Berkunjung ke Samarinda, Sang Kota Tepian

Akhir Januari 2013 yang lalu dan hingga beberapa bulan kedepan, insya Allah aku bakal cukup sering bertandang ke kota Samarinda, salah satu kota terbesar di Kalimantan sekaligus ibu kota dari propinsi Kalimantan Timur. Kota Samarinda mempunyai julukan kota tepian. Ini tidak lain karena letak geografisnya yang berada di tepian sungai Mahakam.

Samarinda1

Meskipun berstatus sebagai ibu kota, gerbang utama propinsi Kalimantan Timur justru tidak berada di kota Samarinda, melainkan di kota Balikpapan. Bandara Udara Sepinggan, berada di kota Balikpapan, pun pelabuhan utama propinsi Kaltim juga terletak di Balikpapan. Hal yang sempat membuatku terheran-heran, karena di hampir kebanyakan propinsi di tanah air, bandara dan pelabuhan berlokasi di ibukota propinsi. Kalaupun tidak di ibukota, ya di pinggiran ibu kota yang berjarak kurang dari satu jam perjalanan.

Untuk menuju Samarinda, dari Balikpapan, jalur yang biasanya digunakan adalah jalur perjalanan darat yang memakan waktu sekitar 3 jam. Bagi yang ingin cepat, bisa menggunakan jalur udara dengan pesawat perintis. Pesawat ini nantinya akan mendarat di bandara Termindung, Samarinda.

Melihat kota Samarinda, membuatku teringat akan pelajaran sejarah peradaban manusia. Bahwa kota-kota dan peradaban berangkat dan berkembang dari daerah di sekitar aliran sungai, karena daerah ini biasanya adalah daerah yang subur. Ada peradaban Hidustan di sungai Gangga, India , peradaban mesir kuno di sungai Nil ataupun peradaban mesopotamia di sungai Eufrat dan Tigris.

Sungai sejak lama menjadi denyut nadi kehidupan dari masyarakat borneo, jauh sebelum para pengusaha tambang mengeruk minyak ataupun batubara di bumi paru-paru dunia ini. Jika di Kalimantan Selatan ada sungai barito, di Kalimantan Barat ada sungai Kapuas, kalau di Kalimantan timur yang menjadi sumber kehidupan adalah sungai Mahakam. Aliran sungai mahakam sangat luas, membentang dari hulu di sekitar kabupaten kutai hingga kota Samarinda di bagian hilir.

Sungai mahakam berperan sangat besar bagi masyarakat kaltim mulai dari pengairan hingga sarana transportasi. Berbagai macam hasil bumi diangkut melalui sungai mahakam, mulai buah-buahan, sayur-mayur, aneka kayu dan rotan, hingga batubara. Aku sendiri sempat heran melihat tongkang batubara hilir mudik di sungai, tapi ya memang sungai mahakam begitu lebar dan luas, sehingga bisa dilewati kapal tongkang.

Selama di Samarinda, aku menyempatkan diri mampir di Masjid Islamic Center, Samarinda yang sangat megah dan cantik. Juga menikmati aneka hidangan laut seperti ikan, udang dan kepiting, serta tidak lupa menikmati lezatnya elay, durian khas Kalimantan. Hmm, insya Allah kisah-kisah itu akan ditulis tersendiri di postingan selanjutnya.

3 thoughts on “Berkunjung ke Samarinda, Sang Kota Tepian

  • 12/02/2013 at 22:36
    Permalink

    Ditunggu postingan selanjutnya itu, Sur…hehe, baru tentang mesjid kan yang dipublish?
    😉

    Reply
  • 26/02/2013 at 20:24
    Permalink

    haaaaak. aku kelewat postingan iniiih.
    setuju ama komen pertama. komposisinya okeeeh..

    Reply

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *