Sore itu, mungkin merupakan salah satu sore yang menakjubkan bagi saya. Tanpa diduga, saya mendapatkan kesempatan untuk mengabadikan salah satu senja terbaik dalam hidup saya. Sebuah senja yang tidak pernah saya bayangkan, karena seharian hujan terus-menerus mengguyur kota Magelang sejak pagi, tanpa menunjukkan tanda-tanda akan berhenti.
Saya sebenarnya baru saja tiba di kota Magelang pagi itu untuk sebuah agenda outbound dan rafting dari kantor yang pembukaannya baru akan dimulai di malam hari, sehingga saya mempunyai waktu yang cukup untuk sekedar berkeliling kota Magelang. Tapi hujan membuat saya akhirnya harus puas untuk sekedar menikmati pemandangan dari teras hotel sambil menikmati secangkir kopi panas.
Sekitar satu jam menjelang terbenamnya matahari, hujan pun mereda. Beberapa menit kemudian, langit yang seharian tampak putih, terlihat merekah. Matahari pun akhirnya berhasil mendaratkan sinarnya di bumi Borobudur hari itu. Seberkas cahaya dari langit sore itu terasa sangat menghangatkan. Bagi saya, cahaya itu seperti membangkitkan kembali semangat. Setelah hampir seharian menunggu, akhirnya ada sedikit kesempatan bagi saya untuk menjelajah.
Karena waktu yang sempit, saya memutuskan untuk berjalan tidak terlalu jauh. Hanya dengan menyusuri sejengkal demi sejengkal dari salah satu hotel terluas dan terbesar di kota Magelang ini sudah lebih dari cukup untuk memberikan sedikit peluh di badan. Apalagi kontur tanah di hotel yang bernuansa cottage ini, berbukit-bukit.
Langkah kaki akhirnya menuntunku ke tepian kali progo yang alirannya melintas halaman hotel. Arus sungai sore itu tidak terlalu deras, meskipun seharian tadi hujan. Beberapa air mengalir terus hingga ke hilir, sementara itu beberapa diantaranya tertahan disela-sela bebatuan yang berserakan memenuhi badan sungai. Melihat pemandangan ini, saya pun langsung bergegas mengeluarkan kamera dan tripod yang sedari tadi belum sempat mengabadikan gambar sama sekali. Dengan langit yang tampak mulai gelap, saya harus berkejaran dengan waktu untuk mengabadikan lukisan alam ini.
Sambil memotret, saya juga harus waspada dan berpikir tentang safety. Hujan deras yang mengguyur seharian tentu saja bisa membuat arus di sungai bisa berubah mendadak. Dari yang tadinya tenang, bisa tiba-tiba berubah menjadi deras dan membahayakan.
Dengan hati-hati saya letakkan tripod serendah mungkin hingga nyaris menyentuh batas permukaan air, untuk kemudian memulai memotret dengan kecepatan rana rendah. Saya beruntung, hari itu saya membawa lensa wide sehingga mendapatkan cukup banyak area yang masuk kedalam frame.
Ketika frame pertama terbuat, saya langsung bersorak kegirangan. Bagi saya, inilah salah satu foto impian saya, saat senja kemerahan, bebatuan dan arus air yang sehalus kapas menyatu dalam sebuah komposisi. Ah lukisan Allah sore itu sungguh cantik.
Setelah itu, saya kembali mengambil beberapa frame lagi dengan menjelajahi berbagai sudut yang berbeda dengan dua diantaranya, saya share pada postingan ini. Sambil memotret, saya tidak henti-hentinya bersyukur. Terima kasih ya Allah atas sebuah sore yang indah. Dan juga terima kasih atas sebuah kesempatan untuk mengabadikan momen yang sangat cantik ini.