Menuju Gerhana

Saya terlahir dengan nama Surya. Awalnya saya mengira, itu hanyalah sebuah nama dengan arti kiasan yang merupakan doa dan pengharapan kedua orang tua saya. Tapi, ternyata saya salah. Ada makna lugas yang terkandung pada nama itu, selain doa dan pengharapan.

Ilustrasi gerhana matahari total
Ilustrasi gerhana matahari total

Ternyata nama Surya itu diambil dari fenomena gerhana matahari total yang terjadi beberapa hari setelah kelahiran saya. Bahkan sebenarnya, hari perkiraan lahir saya ada di tanggal 11 Juni 1983, tepat di hari Gerhana. Tapi takdir kemudian menggariskan bahwa saya sudah tiba di dunia ini beberapa hari lebih cepat. Fenomena alam itu pun memberikan inspirasi bagi orang tua saya dan jadilah saya menyandang nama Surya.

Kisah pun berlanjut dengan cerita tentang kehebohan yang terjadi 33 tahun silam, terutama tentang peringatan pemerintah akan bahayanya gerhana matahari bagi mata manusia dan larangan keluar rumah selama gerhana berlangsung. Orang tua saya, yang tentu saja tidak ingin mata anaknya buta, lantas menyiapkan “lokasi persembunyian” paling aman yang bisa mereka berikan. Tepat beberapa menit menjelang waktu gerhana, orang tua saya menaruh saya, lengkap dengan segala perlengkapan bayi, di sebuah bak kamar mandi yang sudah dikosongkan airnya. Setelah itu bagian atas bak kamar mandi itu ditutup dengan papan tipis, agar tidak ada sinar matahari yang masuk. Dinding bak kamar mandi tersebut kemudian di bor di lima tempat sehingga ada lubang untuk sirkulasi udara. Sebelum meletakkan pada bak mandi, saya dikenyangkan terlebih dahulu, sehingga tertidur nyenyak dan tidak menangis.

Dan gerhana matahari pun terjadi.

Ayah saya mengisahkan, saat itu suasana di rumah sangat hening. Nyaris tidak ada suara yang terdengar. Ayah menggambarkan, suasanananya hampir mirip dengan suasana jam 1 pagi dini hari. Di rumah saat itu juga tidak ada radio ataupun televisi, sehingga benar-benar sunyi. Suasana siang yang awalnya terang, meredup perlahan-lahan hingga akhirnya menjadi gelap bak malam hari. Selang beberapa menit kemudian, gelap pun mulai memudar, hingga akhirnya siang kembali terang benderang. Beberapa hari kemudian, bertepatan dengan agenda imunisasi, orang tua saya memeriksakan saya ke dokter mata, untuk memastikan tidak ada masalah dengan mata saya terkait kejadian gerhana matahari.

Lima tahun berselang, tepatnya di tahun 1988, peristiwa gerhana matahari kembali menghampiri bumi Indonesia. Tidak ada kisah yang saya ketahui tentang gerhana ini dari orang tua saya, karena memang saat itu gerhana tidak melewati wilayah pulau jawa. Wilayah Indonesia yang dilintasi gerhana 1988 adalah Sumatera Selatan, Kalimantan Barat dan kalimantan Timur. Begitu pula dengan gerhana matahari total 1995 yang hanya melintas di wilayah kepulauan Sangihe, Sulawesi Utara.

Sejarah Gerhana Matahari Yang Pernah Melintas di Indonesia
Sejarah Gerhana Matahari Yang Pernah Melintas di Indonesia

Dua puluh satu tahun berlalu.

Kini gerhana matahari total menyapa nusantara kembali. Tepatnya di hari Rabu, 9 Maret 2016. Kali ini sang gerhana juga tidak menghampiri pulau Jawa, tetapi menyusuri daerah sekitar khatulistiwa, mulai dari Palembang, kepulauan Bangka Belitung, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Sulawesi Barat, Sulawesi Tengah dan kemudian bergerak ke utara menuju Maluku Utara dan terus menuju kepulauan Pasifik.

Jalur Gerhana Matahari Total 9 Maret 2016
Jalur Gerhana Matahari Total 9 Maret 2016

Ini adalah gerhana matahari total pertama di Indonesia di abad 21, dimana era internet dan sosial media berkembang dengan pesatnya.

Gerhana matahari Total 9 Maret 2016 ini akan menjadi sebuah event yang sangat spesial bagi bangsa Indonesia karena khusus untuk gerhana matahari totalnya hanya melintasi wilayah Indonesia. Sedangkan untuk gerhana matahari sebagian bisa dinikmati di seluruh Indonesia, Australia, Malaysia, Singapura, Thailand dan Filipina.

Fakta ini membuat gerhana matahari total 2016 ini pun kemudian menjadi salah satu andalan dari Kementerian Pariwisata untuk menarik turis mancanegara datang ke tanah air. Salah satu targetnya tentu saja para ilmuwan bidang astronomi. Hampir bisa dipastikan akan banyak peneliti astronomi yang datang ke Indonesia.

Selain itu, diperkirakan ratusan ribu turis mancanegara akan datang ke Indonesia. Menjadi salah satu dari sedikit manusia di bumi yang bisa menikmati sajian fenomena alam yang langka seperti gerhana matahari akan menjadi pengalaman tersendiri bagi wisatawan asing. Apalagi di era sosial media seperti sekarang ini, pengalaman menyaksikan gerhana matahari secara langsung akan menjadi semacam kebanggan tersendiri.

Tidak singgahnya gerhana matahari total di pulau Bali, yang merupakan basis utama wisata Indonesia, menjadi peluang bagi kementerian Pariwisata untuk memperkenalkan wajah lain dari Indonesia ke turis mancanegara. Mungkin ini waktu yang sangat tepat untuk memperkenalkan keindahan Bangka Belitung, keelokan wilayah perairan sekitar teluk Tomini ataupun kecantikan gugusan kepulauan di Maluku Utara. Apalagi jika semua keindahan yang sudah ada itu berbalut dengan suasana gerhana yang tentunya menjadi sebuah pemandangan yang langka. Foto yang dihasilkan pun menjadi foto yang unik karena tidak semua orang memilikinya.

Momen gerhana ini juga bisa dimanfaatkan oleh kalangan akademik, khususnya di bidang ilmu astronomi, untuk menggali ilmu sebanyak-banyaknya dari ilmuwan yang sudah menyempatkan diri untuk datang ke Indonesia.

Selain wisatawan mancanegara, fenomena gerhana matahari total ini diperkirakan juga menyedot animo wisatawan domestik. Salah satu diantaranya adalah saya sendiri. Masifnya informasi tentang gerhana di beberapa media online sejak awal tahun 2016, membuat saya, yang sejak awal memang sudah ingin menyaksikan gerhana matahari secara langsung, makin tergoda. Apalagi ketika mengetahui kenyataan bahwa tanggal 9 Maret 2016 adalah hari libur nasional karena bertepatan dengan hari raya nyepi.

Saya pun bersiap untuk berburu tiket pesawat menuju ke salah satu lokasi tempat terjadinya gerhana matahari Empat lokasi pilhan saya yaitu antara Palembang, pulau Bangka, pulau Belitung atau Balikpapan, dengan alternatif utama adalah Balikpapan, karena bisa diakses dengan hanya satu kali penerbangan dari Surabaya.

Sebelum memulai perburuan tiket, saya mencoba mencari rekan yang bisa diajak, tapi hingga hari ini, saya belum mendapatkannya, sampai akhirnya saya menemukan lomba blog dari blogdetik yang tengah mencari 20 laskar gerhana yang akan diajak ke Belitung tanggal 9 Maret 2016 nanti. Dengan pengumuman pemenang yang akan disampaikan pada tanggal 22 Februari, jika ternyata saya gagal terpilih, saya masih punya waktu lebih dari 10 hari untuk menyiapkan agenda keberangkatan sendiri. Jadi, saya putuskan untuk berusaha terlebih dahulu melalui tulisan saya di blog ini, untuk dipilih menjadi salah satu dari 20 blogger anggota laskar gerhana.

Jika terpilih, ini akan menjadi sebuah pengalaman langka yang sangat berharga buat saya, karena kalaupun saya berangkat sendiri, saya yakin keseruan maupun pengalaman yang akan saya dapat akan jauh berbeda dibandingkan dengan jika saya berangkat bersama laskar gerhana.

Jadi, saya akan berjuang, menuju gerhana.

26 thoughts on “Menuju Gerhana

  • 07/02/2016 at 21:59
    Permalink

    Semoga sukses tergabung di Laskar Gerhana, Surya..:)

    Tgl gerhana itu pas hari ulang tahun ketiga anak bungsuku:)

    Reply
    • 08/02/2016 at 05:24
      Permalink

      Amiiin 🙂
      Terima Kasih doanya mbak Marhamah

      Wah, ulang tahun anak bungsu di tahun 2016 ini jadinya istimewa ya karena pas momen gerhana 🙂

      Reply
  • 08/02/2016 at 09:20
    Permalink

    Semoga berhasil terpilih menjadi laskar gerhana mas surya…salam dari rekan brantas hee 😀

    Reply
  • 08/02/2016 at 11:12
    Permalink

    Semoga sukses mas surya hardhiyana dan lolos seleksi laskar gerhana detikcom

    Reply
  • 08/02/2016 at 11:16
    Permalink

    Semoga sukses mas surya hardhiyana.. Saya tunggu foto2 hasil hunting gerhananya…

    Reply
  • 08/02/2016 at 12:38
    Permalink

    Terima Kasih Koh Vratz Hikma, Mas Markus, Mas Bebe dan Mas Hayat sudah mengunjungi blog ini. Amin atas doanya 🙂

    Reply
  • 08/02/2016 at 13:10
    Permalink

    Menarik sekali Surya tulisan blognya. Wondering rensponsif orang tua jaman sekarang dengan orang tua jaman dulu ketika nanti gerhana matahari 9 maret 2016 akan muncul…yg pasti sepertinya bukannya sembunyi malah selfie bahkan wefie ataupun membuat video untuk diupload di youtube di tengah gerhana matahari berlangsung.
    Dan baru kusadari, walaupun kita satu angkatan SLTP 1 Gresik, tetapi baru sadar kalau dirimu lbh muda 1thn drpd aq, hahaha…ternyata kelahiran 1983 tho. Wkwkwk…
    Good luck ya buat Laskar Gerhananya^^
    And let’s us enjoy the sun eclipse March 9th, 2016 di muka bumi Indonesia kita yg tercinta ini^^
    Once again, nice post, Surya…Ibu Suri sukaaaaa banget^^

    Reply
    • 08/02/2016 at 13:24
      Permalink

      Terima kasih sudah mampir Rima.. Iya nih, kata teman2, saya dulu kecepetan masuk sekolahnya, he he he

      Reply
  • 09/02/2016 at 12:10
    Permalink

    Tulisan yg menarik, semoga sukses terpilih sur..Ditunggu hasil fotonya 😀

    Reply
    • 12/02/2016 at 07:24
      Permalink

      Wah, enggak lah mbak. Saingannya banyak, dan bagus bagus juga tulisannya. Tapi saya amin kan doanya mbak 🙂

      Reply
  • 15/02/2016 at 09:41
    Permalink

    Suryaaaaaa…
    Ternyata ada arti tersendiri dari namamu itu yaaaah 🙂

    Jadi seharusnya dikau lahir tgl 11 Juni tapi kecepetan? Jadi bertepatan sama gerhana yah.
    Tanggal lahir kita bukannya samaan kan yah? Tapi beda tahun aja siiiih hehehe…
    *iya, tuaan akuuuuuh hehe*

    Reply
    • 15/02/2016 at 12:53
      Permalink

      Kisahnya sih, HPLku katanya pas Gerhana yaitu tanggal 11 Juni 1983. Tapi kemudian aku lahir beberapa hari lebih dulu, lebih cepat dari HPL. Dan Allah mentakdirkan tanggal lahir kita sama Mbak, meski, ya, tahunnya beda 😀

      Reply
  • 15/02/2016 at 09:43
    Permalink

    Jadi pokoknya mah dapet ataupun gak dapet tiketnya,
    tapi nanti bakalan tetap berangkat kan yah?
    Okeeeeh….aku doakan mudah2an sih bisa beneran dapet dari blog tiketnya yah Suuuur 🙂

    Reply
    • 18/02/2016 at 09:55
      Permalink

      Kira kira harga tiket pesawatnya berapa ya mas?,saya ingin mengajak keluarga sya!

      Reply
      • 18/02/2016 at 09:57
        Permalink

        Hmm, kalau untuk tahu harga tiket, bisa melihat website pembelian tiket, seperti tiket dot com ataupun traveloka dot com. Disana kita bisa mengecek harga2 tiket pesawatnya mbak

        Reply
  • 18/02/2016 at 09:48
    Permalink

    Hallo mass surya salam kenal sy umi kbtln sy jg lahir di bulan dan tahun gerhana matahari 1983 ,,,sy jg mau menyaksikan gerhana matahari secara langsung pd tgll 9 maret 2016 di bangka belitung

    Reply
    • 18/02/2016 at 09:52
      Permalink

      Salam kenal juga buat mbak Umi. Wah, mau berangkat ke Bangka Belitung ya, Mbak. Memang, Gerhana Matahari Total 9 Maret 2016 besok tidak dapat dilewatkan

      Reply
  • 19/02/2016 at 15:00
    Permalink

    Saya kok masih ingat ya, kejadian gerhana.. Tapi kalau iya kejadian nya tahun 83 artinya umurku 1 tahun kala itu. Tapi masa iya umur setahun ingat kejadian itu? Apa ada gerhana matahari lain selain tahun 83?

    Reply
    • 19/02/2016 at 17:56
      Permalink

      Setelah 1983, Indonesia dilewati Gerhana Matahari Total tahun 1988 yang melewati palembang dan sebagian pulau Kalimantan. Dan tahun 1995 yang hanya melewati wilayah kepulauan Talaud, Sulawesi Utara. Mungkin mas Pahalaguru ingatnya yang gerhana 1988

      Reply
  • Pingback:Mengenang Momen Indah bersama Laskar Gerhana (Bagian 1) | Story of My Life

Leave a Reply to pahalaguru Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *