Cerita Dari Sebongkah Belerang Ijen

Pagi itu, mata saya terantuk pada dua buah keranjang yang sarat dengan potongan belerang. Dua buah keranjang itu teronggok pada sebuah bukit batu yang memiliki permukaan relatif datar. Di sampingnya, saya melihat seseorang yang tengah duduk sambil sesekali melap keringatnya dengan handuk. Nafasnya tersengal tak beraturan. Namun nafas tersengar itu bukan hanya komoditas pribadinya, saya mengalaminya juga. Perjalanan menanjak dari dasar kawah menuju bibir kawah yang terjal ini penyebabnya.

Sepikul Belerang di Kawah Ijen
Sepikul Belerang di Kawah Ijen

Namun tidak pantas kiranya membandingkan sengalan nafas saya dengan nafas sang bapak. Saya sebenarnya belum pantas untuk tersengal pagi itu. Selama perjalanan mendaki tebing setinggi hampir 800 meter ini, saya hanya membawa tas berisi kamera dan lensa yang paling-paling hanya sekitaran 3 kg beratnya. Tidak ada apa-apanya jika dibandingkan dengan dua buah keranjang berisi penuh belerang yang dibawa oleh sang bapak, yang kalau ditimbang, beratnya hampir mencapai 70 kg.

Read more

Terpapar Belerang di Kawah Ijen

Berburu foto blue fire yang konon hanya ada dua di dunia atau mengabadikan human interest berupa para penambang belerang. Dua hal itu yang biasanya menjadi daya tarik utama wisatawan, utamanya fotografer ataupun sekedar penghobi foto, untuk datang ke kawah Ijen. Demikian pula saya.

Suasana Pagi di Kawah Ijen dengan Kepulan Asap
Suasana Pagi di Kawah Ijen dengan Kepulan Asap

Sayangnya, saat kesempatan itu datang di depan mata, saya tidak berhasil menjemputnya.

Read more

Menjangan, Mutiara di ujung barat Bali

Ketika berkisah tentang Bali, biasanya orang akan menyebut Kuta, Sanur, Nusa Dua, GWK, Ubud, Uluwatu, ataupun Bedugul. Kata Orang yang saya sebut di kalimat pertama, tentu saja, termasuk saya sendiri. Jadi saya tidak menyangka ketika saya kemudian menemukan kemolekan yang lain di Bali. Sebuah mutiara di ujung barat pulau dewata bernama pulau Menjangan.

Gerbang Masuk Pulau Menjangan, Taman Nasional Bali Barat
Gerbang Masuk Pulau Menjangan, Taman Nasional Bali Barat

Pulau Menjangan adalah nama sebuah pulau yang masuk dalam wilayah Taman Nasional Bali Barat. Bagi saya, pulau Menjangan ini unik. Meskipun masuk dalam zona teritorial pulau Bali, titik terdekat untuk mengunjungi pulau mungil ini justru melalui pulau Jawa, tepatnya di sebuah pesisir pantai bernama Watu Dodol yang masuk dalam area kota Banyuwangi.

Dari Watu Dodol, wisatawan bisa menyewa perahu untuk menuju ke Pulau Menjangan. Sewa ini sifatnya untuk perjalanan Pergi Pulang. Perjalanan dari Watu Dodol ke kawasan Pulau Menjangan memakan waktu sekitar 45 menit. Ombak di sepanjang perjalanan cukup lumayan mengocok perut. Maklumlah, kawasan perairan yang diseberangi adalah kawasan selat Bali. Informasi yang saya dapat, waktu terbaik untuk menyeberang adalah pagi hari. Semakin siang, apalagi sore, kondisi ombak agak kurang nyaman untuk perjalanan.

Read more

Telkomsel Photo Marathon Maret 2016 Day 2 – Seni dan Budaya Indonesia

Telkomsel Photo Marathon Maret 2016

Telkomsel Photo Marathon Maret 2016 telah memasuki hari yang kedua. Pemenang untuk lomba foto yang pertama sudah diumumkan, dan Alhamdulillah, saya belum berhasil menang. Tapi saya berhasil cukup mendapatkan like di dua foto saya dan juga lumayan jadi nambah satu postingan di blog. Bagi saya, hal tersebut patut untuk disyukuri, he he.

Telkomsel Photo Marathon Maret 2016
Telkomsel Photo Marathon Maret 2016

Tema untuk hari kedua ini adalah Seni dan Budaya Indonesia. Jadilah saya kembali mengubek-ubek stok foto saya yang sekiranya cocok dengan tema diatas. Ternyata agak susah ya. Terus terang, saya memiliki beberapa foto dengan tema yang cocok, tetapi saya masih bingung dengan aturan legalitas sebuah foto utamanya terkait model release. Jadinya akhirnya saya memilih foto yang tidak ada wajah manusia. Kalaupun ada, wajahnya tidak terlihat, baik itu tertutup topi ataupun topeng.

Dan setelah sekitar 20 menit memeriksa satu demi satu foto di Laptop, akhirnya saya menemukan dua foto yang saya kira cocok. Alhamdulillah.

Read more

Dari Banyuwangi, Kembali ke Barat (Sebuah Epilog)

Stasiun Kalisetail, Banyuwangi

———-

“Buah tangan terbaik dari suatu perjalanan adalah kisah-kisah yang menghangatkan”

———-

Malam itu stasiun Kali Setail tampak ramai. Keheningan yang biasanya menggelayut di stasiun yang teretak di kecamatan Genteng, Kabupaten Banyuwangi ini mendadak berubah ketika enam buah mobil berjenis trooper memasuki halaman stasiun secara beriringan.

Stasiun Kalisetail, Banyuwangi
Stasiun Kalisetail, Banyuwangi

Sesaat setelah mobil terparkir sempurna, keluarlah wajah-wajah sayu dari dalamnya. Sesekali mereka mengucek-ucek mata agar bisa sedikit lebih terbuka. Dengan langkah gontai, mereka berjalan menuju Stasiun. Sesampainya di peron, mereka langsung menghempaskan tubuh serta bawang bawaan mereka di kursi. Ruang tunggu stasiun yang hanya berkapasitas sekitar 40an tempat duduk itu pun langsung penuh.

Jarum jam saat itu sudah menunjukkan pukul sepuluh malam lewat lima menit. Waktu yang sebenarnya tidak terlalu lama untuk menanti kereta yang akan datang setengah jam kemudian. Tapi semua terasa berbeda ketika kondisi lelah menyerang.

Aku sendiri terduduk di salah satu kursi di paling ujung belakang. Dari dulu aku paling senang duduk belakang seperti sekarang ini. Alasannya mudah, dari belakang kita bisa memandangi tingkah laku orang-orang yang lalu lalang di depan kita. Karena itu janganlah duduk belakang disaat sekolah atau kuliah, nanti yang diperhatikan adalah orang-orang di depan kita, bukan ilmu yang tengah dibagikan oleh guru kita.

Read more