Trilogi Mercusuar Indonesia

Mercusuar Pulau Lengkuas, Belitung

Dua bulan yang lalu, saat kaki, tenaga dan semangatku berhasil mengantarkanku, menggapai puncak mercusuar di pulau Lengkuas, kepulauan Belitung, anganku langsung terkenang akan kisah perjalananku ketika mengunjungi Anyer, tiga tahun yang lalu dan bertandang ke pulau Madura, hampir dua tahun yang lalu. Saat itu, aku mengalami perjalanan yang sangat mirip dengan apa yang aku lakukan di pulau Lengkuas, yaitu menaklukan mercusuar.

Mercusuar Cikoneng, Anyer
Mercusuar Cikoneng, Anyer

Mercusuar di pulau Lengkuas, Anyer dan pulau Madura bisa dibilang mercusuar yang kembar identik. Desain bangunannya mirip, tingginya nyaris sama, bahan pembuatnya sama dan dicat dengan warna yang sama. Ini terjadi karena ketiganya memang dibangun di masa yang sama, yakni masa pendudukan kolonial Belanda di Indonesia. Tahun berdirinya pun berdekatan.

Read more

Menggapai Mahameru

Menatap Mahameru

Kaki-kaki gontai berjalan beriringan di pekatnya malam. Gelap berpacu dengan dingin dan debu. Dua tiga langkah kaki maju diikuti satu langkah mundur. Nafas memburu terengah-engah. Paru-paru menjerit, meronta, mendamba oksigen yang kian menipis.

Badan sudah tidak sanggup berdiri tegak. Tongkat menjadi tumpuan, menggantikan lutut yang sudah seperti mati rasa. Bahkan beberapa sudah ada yang ambruk dan musti berjalan merangkak.

Puncak Mahameru 3676 mdpl
Puncak Mahameru 3676 mdpl

Kerongkongan terasa kering, tetapi persediaan air harus dihemat. Tetes demi tetes sangat berharga.

Ditengah itu semua, fokus dan konsentrasi harus tetap terjaga. Meski mata terasa berat, meski badan sudah remuk redam. Sudah sekitar tiga jam yang lalu pos Arcopodo kami tinggalkan. Puncak masih menunggu nun jauh di atas sana sedang kiri kanan jurang menganga.

Read more

Parade Budaya dan Pawai Bunga Surabaya 2014

Parade Budaya dan Pawai Bunga Surabaya 2014

Jika anda bukan warga kota Surabaya dan ingin berkunjung ke Surabaya, saat sekarang ini, saat yang tepat untuk datang ke kota Pahlawan ini. Jika selama ini Surabaya lebih banyak dikenal sebagai kota kunjungan untuk kegiatan MICE alias Meeting Incentif Convention Exhibition ataupun pintu gerbang destinasi wisata di Jawa Timur seperti Gunung Bromo, Batu, Kawah Ijen, maka di bulan Mei ini, justru Surabaya-lah menjadi pusat kegiatan wisata di Jawa Timur.

Parade Budaya dan Pawai Bunga Surabaya 2014
Parade Budaya dan Pawai Bunga Surabaya 2014

Bulan Mei adalah bulannya kota Surabaya. Di akhir mei nanti, tepatnya di tanggal 31 Mei, kota Surabaya merayakan hari jadinya. Untuk menyemarakkan hari jadinya, Surabaya menggelar banyak sekali acara dan festival selama bulan Mei ini. Serangkaian kegiatan itu sayang sekali untuk dilewatkan, baik oleh warga Surabaya sendiri maupun para wisatawan yang berkunjung ke kota Surabaya. Untuk mengetahui jadwal lengkap rangkaian kegiatan dalam rangka Hari Jadi Kota Surabaya ini dapat membuka situs resmi Pemerintah Kota Surabaya di www.surabaya.go.id

Salah satu kegiatan yang mengundang banyak sekali animo Masyarakat Surabaya dan Wisatawan adalah Parade Budaya dan Pawai Bunga. Untuk tahun 2014 ini, Parade sudah dilaksanakan hari Minggu, 4 Mei 2014 yang lalu. Seperti tahun-tahun sebelumnya, Parade ini mengambil start di Tugu Pahlawan pada pukul 14:00 WIB. Dari Tugu Pahlawan parade lalu melewati rute-rute JL Kramat Gantung JL Gemblongan JL Tunjungan JL Gubernur Suryo JL Yos Sudarso dan finish di Taman Surya Balai Kota Surabaya.

Read more

Dari Banyuwangi, Kembali ke Barat (Sebuah Epilog)

Stasiun Kalisetail, Banyuwangi

———-

“Buah tangan terbaik dari suatu perjalanan adalah kisah-kisah yang menghangatkan”

———-

Malam itu stasiun Kali Setail tampak ramai. Keheningan yang biasanya menggelayut di stasiun yang teretak di kecamatan Genteng, Kabupaten Banyuwangi ini mendadak berubah ketika enam buah mobil berjenis trooper memasuki halaman stasiun secara beriringan.

Stasiun Kalisetail, Banyuwangi
Stasiun Kalisetail, Banyuwangi

Sesaat setelah mobil terparkir sempurna, keluarlah wajah-wajah sayu dari dalamnya. Sesekali mereka mengucek-ucek mata agar bisa sedikit lebih terbuka. Dengan langkah gontai, mereka berjalan menuju Stasiun. Sesampainya di peron, mereka langsung menghempaskan tubuh serta bawang bawaan mereka di kursi. Ruang tunggu stasiun yang hanya berkapasitas sekitar 40an tempat duduk itu pun langsung penuh.

Jarum jam saat itu sudah menunjukkan pukul sepuluh malam lewat lima menit. Waktu yang sebenarnya tidak terlalu lama untuk menanti kereta yang akan datang setengah jam kemudian. Tapi semua terasa berbeda ketika kondisi lelah menyerang.

Aku sendiri terduduk di salah satu kursi di paling ujung belakang. Dari dulu aku paling senang duduk belakang seperti sekarang ini. Alasannya mudah, dari belakang kita bisa memandangi tingkah laku orang-orang yang lalu lalang di depan kita. Karena itu janganlah duduk belakang disaat sekolah atau kuliah, nanti yang diperhatikan adalah orang-orang di depan kita, bukan ilmu yang tengah dibagikan oleh guru kita.

Read more

Haidi, sang Maestro Biola Banyuwangi

Mas Haidi dengan Biolanya

Pertunjukan Barong baru saja selesai dipentaskan. Sanggar Genjah Arum yang sebelumnya riuh dengan berbagai macam suara serta kilatan lampu flash dari kamera, menjadi sedikit tenang kembali. Para pemain Barong tengah beristirahat sejenak, bersiap untuk pertunjukan selanjutnya. Sedangkan para penonton kembali ke rutinitas semula. Ada yang meneruskan membuat artikel di Laptop, makan aneka gorengan yang sudah disediakan Sanggar, bermain ponsel ataupun melanjutkan diskusi tentang kopi bersama Pak Iwan.

Mas Haidi dengan Biolanya
Mas Haidi dengan Biolanya

Aku sendiri masih terpaku di tempatku berdiri menyaksikan tari Barong tadi. Masih terngiang di kepalaku ternyata Tidak hanya Bali saja yang punya Barong, Banyuwangi juga.

Tiba-tiba, dari keheningan itu, menyeruak sebuah melodi yang menggetarkan gendang telingaku. Alunan nada yang sangat merdu dan syahdu. Untaian suara yang sangat khas dari sebuah alat musik gesek yang biasa dimainkan Henri Lamiri ataupun Sharon The Corrs. Biola. Yak itu tadi adalah suara Biola.

Bola mataku langsung bergerak, mencari dari mana sumber suara berasal. Dan, aku mendapatkannya.

Read more