Karimun Jawa, the paradise (Part 2 – Day of Adventure)

Hari ini (14/5/2011) dimulai sejak pukul 4.30 pagi. Aku terbangun dengan kondisi yang sangat segar dan tidak sabar untuk segera memulai semua petualangan di kepulauan yang indah ini.

Perjalanan hari ini dimulai sejak pukul 7 pagi. Dari homestay kami berjalan bersama menuju dermaga kecil, tempat berlabuhnya kapal nelayan. Jarak dari homestay kami ke dermaga cukup dekat, sehingga jalan kaki ini sekaligus pemanasan sebelum nyemplung di laut nanti.

Saya di atas kapal di Karimun Jawa
Saya di atas kapal di Karimun Jawa

Di dermaga suasana sudah sangat ramai. Begitu ramainya hingga memancing Syah Bandar untuk keluar kantornya sekedar melakukan inspeksi mendadak terhadap kapal-kapal nelayan yang disewa para wisatawan untuk hoping island. Dan ternyata banyak dari kapal-kapal tersebut yang dinyatakan overload. Kapasitas jumlah penumpang kapal nelayan yang distandardkan si Syah Bandar adalah maksimal 15 orang plus 3 orang kru kapal. Sedangkan hari itu, jumlah penumpang rata-rata per kapal adalah 20 hingga 25 orang. Syah Bandar dan stafnya juga memeriksa jumlah pelampung yang tersedia di masing-masing kapal, dan didapati kenyataan bahwa jumlah pelampung kurang dari jumlah penumpang.

Banyaknya temuan kesalahan ini membuat keberangkatan pagi itu menjadi sedikit tertunda. Bahkan kapal yang sudah terlanjut berangkat pun dipaksa untuk kembali lagi ke dermaga. Akibatnya jam berangkat yang harusnya pukul 7 menjadi molor pukul 9. Tapi bagaimanapun juga, aku salut dengan syah bandarnya yang melakukan inspeksi pagi ini. Bagaimanapun juga kita harus safety first. Jangan hanya demi mengejar keuntungan sebesar-besarnya, pihak travel mengabaikan keselamatan konsumennya.

Kapal Perahu di Karimun Jawa
Kapal Perahu di Karimun Jawa

Kapal rombonganku sendiri berisi 13 orang dan 3 orang kru. Kami bertujuh yang se-homestay di rumah pak rifai naik kapal yang sama ditambah 5 orang sahabat baru yakni, Furi, Juwita, Kasih, Iwan dan Yogi.

Pagi ini cuaca cukup cerah, meski terlihat awan mendung di sekitarnya. Aku berharap sekali cuaca cerah, sehingga bisa mendapatkan foto yang bagus. Sebelum kapal berangkat, jangan lupa, pakai sunblock dulu.

Tujuan pertama kami adalah penangkaran hiu dan kura-kura di wisma apung. Di sini terdapat kolam yang berisi beberapa binatang laut yakni Patrick si Bintang Laut, seekor Ikan Pari, seekor Penyu dan beberapa ekor ikan hiu kecil. Berbekal sedikit keberanian, kami menceburkan diri ke kolam. Hiu yang ada dipenangkaran adalah hiu jinak, karena sejak kecil dipelihara disini. Tapi tetap saja, jangan sampai hiu-hiu tersebut mencium bau darah, bisa dipastikan dia akan mengganas.

Rame-rame di Penangkaran Hiu
Rame-rame di Penangkaran Hiu

Setelah puas bermain-main di kolam, kami langsung menuju spot snorkeling yang pertama, yakni pulau gosong. Sayangnya saat kami disana, laut lagi pasang, sehingga daratan pulau gosong yang hanya berukuran sekitar 10 meter dan hanya berupa daratan pasir putih tidak terlihat. Yang terlihat hanyalah air-air yang berwarna hijau. Padahal jika laut tidak sedang pasang, maka pemandangan di pulau gosong sangat eksotis.

Pemandangan di Karimun Jawa
Pemandangan di Karimun Jawa

Kapal berhenti di sekitar pulau gosong. Salah seorang kru kapal menceburkan diri masuk ke dalam air untuk mencari karang yang bisa dipakai untuk mengikat tali tambatan kapal. Pemakaian jangkar tidak diperkenankan disini, karena bisa merusak terumbu karang.

Dan inilah saat-saat menegangkan dimulai. Terus terang, ini adalah my first experience about snorkeling. And it is always the first time for everything. Setelah mendengarkan instruksi singkat dari kru kapal merangkap instruktur, aku pun bersiap. Kuperiksa lagi pelampungku dan memastikan bahwa tali pengaman sudah terikat. Lalu aku pasang fin alias kaki panjang serta kemudian google.

Ku hirup nafas dalam-dalam, berdoa dan kemudian Ceburr!!!!..

Snorkeling di Karimun Jawa
Snorkeling di Karimun Jawa

Dan aku pun dengan sukses menelan beberapa mili liter air laut. Rasanya luar biasa asin dan langsung membuat kerongkongan tercekat. Kondisi yang membuat aku sempat panik. Untungnya sang instruktur bergerak sigap dan segera menenangkanku.

Aku pun mulai bisa mengendalikan situasi. Beberapa saat kemudian aku berteriak kegirangan saat mengetahui aku berhasil mengapung, he he he. Bagi seorang yang tidak bisa berenang sepertiku, bisa mengapung adalah rahmat tersendiri, meski harus dibantu dengan pelampung.

Setelah itu, aku memulai untuk bersnorkeling. Kupasang google danlagi-lagi aku harus merelakan air laut masuk kedalam kerongkonganku. Ternyata aku salah memasang google karena hidungku masih belum tertutup oleh googlenya.

Aku pasang lagi google, kugigit selang udara dan berlatih bernafas dengan mulut sejenak. Setelah lancar, aku celupkan lagi kepalaku ke dalam laut, dan subhanallah, akhirnya aku bisa melihat alam bawah laut yang selama ini hanya bisa kulihat dari sebuah foto ataupun tayangan televisi. Benar-benar pemandangan yang sangat indah. Aku bisa melihat berbagai macam terumbu karang yang beraneka bentuk, ikan-ikan yang berwarna-warni serta biota-biota laut yang unik dan menarik. Setelah 2 menitan mencelupkan kepala ke laut, aku berhenti sejenak.

Aku melihat di kapal, si Aris ternyata belum turun ke laut.

Ayo Ris!!! Apik cak pemandangane!!, teriakku dengan bahasa suroboyoan yang kental abis.

Aris terlihat ragu untuk turun. Dengan bodynya yang hampir seberat satu kuintal beras (piss ris, he he), dia tampak tidak yakin pelampung bisa menahan berat badannya. Lagian dia mempunyai permasalahan yang sama denganku, yakni tidak bisa berenang.

Sampai pada akhirnya, hanya tinggal dia seorang yang di kapal. Dari situ dia ternyata mengamati satu persatu teman-temannya. Setelah dia memastikan bahwa yang tidak bisa berenang pun bisa mengapung, dia pun akhirnya memberanikan diri untuk mencebur ke laut. Dan dia pun kegirangan begitu tahu dirinya bisa mengapung.

Sejak saat itu, pada aktivitas snorkeling selanjutnya, Aris adalah orang pertama yang menceburkan diri ke laut dan orang terakhir yang naik ke kapal, he he he.

Saat asyik snorkelingan, tiba-tiba gerimis turun. Kami pun segera ke kapal dan langsung menuju ke pulau cemara kecil. Terus terang, aku sedikit kecewa dengan gerimis ini. Langit biru yang kucaripun lenyap, berganti dengan mendung yang kelabu. Yah mungkin today is not my lucky day.

Kami pun merapat ke pulau cemara kecil. Dari jauh saja, pulau ini tampak eksotis dengan air laut yang berwarna hijau mengelilinginya. Padahal langit mendung dan gerimis. Andai saja langit cerah, pasti pulau ini akan tampak lebih indah. Aku juga tidak berani memotret saat itu, karena gerimisnya lumayan besar.

Mendung Tebal di Karimun Jawa
Mendung Tebal di Karimun Jawa

Di pulau ini acaranya adalah makan siang dengan menu ikan bakar dan minum kelapa muda. Sambil menunggu selesainya ikan dibakar, kami jalan-jalan memutari pulau. Pulau cemara kecil ini tidak begitu besar, sehingga untuk memutari seluruhnya hanya butuh setengah jam saja. Untungnya gerimis pun akhirnya reda sesaat setelah kami tiba di pulau, sehingga aku pun bisa mengeluarkan kamera lagi. Jeprat jepret!!!

Puas berfoto dan bernarsis ria, kami pun kembali ke tempat panitia bakar ikan. Alhamdulillah, beberapa sudah ada yang matang jadi makan siang bisa segera dimulai. Nyam-nyamSedaaaappp.

Beberapa saat setelah makan siang selesai, hujan kembali turun. Kali ini lumayan deras dan berangin. Udara terasa sangat dingin. Laut yang dari tadi terlihat cukup tenang menjadi sedikit bergelombang.

Bagiku, ini adalah pengalaman yang cukup mencekam. Terjebak cuaca yang kurang bersahabat disebuah pulau kecil yang tidak berpenghuni. Jadi membayangkan seorang Tom Hanks yang terdampar di sebuah pulau dalam film Cast Away. Ketika terjebak dalam situasi yang serba ketakutan seperti itu, manusia biasanya mendadak teringat akan penciptanya. Dan itulah yang aku alami saat itu. Karena tidak ada yang bisa menolongku saat itu kecuali Allah SWT. Mau berteriak minta tolong, tidak ada yang mendengar kita. Mau menelpon seseorang, handphone tidak bisa menerima sinyal sama sekali. Apalagi yang bisa kita lakukan selain berdoa.

Saat itu pula, aku merasa bahwa sebagai manusia, aku ini benar-benar mahkluk yang sangat kecil dan lemah. Aku hanyalah sebuah titik atau bahkan debu dibandingkan lautan yang maha luas dihadapanku saat itu. Karena itu, tak patut kita menjadi sombong ketika diberi sedikit kelebihan oleh-Nya.

Hujan berlangsung cukup lama, dan selama itu pula, kami tidak berani untuk meninggalkan pulau. Untuk mengusir kebosanan dan kepenatan, aku dan teman-teman serombongan kapal memilih untuk bermain-main air. Ternyata berendam di dalam air terasa lebih hangat. Kami pun ngobrol ngalor ngidul sambil berendam. Beberapa diantara kami ada yang belajar mengapung di air. Konon, mengapung di air itu katanya mudah. Apalagi di air laut yang mempunyai kadar garam yang tinggi. Dan setelah beberapa kali mencoba, akhirnya aku berhasil juga mengapung, meski aku sendiri tidak berani mencobanya di tempat yang lebih dalam, he he he.

Setelah kurang lebih 2.5 jam terdampar di Pulau Cemara Kecil, hujan pun akhirnya mereda. Alhamdulillah, kami pun akhirnya bisa berlayar kembali. Karena cuaca tidak memungkinkan, kami langsung kembali ke pulau besar Karimun. Tapi nanti mampir ke penangkaran hiu yang ada di Pulau Menjangan Besar.

Acara hari ini selesai pukul 4 lebih 15 sore. Sebenarnya masih terlalu sore untuk mengakhiri petualangan hari ini. Tapi kondisi cuaca memang tidak memungkinkan. Semoga esok hari cuaca lebih bersahabat.

Menjelang sore, cuaca membaik. Matahari bersinar cukup terang di ufuk barat sana. Alhamdulillah, berarti hari ini pasti akan ada sunset yang indah.

==

Keesokan harinya, kami bertujuh (aku, aris, agus, wawan, rifqy, rina dan risa), yang tinggal se-homestay, memulai hari lebih pagi, tepatnya pukul 5 pagi. Kami menyewa mobil pak rifai dan minta diantar ke Nirwana Resort, salah satu resort yang terkenal di Pulau Karimun, untuk berburu sunrise. Pemandangan di sekitar Nirwana resort sangat indah. Yang menjadi khas dari Nirwana Resort adalah tumpukan karang putih yang menjorok ke laut.

Foto Bersama di Nirwana Resort, Karimun Jawa
Foto Bersama di Nirwana Resort, Karimun Jawa

Karena waktu, kami hanya bertahan hingga jam 6.30 karena jam 7, kami sudah harus di dermaga kecil dan memulai lagi petualangan. Cuaca pagi ini cerah seperti kemarin, dan Alhamdulillah, tidak tampak awan mendung. Semoga hari ini langit bisa membiru.

Jam 7 tepat, kami memulai perjalanan menuju Pulau Tengah. Pagi ini suasana dermaga kecil relatif masih sepi, tidak seperti hari kemarin yang sangat heboh. Mungkin banyak dari rekan-rekan wisatawan yang masih lelah dengan petualangan hari kemarin.

Tepat pukul 8.10, sampailah kami di spot snorkeling kami yang pertama. Lokasinya hanya beberapa ratus meter dari pulau tengah. Aku pun tidak menyia-nyiakan kesempatan untuk mengabadikan lansekap indah ini. Setelah puas, barulah aku bersiap untuk menceburkan diri kedalam laut yang sedari tadi menggodaku. Laut tampak sangat jernih, hingga kita bisa melihat terumbu karang yang ada didalamnya.

Dan .. byur!!!!.. Subhanallah, indah sekali pemandangan dalam laut di Karimun ini. Pemandangan dalam laut hari ini tampak lebih indah dari kemarin karena cuaca hari ini sangat cerah. Acara sesi foto underwater pun dimulai. Yak, jeprat-jepret!!!

Sayangnya aku tidak bisa berenang. Kalau bisa, maka aku tidak perlu memakai pelampung sehingga bisa berenang hingga dasar laut dan berfoto bersama terumbu karang dan ikan-ikan yang tengah sembunyi disekitarnya.

Aku benar-benar menikmati aktivitas snorkeling ini.

Snorkeling di Karimun Jawa
Snorkeling di Karimun Jawa

Setelah satu jam menikmati pemandangan bawah laut yang amazing, kami berpindah lokasi snorkeling. Lokasi yang baru ini hanya berjarak beberapa ratus meter dari lokasi yang lama, tapi tetap tidak kalah indahnya. Begitu kapal berhenti dan tali kapal sudah tertambat pada karang, kami semua langsung bergantian menceburkan diri ke laut.

Cuaca hari ini betul-betul sangat cerah dan panas. Langit tampak membiru dan kondisi seperti inilah yang kusuka. Yeah!! Thanks God.

Jam 11 siang, ketika badan mulai terasa agak lelah dan lapar pun mulai terasa, perahu yang kami naiki pun merapat ke pulau tengah. Seperti kemarin, acara di pulau tengah ini bebas. Kami dipersilahkan untuk berjalan-jalan menjelajahi pulau tengah, sementara panitia membakar ikan untuk makan siang.

Kameraku tidak henti-hentinya menjepret di pulau yang indah ini. Laut yang jernih dengan air yang berwarna kehijau-hijauan adalah sebuah pemandangan yang sejak dulu kuimpikan. Subhanallah Amazing.. Sebuah pemandangan yang dulunya hanya bisa kulihat dari majalah atau foto-foto teman, sekarang bisa kusaksikan dengan mata kepalaku sendiri. Ajaib.

Snorkeling di Karimun Jawa
Snorkeling di Karimun Jawa

Pasir di pulau ini juga sangat putih. Kondisi lingkungan di sekitar pulau juga lumayan terjaga dan bersih. Alhamdulillah. Semoga kebersihan dan keasrian lingkungan di pulau-pulau di sekitar Karimun Jawa ini tetap terjaga selamanya. Karena demi menjaga kebersihan inilah, setiap kapal yang bersandar di pulau-pulau di Karimun Jawa ini membayar sekitar 50 ribu kepada penjaga pulau yang digunakan untuk biaya kebersihan.

Sama seperti khas pesisir pantai, tumbuhan yang banyak tumbuh di pulau ini adalah pohon Kelapa.

Pulau tengah ini tampaknya sudah dikelola cukup baik sebagai tempat wisata. Disini terdapat warung yang menyediakan es kelapa muda, aneka macam gorengan dan minuman serta tak lupa makanan khas laut yakni ikan bakar. Satu yang kurang dari prasarana di pulau-pulau di Karimun Jawa ini adalah musholla. Untungnya aku dan aris sudah sedia membawa sarung dan sajadah begitu mendengar rencana acara hari ini akan berjalan hingga matahari terbenam. Tak lupa juga aku bawa kompas kesayangan yang akan menuntunku mencari arah kiblat.

Tepat jam 1 siang, ikan bakar pun siap untuk disantap. Nyam-nyam.

Setelah perut kenyang dan energi sudah recharge, perjalanan pun dilanjutkan kembali. Spot snorkeling kali ini ada di dekat pulau kecil. Disini terumbu karangnya berbeda dengan yang di dua spot sebelumnya. Bentuk terumbu karang disini seperti bentuk piring lebar. Ikan-ikan juga tampak lebih banyak disini. Oh iya, aku juga sempat melihat Nemo disini. Ada yang bergaris putih oranye seperti nemo, dan ada juga yang putih hitam seperti zebra. Karena keasyikan mengikuti gerak ikan, tanpa sadar aku berada terlalu jauh dari kapal, he he he.

Acara sepanjang hari ini sangat mengasyikkan, hingga tanpa sadar, waktu sudah mulai beranjak sore. Saatnya untuk kembali ke Pulau Karimun Jawa besar, untuk menyaksikan sunset. Rencana awal kami akan menikmati sunset di sekitar Nirwana Resort, tapi batal karena riak gelombang yang menuju Nirwana Resort sore itu cukup besar. Sebenarnya masih dalam batas aman untuk perahu yang kita naiki, tapi mengingat beberapa teman di kapal dalam keadaan mabuk laut, maka panitia memutuskan untuk memindahkan lokasi ke sebuah keramba di dekat pulau karimun jawa besar.

Sunset memang selalu indah dan mempesona.

Acara hari ini diakhiri dengan foto bersama rekan-rekan seperahu dalam perjalanan selama dua hari ini. Gak kerasa guys, ternyata dua hari ini begitu cepat ya. Semoga di lain waktu, kita bisa bersama-sama lagi.

Hari ini ditutup dengan acara belanja souvenir bersama. Seperti biasa, gantungan kunci menjadi souvenir andalan untuk dibagi-bagi ke keluarga dan rekan-rekan kerja. Dan petualangan di kepulauan Karimun Jawa ini resmi berakhir. Esok tinggal hari perjalanan pulang ke Jepara, dilanjutkan dengan ke kota masing-masing. Besok akan menjadi hari yang berat, karena sudah diperkirakan sebelumnya, KMP Muria akan penuh sesak, seperti saat keberangkatan. Dan agar bisa mendapatkan tempat duduk, kami akan berangkat sepagi mungkin ke pelabuhan. Dan cerita akan perjalanan pulang akan dilanjutkan di postingan selanjutnya. So, tetep stay tuned di wongkentir ya.. πŸ™‚

13 thoughts on “Karimun Jawa, the paradise (Part 2 – Day of Adventure)

  • 06/06/2011 at 06:02
    Permalink

    Suryaaaaa, ternyata kita sama-sama nggak bisa berenang…!

    Posting dan gambarnya keren pol, saya langsung tertarik dengan lokasi yang Surya ceritakan ini. Padahal sebelumnya, pantai dan laut itu konotasinya di mata saya adalah panas, lengket dan bau amis πŸ™

    Thanks udah berbagi ya, siapa tau kapan-kapan, saya yang akan berkunjung ke Karimun Jawa πŸ˜€

    “Hehe iya mbak, sama2 ga bisa renang… Tapi tenang mbak, ada pelampung kok :)”

    Reply
  • 06/06/2011 at 06:06
    Permalink

    Bener-bener laut yang bersih, tempat kayak gini sepertinya sudah jarang ada di negara kita, apalagi tempat wisata…uh, biasanya selalu penuh dengan sampah, sampah dan sampah…

    πŸ˜‰

    “Tapi kemarin sampah sudah mulai terlihat mbak… Semoga ada yang mau peduli membersihkannya…”

    Reply
  • 06/06/2011 at 08:56
    Permalink

    dugh komen saya smalem sptnya ga masuk πŸ™

    jadinya pake EO apa mas?
    brrti ambil yg paket 3h4M ya?
    saya juga kmrn pake paket yg itu
    tapi urutannya beda. pantai nirwana di hari pertama bgtu nyampe
    dan maen sama hiu di hari terakhir

    sayang banget yah yg tanjung gosong pas pasang
    tanjung gosong itu salah1 fav spotku di karjo
    selain pulau cemara kecil dan menjangan
    keren pol lah pokoknya karjo (karimun jowo)
    surgaaaaaaaaaa ;D

    “Aku pakai EO dari sukawisata mas. Iya, sayang banget pulau gosongnya pas pasang mas.. hiks hiks.. Padahal itu sudah spot yang aku bayangkan ketika berangkat.. Makanya, mungkin sengaja dibuat kayak gini biar aku kesana lagi mas.. :). Targetku tahun ini sudah harus kesana lagi :D”

    Reply
  • 06/06/2011 at 12:09
    Permalink

    Baca komentnya Depz malah bikin mupengg..

    Reply
  • 06/06/2011 at 12:11
    Permalink

    Mas Suryaaa… kok ga ada rincian biayanya, jadi penasaran kapan aku bisa jalan-jalan ke sana, jenuh bo ngeliat Kenjeran yang makin mengenaskan..

    “Tenang mbak, ada di part 3.. Di posting beberapa menit setelah ini ya :)”

    Reply
  • 06/06/2011 at 12:15
    Permalink

    Foto-fotonya keren banget Mas.. apalagi baca ceritanya wes toh ga bisa diucapkan dengan kata-kata….

    Reply
  • 06/06/2011 at 12:18
    Permalink

    Wush.. cepet banget balas komentnya mas Suryaa…. ck.ck… pokoknya tak tunggu postingan selanjutnya..

    “He he he… lagi pas mau posting soalnya mbak :)”

    Reply
  • 09/06/2011 at 20:50
    Permalink

    pengeeeeen.

    ikut seneng ngerasain perjuangan nyebur mas surya, pengen kesana dan ngerasain snorkling juga, hahaha

    Lautnya biru banget ya, mas. indah pokoknya

    “Iya mbak. Indah banget. Aku aja pengen nyebur lagi..”

    Reply
  • 20/11/2011 at 10:47
    Permalink

    Halo πŸ™‚

    Wah, saya senang sekali dengan cerita Mas tentang liburan ke Karimun Jawa – alurnya rapih, detil, dan deskriptif. Saya sendiri rencananya akan menghabiskan liburan Natal di Karimun Jawa. Terima kasih atas cerita menariknya ya Mas πŸ™‚

    Reply
  • 22/11/2012 at 10:05
    Permalink

    Mas Surya, salam kenal. Kisah nyata tentang Karimunjawa ini lucu dan menarik dibaca. Boleh aku pakai ya? Ijin dulu dong, biar saya gak kuwalat πŸ™‚

    “Dipakai buat apa ya mbak ningrum? Asal tidak berhubungan dengan uang sih silahkan. Dan juga minta tolong cantumkan url aslinya. Terima kasih”

    Reply
  • 05/02/2014 at 15:58
    Permalink

    kapan gw bisa berenang seperti poto di atas

    “Ke Karimun Jawa dulu Pak :)”

    Reply

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *