Berburu Foto di Hutan Bambu Keputih, Surabaya

Nun jauh di ujung timur Surabaya, tepatnya di sekitar terminal Keputih, Sukolilo, Surabaya memiliki sebuah lokasi yang cukup cantik dan instagramable. Tempatnya tidak terlalu luas, bahkan bisa dibilang relatif kecil. Tapi keunikannya membuat tempat itu dikunjungi cukup banyak orang dalam beberapa bulan terakhir.

Hutan Bambu Keputih, Surabaya
Hutan Bambu Keputih, Surabaya

Khalayak mengenalnya sebagai hutan bambu keputih, meskipun saya sendiri lebih cocok menamakannya taman bambu, karena ukurannya yang terlalu kecil untuk dibilang hutan. Tidak ada biaya sepeserpun untuk memasuki hutan bambu keputih, kecuali hanya untuk parkir yang dikelola swadaya oleh karang taruna setempat.

Aroma kesejukan langsung terasa, begitu kaki saya melangkahkan kaki masuk ke dalam hutan bambu. Disana bambu-bambu tersusun secara rapi. Pohon bambunya menjulang tinggi dan melengkung hingga seperti membentuk atap alami, sehingga sinar matahari tidak bisa leluasa menyeruak masuk ke dalam hutan. Suasana yang begitu rindang dan segar, padahal saya berkunjung kesana sekitar jam 9 pagi, dimana cuaca saat itu cukup terik dan gerah.

Read more

Senja di Kuala Namu

Sore itu, saya melihat sebuah senja dari balik jendela sebuah pesawat maskapai nasional yang saya tumpangi. Ketika itu, pesawat yang saya tumpangi, baru saja mendarat di bandara internasional Kuala Namu, Medan, Sumatera Utara. Sore itu, jam menunjukkan pukul 18:30 sore, tetapi langit di kota Medan masih cukup terang di bulan Januari 2017 ini.

Senja di Kuala Namu
Senja di Kuala Namu

Saya cukup beruntung mendapatkan senja sore itu, karena menurut prakiraan cuaca, kota Medan akan diguyur hujan sore itu. Beberapa hari sebelumnya pun, hujan terus menyirami kota Medan dan hampir seluruh wilayah Sumatera Utara, sehingga senja sering tidak terlihat.

Read more

Terminal 3 Ultimate Soekarno-Hatta, The Pride Of Indonesia

Inferior!! Itu salah satu hal yang pernah saya rasakan ketika berkunjung ke tiga negeri seberang sesama anggota ASEAN. Ada KLIA, Malaysia yang menawan. Lalu Suvarnabhumi, Thailand yang artistik. Dan terakhir, Changi Singapura yang sangat modern. Hampir setiap tahun, ketiganya bersaing untuk mendapatkan predikat sebagai salah satu bandara terbaik di Asia bahkan di dunia.

Terminal 3 Ultimate Bandara Seokarno-Hatta
Terminal 3 Ultimate Bandara Seokarno-Hatta

Sebenarnya tidak ada yang salah dengan bandara internasional Soekarno-Hatta, pintu gerbang utama untuk menjelajahi indahnya negeri zamrud khatulistiwa, Indonesia. Bandara yang terletak di Tangerang, Banten, ini juga tidak kalah megah dibanding ketiga bandara negeri jiran itu. Saat mulai dioperasikan tahun 1985 untuk menggantikan bandara Kemayoran, Bandara Soekarno Hatta memiliki satu terminal yang pada awal pembangunannya memiliki kapasitas tampung hingga 9 juta penumpang per tahun. Tujuh tahun kemudian, Terminal dua berdiri dengan gagah di sisi utara dari terminal 1, dengan kapasitas 18 juta penumpang pertahun. Pada tahun 1992, Bandara Soekarno Hatta menjadi salah satu bandara terbesar di Asia dengan kapasitas total hingga 27 juta penumpang per tahun.

Read more

Mengabadikan Senja di Tepian Kali Progo

Sore itu, mungkin merupakan salah satu sore yang menakjubkan bagi saya. Tanpa diduga, saya mendapatkan kesempatan untuk mengabadikan salah satu senja terbaik dalam hidup saya. Sebuah senja yang tidak pernah saya bayangkan, karena seharian hujan terus-menerus mengguyur kota Magelang sejak pagi, tanpa menunjukkan tanda-tanda akan berhenti.

Senja di Kali Progo
Senja di Kali Progo

Saya sebenarnya baru saja tiba di kota Magelang pagi itu untuk sebuah agenda outbound dan rafting dari kantor yang pembukaannya baru akan dimulai di malam hari, sehingga saya mempunyai waktu yang cukup untuk sekedar berkeliling kota Magelang. Tapi hujan membuat saya akhirnya harus puas untuk sekedar menikmati pemandangan dari teras hotel sambil menikmati secangkir kopi panas.

Read more

Bermain-main dengan Steller, Jejaring Sosial Baru Untuk Story Teller

Dunia tengah dihebohkan oleh kehadiran jejaring sosial yang relatif baru, yang menawarkan sebuah ide yang cukup segar. Steller namanya. Nama yang sangat singkat dan sederhana. Tetapi dengan nama yang singkat itu, mampu menggambarkan secara langsung, seperti apa konsep yang ditawarkan oleh sang jejaring sosial yang lahir di tahun 2014 ini, yaitu Story Teller.

Akun Steller SuryaHardhiyana
Akun Steller SuryaHardhiyana

Saya sangat takjub pada penemu jejaring sosial baru yang mengusung tagline “Everyone has a story to tell”. Di tengah sudah relatif jenuh dan keringnya ide maupun konsep baru di dunia sosial media, ternyata masih saja ada orang yang bisa menemukan sebuah ide dan konsep yang baru dan belum ada sebelumnya. Selama ini beberapa sosial media yang relatif baru, mengusung konsep yang tidak jauh berbeda dari pendahulunya, seperti Path yang bisa dibilang mirip Facebook, hanya saja lebih private karena jumlah pertemanan yang terbatas. Ataupun Instagram sendiri yang sebenarnya secara konsep memberikan layanan yang hampir sama dengan situs pengelola foto-foto dari user seperti Flickr ataupun Picassa. Hanya saja instagram tidak berhenti sampai di pengelolaan foto, tetapi mereka lebih memposisikan diri sebagai sosial media. Mereka bergerak lebih luas hingga menjangkau para selebriti dunia maupun komunitas-komunitas foto yang pada akhirnya membuat jumlah user instagram berkembang sangat pesat.

Read more