Menjoesoeri Kota Toea Soerabaja

Teman-teman pembatja blog wongkentir jang setia, pastinja soedah tahoe, djikalaoe kota Soerabaja dikenal sebagai kota Pahlawan. Joeloekoen ini disematdjkan sedjak peristiwa pertempoeran 10 nopember 1945 jang sangat tersohor itoe. Saat itoe arek-arek Soeroboio berperang dengan gagah berani melawan tentara sekoetoe (jang dibontjengi oleh belanda) meski hanja dengan bersenjatakan bamboe roentjing.

Dengan diiringi pekik Allahu Akbar dan semboian Merdeka ataoe Mati jang dikoemandangkan oleh Boeng Tomo lewat radio, mereka bertempoer sampai titik darah penghabisan, mempertahankan tanah air jang mereka tjintai.

Kini, lebih dari 65 tahoen sejak pertempoeran itoe, Soerabaja telah berkembang menjadi kota metropolitan jang siboek. Berbagai matjam jenis indoestri toemboeh di kota kelahirankoe ini, moelai dari tekstil, baja, elektronik, foernitoere, telekomoenikasi, pariwisata dan aneka indoestri lainnja. Semoea itoe didoekoeng oleh sarana infrastroektoer distriboesi jang tjoekoep baik moelai dari pelaboehan Tanjoeng Perak jang meroepakan pelaboehan tersiboek di Indonesia timoer hingga bandara oedara internasional Joeanda.

Meski modernisasi berkembang pesat di Soerabaja, kenangan akan masa-masa pendoedoekan VOC jang dilanjoetkan dengan penjajahan kolonial Belanda masih bisa diteloesoeri di kota ini. Peninggalan terbanjak adalah di daerah Soerabaja Oetara, moelai dari kawasan JL Rajawali, JL Kembang Jepun, JL Djembatan Merah, JL Pahlawan hingga JL Toenjoengan.

Read more

Mbolang di Karimun Jawa (Part 3 Going Home)

Dan hari itu pun tiba. Setelah berpetualangan menjelajahi bumi Karimun Jawa selama dua hari penuh, akhirnya saat kepulangan itu datang. Hujan deras turun membasahi pulau karimun semenjak subuh tadi. Angin berhembus cukup dingin.

Sejak jam 5.15 pagi, kami bertujuh sudah siap di depan homestay, menunggu jemputan yang akan membawa kami ke pelabuhan. Tiket kapal sudah dibagi tadi malam bersamaan dengan pembagian foto. Tas pun sudah di packing. Sarapan pagi pun sudah dilahap habis.

img_0734

Panitia travel berjanji akan menjemput kami jam 5.30 pagi agar kami bisa mendapatkan tempat duduk yang enak di kapal. Tapi melihat hujan yang turun dengan derasnya di pagi ini membuat kami sedikit cemas. Saat kedatangan kami di Karimun Jawa tiga hari yang lalu, penjemput kami adalah mobil bak terbuka. Nah, jika pagi ini, jemputan juga berupa mobil bak terbuka, kami pastinya akan basah kuyup.

Read more

Karimun Jawa, the paradise (Part 2 – Day of Adventure)

Pemandangan di Karimun Jawa

Hari ini (14/5/2011) dimulai sejak pukul 4.30 pagi. Aku terbangun dengan kondisi yang sangat segar dan tidak sabar untuk segera memulai semua petualangan di kepulauan yang indah ini.

Perjalanan hari ini dimulai sejak pukul 7 pagi. Dari homestay kami berjalan bersama menuju dermaga kecil, tempat berlabuhnya kapal nelayan. Jarak dari homestay kami ke dermaga cukup dekat, sehingga jalan kaki ini sekaligus pemanasan sebelum nyemplung di laut nanti.

Saya di atas kapal di Karimun Jawa
Saya di atas kapal di Karimun Jawa

Di dermaga suasana sudah sangat ramai. Begitu ramainya hingga memancing Syah Bandar untuk keluar kantornya sekedar melakukan inspeksi mendadak terhadap kapal-kapal nelayan yang disewa para wisatawan untuk hoping island. Dan ternyata banyak dari kapal-kapal tersebut yang dinyatakan overload. Kapasitas jumlah penumpang kapal nelayan yang distandardkan si Syah Bandar adalah maksimal 15 orang plus 3 orang kru kapal. Sedangkan hari itu, jumlah penumpang rata-rata per kapal adalah 20 hingga 25 orang. Syah Bandar dan stafnya juga memeriksa jumlah pelampung yang tersedia di masing-masing kapal, dan didapati kenyataan bahwa jumlah pelampung kurang dari jumlah penumpang.

Read more