Mengagumi Arsitektur Masjid Menara Kudus

Pernah mendengar nama Masjid Al Aqsa di kota Kudus? Mungkin sedikit yang pernah mendengarnya. Tapi jika pertanyaan dirubah, pernah mendengar nama Masjid Menara Kudus? Aku yakin kali ini cukup banyak yang akan mengacungkan jarinya. Padahal sejatinya Masjid Al Aqsa Kudus dan Masjid Menara Kudus adalah nama dari masjid yang sama, hanya saja memang nama Masjid Menara Kudus lebih populer.

Masjid Menara Kudus, Kudus
Masjid Menara Kudus, Kudus

Long weekend bulan November 2012 yang lalu, aku dan dewi berkesempatan untuk berkunjung ke Masjid yang penuh dengan nilai sejarah ini, kala bersilaturahmi ke rumah saudara di Kudus. Konon berkunjung ke Kudus kurang lengkap kalau belum mampir ke Masjid Menara Kudus.

Masjid Menara Kudus ini adalah salah satu masjid tertua di pulau Jawa dan merupakah salah satu masjid yang mempunyai peranan penting dalam penyebaran islam di pulau jawa. Didirikan pada abad 16 Masehi, tepatnya tahun 1549 oleh Jafar Sodhiq atau yang lebih dikenal dengan sebutan Sunan Kudus (sumber : kompasiana). Lokasi Masjid Menara Kudus ini tidak jauh dari pusat kota kudus dan relatif sangat mudah menemukannya. Hanya berjarak kurang dari 1 km sebelah barat alun-alun kota Kudus.

Read more

Magical Morning at Borobudur

Pagi hari, saat matahari mulai menampakkan dirinya ke bumi, adalah salah satu saat-saat terindah di planet ini. Warna kuning keemasannya yang berbalut jingga di ufuk timur mulai memberikan setitik cahaya dan harapan baru bagi bumi. Guratan dan sayatan kemerah-merahan merambah garis cakrawala. Malam pun telah berlalu, dan kini pagi pun menjelang.

Saya berpose di Candi Borobudur
Saya berpose di Candi Borobudur

Melihat sunrise memberikan sensasi tersendiri bagi pemilik sepasang mata yang menatapnya. Sensasinya akan lebih terasa lagi ketika menikmati terbitnya matahari dari sebuah tempat yang sangat tinggi. Di puncak gunung misalnya.

Salah satu lokasi terbaik di nusantara untuk menikmati suasana sunrise ini adalah di Candi Borobudur. Terletak di ketinggian sekitar 269 m di atas permukaan laut, Borobudur memberikan sebuah pemandangan yang spektakuler kala sunrise, yakni melihat sang surya yang bangkit dari peraduannya dari balik megahnya sang Merapi.

Read more

Batik Lasem

Suatu hari, di pertengahan bulan April 2012 yang lalu, aku mendapatkan sebuah pengalaman yang sangat berharga. Kala itu, aku tengah ditugaskan selama 3 hari di kota Rembang. Pada hari kedua, Andreas, sahabatku sekaligus rekan kerjaku di Rembang, mengajakku dan Mbak Yama ke kota Lasem. Disana aku diajaknya mengunjungi salah satu sentra pengrajin Batik tulis Lasem yang gallerynya diberi nama “Ningrat Batik Tulis Lasem”. Akhirnya, keturutan juga berkunjung sekaligus membeli batik Lasem setelah sebelum sebelumnya gagal terus. Padahal aku cukup sering dinas luar ke kota Rembang. Satu lagi yang bikin hati ini girang luar biasa, Andreas membawa kami langsung ke pusat pengrajinnya, jadi disini kami tidak hanya melihat koleksi kain batik, tapi bisa melihat langsung proses pembuatan kain batik itu, mulai dari pembuatan pola, pewarnaan hingga pengeringan. Ya maklumlah girang, karena ini adalah pengalaman pertama 🙂

Batik tulis lasem adalah salah satu batik yang namanya cukup termahsyur. Tidak hanya di Indonesia, tetapi sampai ke mancanegara. Lasem sejak dulu memang dikenal sebagai salah satu daerah penghasil batik kualitas nomor satu di negeri ini. Namanya pun lebih harum dan lebih mendunia daripada nama Rembang. Padahal secara administratif, Lasem hanyalah sebuah kota kecamatan yang dibawah kabupaten Rembang.

Read more

Mbolang di Karimun Jawa (Part 3 Going Home)

Dan hari itu pun tiba. Setelah berpetualangan menjelajahi bumi Karimun Jawa selama dua hari penuh, akhirnya saat kepulangan itu datang. Hujan deras turun membasahi pulau karimun semenjak subuh tadi. Angin berhembus cukup dingin.

Sejak jam 5.15 pagi, kami bertujuh sudah siap di depan homestay, menunggu jemputan yang akan membawa kami ke pelabuhan. Tiket kapal sudah dibagi tadi malam bersamaan dengan pembagian foto. Tas pun sudah di packing. Sarapan pagi pun sudah dilahap habis.

img_0734

Panitia travel berjanji akan menjemput kami jam 5.30 pagi agar kami bisa mendapatkan tempat duduk yang enak di kapal. Tapi melihat hujan yang turun dengan derasnya di pagi ini membuat kami sedikit cemas. Saat kedatangan kami di Karimun Jawa tiga hari yang lalu, penjemput kami adalah mobil bak terbuka. Nah, jika pagi ini, jemputan juga berupa mobil bak terbuka, kami pastinya akan basah kuyup.

Read more

Karimun Jawa, the paradise (Part 2 – Day of Adventure)

Pemandangan di Karimun Jawa

Hari ini (14/5/2011) dimulai sejak pukul 4.30 pagi. Aku terbangun dengan kondisi yang sangat segar dan tidak sabar untuk segera memulai semua petualangan di kepulauan yang indah ini.

Perjalanan hari ini dimulai sejak pukul 7 pagi. Dari homestay kami berjalan bersama menuju dermaga kecil, tempat berlabuhnya kapal nelayan. Jarak dari homestay kami ke dermaga cukup dekat, sehingga jalan kaki ini sekaligus pemanasan sebelum nyemplung di laut nanti.

Saya di atas kapal di Karimun Jawa
Saya di atas kapal di Karimun Jawa

Di dermaga suasana sudah sangat ramai. Begitu ramainya hingga memancing Syah Bandar untuk keluar kantornya sekedar melakukan inspeksi mendadak terhadap kapal-kapal nelayan yang disewa para wisatawan untuk hoping island. Dan ternyata banyak dari kapal-kapal tersebut yang dinyatakan overload. Kapasitas jumlah penumpang kapal nelayan yang distandardkan si Syah Bandar adalah maksimal 15 orang plus 3 orang kru kapal. Sedangkan hari itu, jumlah penumpang rata-rata per kapal adalah 20 hingga 25 orang. Syah Bandar dan stafnya juga memeriksa jumlah pelampung yang tersedia di masing-masing kapal, dan didapati kenyataan bahwa jumlah pelampung kurang dari jumlah penumpang.

Read more