Kisah perjalanan kali ini masih tentang daerah pesisir pantai barat pulau Jawa. Setelah merambah Labuan, Carita dan Anyer, akhirnya aku bisa sampai juga di Tanjung Lesung. Have you heard about Tanjung Lesung? Kalau belum, ini berarti di tulisan ini anda membacanya sekaligus mendengarnya untuk pertama kalinya.
Terus terang, sudah lama sekali aku ingin mengunjungi pantai ini. Tepatnya sejak 3 tahun yang lalu, saat aku menolak ajakan teman.
Kisah itu terjadi di tahun 2007, saat aku masih merantau di Jakarta. Saat itu beberapa teman kos mengajak travelling rame2. Dan saat itu Tanjung Lesung menjadi salah satu usulan dari seorang teman.
Tanjung Lesung? Apa itu?
Itulah kata-kata yang spontan keluar dari mulutku begitu mendengar usulan salah seorang kawan. Males ah. Ngapain.
Eh, itu pantai yang indah tau. Levelnya hamper sama kayak Bali. Pasirnya putih banget. Airnya tenang dan jernih. Pokoknya keren dah.
Dan saat itu aku dengan enteng menolak usulannya.
Kapan-kapan deh.
Ternyata penolakan itu menimbulkan penyesalan bagiku di lain hari. Suatu hari aku gak sengaja membaca artikel tentang Tanjung Lesung di Koran. Setelah beberapa kolom berita tentang tanjung lesung itu kulahap habis, penyesalan menyeruak di dada. Kenapa nggak ku terima usulan temanku dulu. Tapi, tidak ada kata terlambat kan? Pantainya gak kemana-mana kok, masih ditempatnya, he he he. Jadi kalau enggak dulu kesananya, ya suatu saat nanti, aku akan kesana. Begitulah keyakinanku. Dan pada tanggal 16 Februari 2010, kesempatan itu akhirnya datang. Yaaa…. Aku akhirnya bisa berkunjung ke Tanjung Lesung. Cihuuuyyyy. Alhamdulillah.
Untuk menuju Tanjung Lesung menggunakan kendaraan umum bisa naik bus jurusan Kalideres Labuan. Dari terminal Labuan, naik kendaraan umum yang menuju Tanjung Lesung. Aku sendiri saat menuju Tanjung Lesung menggunakan kendaraan pribadi bersama teman-teman.
Begitu menginjakkan kakiku di Pantai ini, aku langsung takjub. Benar-benar pantai yang sangat indah. Pasirnya sangat putih dan halus. Lautnya dangkal dan tenang. Ini mungkin karena pantai tanjung lesung ini tidak langsung berhadapan dengan samudera. Tapi yang membuatkan benar-benar takjub adalah airnya yang jernih. Ini adalah untuk pertama kalinya dalam hidupku, aku bisa menemukan pantai yang airnya sangat jernih. Saking jernihnya, kita bisa melihat isi dalam laut. Tanpa menyelam, kita bisa melihat berbagai terumbu karang dengan berbagai jenis ikan yang berenang-renang di sekitarnya.
Kalau melihat dari atas pantai maupun dermaga kurang puas, kita bisa menyewa peralatan snorkeling ataupun selam yang disediakan pengelola. Tapi karena aku ga bisa renang, jadinya aku ga nyewa. Huh!! Tampaknya aku harus belajar renang, supaya aku bisa berwisata dalam air. Pengelola juga menyediakan berbagai macam wahana air seperti banana boat, jet ski dan lain-lain.
Jika kita melempar pandangan jauh ke arah laut, akan tampak banyak sekali rumah-rumahan dari bambu yang dipasang Nelayan untuk menangkap ikan. Entahlah, aku tidak tau namanya, he he he he. Selain itu akan tampak sebuah pulau di tengah laut. Itu adalah Pulau Liwungan. Banyak orang bilang, kalau ke Tanjung Lesung tidak akan lengkap tanpa singgah di Pulau Liwungan. Dan pada kunjungan pertamaku di Tanjung Lesung ini, aku tidak berkesempatan mengunjungi Pulau Liwungan. Selain karena hari yang sudah terlalu sore, cuaca juga kurang mendukung. Mendung terus menerus menggelayut di angkasa selama kunjunganku di Tanjung Lesung.
So, sebenarnya kunjunganku ke Tanjung lesung kemarin bukan pada saat yang tepat, sehingga aku tidak bisa mendapatkan spot-spot untuk narsis dengan sempurna. Aku juga tidak bisa mengabadikan pemandangan pantai dengan langit yang biru dan air yang biru kehijau-hijauan. Tetapi itu tidak mengurangi kegembiraanku, bahwa akhirnya aku bisa menginjakkan kakiku di Pantai indah ini :).
Bagi yang suka foto, banyak sekali spot yang bisa di explore. Tapi mending kalau berkunjung ke pantai ini ketika cuaca lagi cerah. Jangan lupa juga untuk membawa filter CPL agar langit dan air laut jadi tampak lebih biru. Tripod, pasti harus bawa tuh. Ya siapa tau pingin narsis :).
karamba sur, karamba ๐
oooo karamba toh….
kok bisa namanya karamba, asal muasalnya gimana yo mbak?? ๐
doain moga aja turing ujung kulon
“Gud Luck Mas.. :)”
ko pantainya banyak batunya
“Ya mungkin memang seperti itu kondisinya mas… Tapi tetep bagus kok…. Bahkan batu2nya menambah eksotisnya pantai lho.. :)”