Ketika Mendung Tiba

Sebenarnya saya tidak menyukai mendung. Ketika mendung datang, saya merasa seolah-olah dunia kehilangan keceriaannya. Mendung menyembunyikan birunya langit. Mendung pulalah yang menghapus guratan cahaya merah jingga di ufuk barat ketika sang matahari beranjak menuju peraduannya.

Karena mendung, laut yang biasanya tampak biru menghijau menjadi terlihat kusam. Awan yang putih pun berubah kelabu. Sepertinya tidak ada keindahan apapun yang tampak ketika mendung tiba.

Tapi sore itu, saya menyadari, bahwa saya salah. Sore itu, dalam sebuah perjalanan pulang dari acara pernikahan seorang sahabat. Sejauh mata memandang, langit tampak gelap menghitam. Dalam waktu dekat, saya memperkirakan, hujan akan segera datang. Saya pun berniat memacu motor.

Baru dua puluh meter, saya mendadak menghentikan motor. Saat itu, tanpa sengaja, mata saya menatap ke arah langit, dan kemudian melihat sebingkai pemandangan disana. Saya pun segera mengambil kamera dan membidiknya.

Ilustrasi Suasana Mendung
Ilustrasi Suasana Mendung
Suasana Mendung
Suasana Mendung

Sempurna!!

Dan kesempurnaan itu karena satu hal, mendung.

Saya terpekur menatap foto itu. Ah, rasanya hati ini malu pada mendung, telah berburuk sangka padanya. Mungkin, mendung memang telah menyembunyikan keindahan yang ada, tetapi dia menggantinya dengan keindahan yang lain.