Sunrise Of Bulak, Pesona Pesisir Surabaya

Sudah lama Surabaya dikenal sebagai daerah pesisir. Secara geografis, wilayah kota pahlawan ini memang berbatasan langsung dengan laut, mulai dari sisi utara hingga ke sisi timur. Sejak masa pemerintahan Hindia Belanda, Surabaya menjadi salah satu pusat perdagangan dengan pelabuhan kalimas sebagai pintu gerbangnya.

Pintu Masuk menuju lokasi Sunrise Of Bulak
Pintu Masuk menuju lokasi Sunrise Of Bulak
Poster Lomba Blog Sunrise Of Bulak
Poster Lomba Blog Sunrise Of Bulak

Sebagai daerah pesisir, salah satu mata pencaharian utama dari warga Surabaya adalah nelayan, terutama bagi warga yang tinggal di kawasan pesisir utara dan timur Surabaya, seperti Bulak, Kenjeran ataupun Semampir. Sayangnya, selama ini wilayah-wilayah pesisir Surabaya tersebut identik dengan kondisi kumuh, bau dan kotor. Pantainya dipenuhi berbagai macam sampah, baik itu sampah dari sisa konsumsi seperti plastik, kaleng maupun sampah dari limbah hasil laut seperti sisik ikan, cangkang kerang maupun kulit udang. Kondisi makin diperparah dengan air pantai yang keruh kecokelatan. Sebuah pemandangan yang sangat jauh dari kata indah.

Situasi ini sepertinya menjadi sebuah tantangan bagi pemerintah kota Surabaya pimpinan Ibu Tri Rismaharini yang ingin mengembalikan hegemoni kawasan pesisir Surabaya dengan menjadikannya sebagai sentra perikanan sekaligus tujuan wisata Surabaya. Untuk itulah, beberapa hari yang lalu, tepatnya mulai dari tanggal 3 April hingga 10 April 2016, Pemerintah Kota Surabaya mengadakan sebuah festival bertajuk Bulak Festival 2016.

Agenda Selama Sunrise Of Bulak
Agenda Selama Sunrise Of Bulak

Berbagai macam agenda kegiatan dilaksanakan selama satu minggu penuh di kawasan Bulak, mulai dari bakti sosial, lomba blog, lomba foto sunrise of Bulak, panggung hiburan, lomba rumah nelayan bersih, lomba rumah nelayan cantik, makan ikan bersama-sama walikota, balapan perahu mini, lomba memasak ikan dan juga nelayan fashion show. Semua acara ini bertujuan untuk memperkenalkan Bulak sebagai kawasan tujuan wisata di Surabaya. Acara ini sekaligus juga memiliki misi untuk meramaikan kembali sentra Ikan Bulak yang masih kurang diminati baik pedagang maupun pembeli sejak diresmikannya tahun 2012 silam.

Bunga di taman sekitar kawasan Bulak
Bunga di taman sekitar kawasan Bulak

Kemeriahan yang tersaji selama festival menjadi magnet bagi para pengunjung, baik dari dalam kota maupun yang dari luar kota Surabaya, termasuk diri saya sendiri. Saya mengunjungi Bulak bersama istri pada hari Minggu, 10 April 2016. Karena memang sengaja ingin berburu matahari terbit, maka kami berangkat dari rumah sejak pukul 5 pagi.

Sesampainya disana, sekitar dua puluh menit kemudian, suasana sudah sangat ramai. Sekilas saya melihat, kondisi pantai dan juga pemukiman di Bulak, masih tampak kurang begitu baik. Sampah masih sering terlihat di pantainya. Tapi penilaian saya ini masih terlalu subjektif, karena saya belum melihat kondisi awalnya, sehingga tidak bisa membuat perbandingan. Meski begitu, saya bisa menilai bahwa kawasan Bulak sekarang makin cantik dengan adanya sebuah taman bunga disana.

Bunga di taman sekitar kawasan Bulak
Bunga di taman sekitar kawasan Bulak

Pagi itu, saya mendapatkan golden sunrise di Bulak. Panorama matahari terbit yang cantik memang salah satu keistimewaan yang dimiliki pantai-pantai di pesisir timur Surabaya seperti pantai Bulak dan pantai Ria Kenjeran. Siluet dari kapal-kapal nelayan yang tengah terdampar di tepi pantai karena surutnya air laut, menjadi objek foreground yang sempurna untuk mendampingi sinar sang mentari. Ah, sebuah frame yang menawan.

Perahu Nelayan di Bulak
Perahu Nelayan di Bulak
Sunrise Of Bulak
Sunrise Of Bulak

Ditengah kondisinya saat ini, Bulak, maupun kenjeran, memang menyimpan sebuah potensi keindahan yang luar biasa. Semoga di masa mendatang, kawasan ini bisa semakin tumbuh dan berkembang sesuai dengan harapan yang dicita-citakan bu Risma. Pengunjung wisatanya banyak dan sentra ikan Bulak menjadi ramai. Dan pada akhirnya, kawasan ini bisa menjadi kekuatan baru perekonomian kota Surabaya, terutama dalam menyambut datangnya era perdagangan bebas.

Trus, kapan rek, dolan neng Bulak?

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *