Membaca Kisah Gelap dari Buku Dilan, Dia Adalah Dilanku Tahun 1991

Hari ini, dengan susah payah, saya akhirnya berhasil menamatkan sekuel dari buku Dilan, Dia Adalah Dilanku tahun 1990 yg berjudul hampir mirip, Dilan, Dia adalah Dilanku tahun 1991. *Sigh* Sepertinya saya harus mengambil nafas panjang terlebih dulu sebelum menuliskan semua isi otak dan juga perasaan saya dalam review kali ini.

Oke. Saya siap.

Buku Dilan, Dia Adalah Dilanku Tahun 1991
Buku Dilan, Dia Adalah Dilanku Tahun 1991

Bagi para pecinta Dilan dan Milea yang sudah membaca buku Dilan yang pertama, ataupun yang sudah menonton filmnya, bersiaplah kecewa ketika membaca buku Dilan, Dia Adalah Dilanku 1991. Isi cerita dari lanjutan kisah asmara Dilan dan Milea karangan Pidi Baiq ini benar-benar sangat bertolak belakang dg buku pertamanya. Jika dibuku pertama, kita diajak untuk menikmati manisnya kisah cinta Dilan dan Milea, mulai dari awal perkenalan, dekat hingga akhirnya mereka resmi berpacaran, maka jangan harap kisah itu akan muncul di buku yang kedua. Kisah yang disajikan di buku yang kedua ini sangat gelap dan sukses membuat emosi pembacanya naik turun layaknya roller coaster. Dan tidak ada yang lebih menyakitkan dari sebuah cerita ketika diakhiri dengan tidak bahagia.

Read more

Film Dilan 1990 Sebuah Review

Saya sebenarnya relatif jarang ke bioskop untuk menonton film Indonesia. Bukannya tidak suka, tapi hanya merasa tidak worth it saja. Apalagi hanya dalam hitungan beberapa bulan, kebanyakan film Indonesia sudah tayang di televisi. Jadi cukup sabar menunggu sekitar 3 sampai 6 bulan untuk bisa menonton secara gratis.

Tapi khusus untuk film Dilan 1990, adalah sebuah perkecualian. Film ini justru menjadi film yang saya tunggu-tunggu. Hanya berselang seharu dari jadwal tayang perdana di seluruh bioskop Indonesia, tepatnya di tanggal 26 Januari 2018, saya pun menonton film yang disutradarai oleh Fajar Bustomi. Tentu saja nontonnya bersama mantan pacar.

Dilan 1990
Dilan 1990

Sebelum membahas beberapa detil, secara overall, saya cukup puas dengan film Dilan 1990. Adaptasi novel berjalan dengan baik mulai dari akting para pemain, chemistry diantara dua tokoh utama, Dilan dan Milea, serta setting tahun 1990 yang benar-benar bikin rindu masa itu. Bahkan saya punya prediksi bahwa film ini akan menjadi legenda baru film remaja seperti Ada Apa Dengan Cinta.

Read more

Life Traveler by Windy

Hari itu, sekitar bulan Mei 2012 yang lalu, di kala malam menjelang sepulang kerja, aku menemukan sebuah buku teronggok di sofa rumah. Sebuah buku bertajuk Life Traveler yang belum pernah kulihat sebelumnya berkeliaran di rumahku. Tampaknya ini adalah buku baru. Dugaan ini diperkuat dengan bercecerannya sebuah tas plastik bermerek salah satu toko buku ternama di tanah air dengan sebuah kertas struk tak jauh dari lokasi buku itu tergeletak.

02d5cc1cc569accc93fa058a797278e5_life-traveler

Tersangka pembeli buku tidak lain dan tidak bukan adalah dewi. Si kutu buku satu ini tampaknya memang sudah tidak sabar membeli lagi buku, setelah harus ‘puasa’ beli (dan baca) buku sejak bulan Januari yang lalu. Memang sejak rencana pindah rumah di sekitar bulan April 2012 fix, aku menerapkan kebijakan menunda pembelian buku sejak bulan Januari. Ya bukannya tidak sayang istri, tapi hanya ingin tidak menambah berat barang-barang yang dibawa pindahan.

Sembari meletakkan tas dan merebahkan badan ke sofa, aku ambil buku karya mbak windy ariestanty itu. Dari cover, buku ini sudah tampak menarik. Ditambah lagi dengan adanya review dari penulis sekaliber Dewi ‘dee’ Lestari. Dibuka lembar demi lembar, dan sejak saat itu, buku tersebut menjadi salah satu favoritku. Beberapa hari setelah hari itu, buku itu sempat menjadi bahan rebutan bacaan aku dan dewi, he he he. Tapi akhirnya aku berhasil membacanya duluan karena buku ini aku culik kala berdinas luar kota ke Pare-pare.

Read more