejarah mencatat, tahun 1612, Masjid ini berdiri, di masa pemerintahan Sultan Iskandar Muda (ada juga riwayat yang menyatakan bahwa masjid ini dibangun oleh Sultan Alaudin Johan Mahmudsyah di sekitar tahun 1292). Dari beberapa informasi, bentuk awal Masjid Baiturrahman adalah dengan atap limas seperti bangunan Masjid di Indonesia pada umumnya.

Pada sekitar bulan April tahun 1873, Masjid raya ini dibumihanguskan oleh pemerintahan Hindia Belanda. Sebuah perisitiwa yang memicu kemarahan rakyat Aceh. Pertempuran besar pun terjadi hingga pada akhirnya mereda setelah Belanda menjanjikan akan membangun kembali Masjid Raya untuk menggantikan masjid yang dibakar.

Enam tahun kemudian, yaitu sekitar tahun 1879, Belanda menepati janjinya untuk membangun ulang Masjid. Pembangunan berlangsung selama kurang lebih 3 tahunan. Desain masjid pun berubah total, dari bergaya tradisional indonesia menjadi bergaya campuran Arab Eropa lengkap dengan sebuah kubah (dome). Setelahnya berbagai macam kegiatan renovasi terus dialami Masjid Raya Baiturrahman hingga akhirnya memiliki 7 buah kubah seperti sekarang ini.

Saat gempa dan tsunami mengguncang Banda Aceh di bulan Desember tahun 2004, Masjid Raya Baiturrahman tetap kokoh berdiri meski bangunan di sekelilingnya luluh lantak. Subhanallah. Bahkan Masjid ini akhirnya menjadi salah satu pos pengungsian bagi rakyat Aceh saat itu.

Setelah puas berkeliling halaman masjid dan mengambil beberapa gambar, aku pun mempersiapkan diri untuk Sholat. Lagipula cuaca semakin terik dan terasa sangat gerah di badan. Segera aku mengambil wudhu.

Hawa sejuk langsung terasa begitu memasuki bangunan masjid, mengusir gerah yang sedari tadi memenuhi tubuhku. Ribuan pualam yang tertambat di lantai masjid seolah menyerap panas tubuhku begitu kulit kakiku bersentuhan dengannya. Hmmm.

Aku sebarkan pandangan ke sekeliling ruangan yang didominasi warna putih dengan sedikit kombinasi warna hijau di dinding dan merah yang menjadi warna sajadah Masjid. Tampak beberapa orang tengah melaksanakan ibadah sholat sunnah. Sebagian yang lain sedang duduk bersila di dalam masjid. Mulut mereka tidak henti-hentinya berucap doa dan dzikir. Aku mengambil tempat di sekitar shaf ketujuh karena enam shaf di depan sebagian besar sudah penuh.

Interior Masjid Raya Baiturrahman, Banda Aceh
Interior Masjid Raya Baiturrahman, Banda Aceh

Subhanallah, mungkin ini adalah salah satu sholat Jumat terindah yang pernah kutunaikan selama aku hidup hingga sekarang ini. Tapi, aku yakin, di masa depan, akan banyak keindahan lain yang akan bisa kurasakan. Keindahan yang dipastikan menjadi cita-cita sebagian besar umat muslim di seluruh dunia, yakni sholat di Masjidil Haram di Mekkah, Masjidil Aqsha di Palestina serta Masjid Nabawi di Madinah.

Semoga dalam waktu dekat, aku (beserta istri dan seluruh anggota keluargaku, serta para pembaca blogger yang mempunyai mimpi yang sama denganku) bisa berkunjung ke tiga tempat terindah di dunia itu, dan aku harap para pembaca blogger ini mau meng-amin-kan doaku tadi πŸ™‚

12 thoughts on “Bersujud di Baiturrahman

  • 24/04/2014 at 12:00
    Permalink

    Amin ya robbal alamiin…
    Ikut mendoakan, Surya…smoga suatu hari nanti impian Surya dan dewi ini akan terwujud.
    Saya juga pengen kesana sama mas Budi, Risa dan suaminya kelak…duh, nulis gini aja mata saya udah berkaca-kaca, Sur!

    Reply
  • 24/04/2014 at 12:02
    Permalink

    Surya…saya juga pernah merasakan rasa haru saat sholat sendirian di mesjid agung Pekanbaru. Suami lagi ada kegiatan, dan saya naik becak sendirian dari hotel ke mesjid ini. Entah kenapa, rasanya indaaaaahhh banget ya kalo kita masuk ke sebuah mesjid yang belum pernah kita datangi dan kita sholat untuk pertama kalinya di mesjid itu…
    πŸ™‚

    Reply
  • 24/04/2014 at 12:04
    Permalink

    Oyaaaa, apa kabar, Sur?
    Maaf ya komen saya dirapel melulu…saya jarang buka blog. Sekalinya buka suka susah berhenti soalnya, hehe, kegiatan lain keteteran deh πŸ˜€

    Reply
  • 28/04/2014 at 12:42
    Permalink

    Suryaaaaa…
    coba tes komen dulu…
    soalnya dari kemaren aku gak bisa komen di tempatnya mba Irma lhooo…huhuhu…

    Reply
  • 28/04/2014 at 12:44
    Permalink

    Suryaaaa…
    dirimu beruntung banget sih, bisa kerja di tempat yang memungkinkan dirmuh buat jalan2 kesana kemari…
    Jadi jiwa motret dan petualang nya kan bisa tersalurkan yaaah…hihihi…
    *ada lowongan buat emak emak gak nih Suuur…hihihi..*

    Reply
  • 28/04/2014 at 12:46
    Permalink

    Dan Mesjid nya memang indah banget yah Suuuur πŸ™‚
    Tapi itu 4 hektar? gak kebayang gede banget yaaaaah…

    Kesian penjaga mesjid yang kebagian nge pel nya yaaah…hihihi…
    *komen emak emak*

    Aku pun ingin kesana Suryaaaa πŸ™‚

    Reply
  • 28/04/2014 at 12:47
    Permalink

    Suryaaaa…
    Asyik sekali kalo mba Irma pindahan rumahnya ke daerah ‘kota’

    itu mah wilayah kekuasaan ku banget atuh…dijamin gak bakal nyasar laaah…hihihi…

    Aku bakalan sering2 main kesono aaaah …hihihi…

    Reply
  • 09/06/2014 at 12:44
    Permalink

    sungguh indah mesjid di baiturrahman (y)
    nyaman sekali kalo solat disana

    Reply

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *