Hmm, sudah lama sekali aku ingin menulis dengan tema fotografi. Ah, akhirnya keturutan juga di postingan kali ini :). Sebenarnya bukan merasa sudah jago atau mahir, tapi hanya sekedar ingin berbagi sedikit pengetahuan yang sudah kupunya sejauh ini.
Tulisan ini diawali dengan request sebuah teman setelah melihat koleksi foto-fotoku di Flickr. Alhamdulillah, dia merespons sangat positif dan minta diajarin caranya bisa mengambil foto yang baik, terutama saat jalan-jalan. Ini semua karena dia sering merasa bahwa acara travelingnya sia-sia karena foto-foto selama perjalanan itu hasilnya ternyata kurang menurutnya.
Sebuah perasaan yang juga pernah kurasakan sebelumnya. Coba bayangkan, untuk melakukan kegiatan traveling, banyak hal yang harus kita korbankan, mulai waktu, tenaga, uang, jatah cuti (bagi yang sudah bekerja) ataupun keluarga (bagi yang tidak mengajak keluarganya). Apabila ternyata foto kenangan selama kita jalan-jalan ternyata hasilnya jelek, wah rasanya menyesal sekali. Ingin sekali mengulangi perjalanan itu, tapi itu sebuah hal yang sulit.
Untuk itulah, ku pikir, sekalian saja aku membuat sebuah tulisan, jadi aku tidak hanya berbagi ke temanku itu saja, tetapi ke semua teman-teman blogger semua. Dan untuk itu, aku terpaksa menunda melanjutkan kisah perjalananku ke Phuket, bulan februari 2012 yang lalu.
Di tulisan ini, aku tidak akan berbicara tentang teknik fotografi, tapi hanya cara bagaimana agar foto wisata yang kita dapatkan seolah bisa menceritakan kembali perjalanan wisata kita.
1. Tips yang pertama, Bawalah tripod.
Tripod ini adalah salah satu barang yang tidak pernah luput dari listku. Tripod mempunyai banyak fungsi. Dengan tripod kita bisa berfoto bersama dengan anggota rombongan tanpa harus merepotkan orang lain. Selain itu, tripod juga bisa diandalkan untuk foto di malam hari tanpa takut hasilnya blur dan goyang meski tanpa bantuan blitz / flash.
2. Kenali lokasi wisata yang akan dikunjungi dan sesuaikan waktu kunjungan dengan arah matahari.
Maksud dari tips nomor 2 adalah, teman-teman harus mengetahui arah dari lokasi wisata. Misalnya, seperti Maya Bay di Phi-Phi Ley Island. Pantai Maya ini dilihat dari letak geografisnya, menghadap ke arah barat, lihat gambar berikut ini.
Karena menghadap ke arah barat, maka waktu terbaik untuk mengunjungi Maya Bay adalah pagi hari dan saat sunset tiba. Ilustrasinya seperti pada gambar dibawah ini.
Gambar di atas adalah ilustrasi jika foto di pagi hari sebelum matahari tergelincir. Dari foto tersebut memang kita akan menghadap matahari, jika kebetulan cuaca cerah dan terik. Tapi itu bisa diatasi dengan memakai sunglasses.
Jika foto dengan kondisi ini, ketika langit cerah tanpa awan, kita akan mendapatkan background langit yang membiru indah.
Lain lagi jika kita datang ke Maya Bay di sore hari. Maka kondisinya bisa dilihat dari gambar berikut ini.
Dengan cara ini, foto yang dihasilkan akan backlight atau berupa Siluet, yaitu wajah kita gelap. Backlight adalah istilah fotografi dimana, cahaya di belakang objek lebih kuat daripada Objek. Memang kita bisa bantu dengan flash untuk memperjelas wajah kita, tapi tetap saja, background kita adalah langit yang berwarna putih.
Btw, meski cuaca tidak cerah a.k.a mendung ataupun berawan, teknik ini tetap harus dilakukan, karena terkadang meski berawan, sinar matahari tetap ada yang menembus awan meski hanya sedikit.
Contoh lain adalah City Hall di Penang, Malaysia. Bangunan eksotis peninggalan Inggris ini menghadap ke Timur. Karena itu saat yang paling tepat untuk berfoto dengan latar belakang City Hall adalah pagi hari, saat matahari bersinar dari sebelah timur. Liat ilustrasi.
Nah, ketika tahu teknik ini, maka kita bisa membuat itinerary yang optimal. Jika pagi hari ingin bermain di pantai atau berfoto dengan latar belakang gedung, mainlah ke pantai barat atau carilah gedung yang menghadap ke timur, sebaliknya jika sore hari, mainlah ke pantai timur atau cari gedung yang menghadap ke barat, kecuali kalau ingin berburu sunrise atau sunset.
3. Jangan ragu untuk berpanas-panas ria.
Jika ingin mendapatkan foto bagus sealami mungkin tanpa sinar flash, maka jangan ragu untuk terpapar sinar matahari alias berpanas-panas ria. Ini karena dengan adanya sinar matahari, kamera mendapatkan cukup cahaya untuk menangkap diri kita. Tentu saja, berpanas-panas ria ini tetap menggunakan tips nomor 2.
4. Pakailah pakaian dengan warna cerah
Warna yang cerah, akan menghasilkan foto yang ceria dan berwarna. Karena itu pakailah baju atau kaos dengan warna cerah
5. Mempersiapkan banyak memory card
Saat wisata, banyak sekali moment datang dengan sekejap. Untuk itu diperlukan kesiapan kapasitas memory card kamera jika sewaktu-waktu diperlukan. Jangan sampai ketika momen itu datang, memory card kamera kita kepenuhan.
6. Jangan lupa membawa charger kamera dan baterei cadangan kalau ada
Membawa kamera tanpa membawa charger ibarat bermain counter strike tanpa nyawa cadangan. Ketika baterei kita habis dan lupa membawa charger kamera, maka bisa dibilang berakhir sudah perjalanan wisata kita.
7. Kalau foto jangan terlalu jauh dari kamera.
Sering kali ketika kita berada pada sebuah bangunan yang besar dan kita ingin mengambil foto dengan latar belakang bangunan itu, kita berdiri di dekat bangunan itu, lalu teman kita yang memotret melangkah mundur dan menjauh dari kita hingga dia merasa seluruh bangunan itu masuk dalam lubang intip foto. Memang pada akhirnya background gedung itu berhasil diambil keseluruhannya, tapi kita jadi terlihat kecil di foto. Akhirnya sama aja wajah kita gak kelihatan.
Yang betul, begitu teman kita yang moto sudah berada pada posisi yang pas untuk mendapatkan semua background, kita mengambil posisi 2 sampai 3 meter didepannya (ini diasumsikan kamera prosumer atau kamera SLR dengan lensa kit 18 55). Dengan ini, kita bisa mendapatkan background gedung penuh dan wajah kita juga masih kelihatan.
8. Berdoa supaya cuaca cerah
Nah, kalau ini mah sudah kuasa Allah swt. Jadi banyak-banyaklah berdoa agar saat traveling diberikan cuaca yang cerah dengan langit yang membiru. Memang sih bikin badan jadi gosong, tapi ya namanya jalan-jalan, meski gosong harus dinikmati π
Dan finally, semoga tulisan yang singkat ini bermanfaat.
*dan aku adalah salah satu oknum yang selalu lupa nge-charge kamera kalo mau bepergian*
*dan juga oknum bodoh yang selalu lupa mindahin memory poto yang udah penuh ke kompie, sehingga ketika mau poto sibuk milih2 poto mana yang mau dihapus dulu…hihihi…parah*
eh…tapi bicara tentang tehnik fotografi…
waktu itu si Idep pernah posting tentang levitasi atau apaaaa gitu lah…
jadi pas dipoto kesan nya kita kayak yang terbang gitu Sur…keren lho….cobain mampir deh…
“Makanya tokh, di cek dulu :p. Btw, aku sudah baca tulisannya si depz mbak. Keren emang konsepnya. Minggu lalu dibahas di Kompas TV. ini tampaknya aliran fotografi baru”
Siip…siip ilmune cak. satu pertanyaan, kalo belum pernah mengunjungi obyek tersebut yok opo carane mengetahui menghadap ke barat atau timur obyek tersebut ? terus lebih prefer mana bawa pocket kamera atau DSLR soale dari sisi efisiensi & kecepatan menangkap momen koq enakan pocket kamera. tapi nek nonton hasile apikan DSLR *eh iki 2 pertanyaan yo
“Untuk tahu objek tersebut menghadap kemana? Aku sih biasanya baca-baca dulu di internet Dho’. Ya istilahnya riset dulu. Setelah itu lihat google maps, sambil membuat perkiraan, apakah objek tersebut menghadap ke timur atau barat, atau malah ke utara atau selatan. Kalau objek berupa candi seh enak, biasanya menghadap ke semua arah, jadi kita sendiri yang tinggal mengatur, mau ngambil angle dari mana.
Kalau aku, karena punyanya dslr, ya bawa dslr, he he. Kalau punya dua kamera, satu prosumer satu dslr, ya tak bawa dua2nya.. π
Nah untuk hasile apikan DSLR? Aku tidak setuju sepenuhnya, karena asal teknik kita mengambil objek tadi sudah benar, insya Allah pake kamera apa aja hasilnya bagus. Apalagi ketika pemandangannya memang bagus seperti di phuket, kamera apa aja pasti bagus.. :)”
Bermanfaat banget Suryaaaa, saya yang nggak paham fotografi aja sampe nyimak baik-baik tulisan ini, terutama yang maju 2 sampai 3 meter itu…ealaaaah, ternyata gitu to triknya!
Sekarang saya makin ngerti kenapa foto yang dipasang di posting Surya bagus-bagus, ternyata teorinya udah dikuasai banget…hehe, sayang sekali Risa belum punya tripod, Surya…padahal itu salah satu trik buat menghasilkan foto bagus, ehm, ehm…kayaknya harus berpikir buat beli tripod nih π
“Selain buat moto, tripod juga alat buat narsis mbak, he he he”
Errryyyy…ada lagi rahasia besar Erry yang saya tau…hihihi…kalo lupa ngecharge itu saya nggak heran, terus kalo mindah-mindahin foto itu saya mah malah nggak bisa sama sekali…hayoooo, lebih parah mana?
π
“Kalau yang ini no comment ah.. Ini olok2an antar ibu-ibu blogger, he he he”
Nah…ini dia tips OK yg penting banget… trims, Surya π
“Sama-sama. Semoga bermanfaat”
Thanks…Bang Surya bwt tipsnya, slama ni Aq slalu photo pake camera pocket jd hasilnya kurang max, pingin beli kamera yg bagusan dikit merek apa ya?yg harganya sesuai kantong mahasiswa, hehehehee…
“Kalau menurutku semua kamera bagus sih. Kalau pocket, sekarang ini banyak kok yang bagus, bahkan kamera handphone pun bagus. Kamera yang paling bagus adalah kamera yang kamu punya sekarang ini.. :)”
ketemuuuuuu…
*langsung print*
*eh tapi harus pindahin ke word dulu yah?*
Mudah mudahan bisa menghapalkan semua inih sebelum pergi ke Korea…hihihi…
“Semoga bermanfaat :)”