My First Flying

Hari ini tiba-tiba terkenang cerita penerbangan pertama. Saya pernah menulis ceritanya di blog lama, dan tidak ada salahnya di repost ke blog ini. Banyak hal menarik yang saya baca dari cerita ini, baik dari sisi konten cerita, maupun cara saya menuliskan kisahnya. Ya ini adalah proses belajar saya untuk menulis. Cerita ini sekaligus nostalgia hidup. Kisah ini saya tulis, hanya berselang sehari dari penerbangan pertama saya, jadi saat itu, suasana penerbangan perdana itu masih sangat fresh di benak saya. Adapun cerita adalah sebagai berikut.

Tiket pesawat perdana saya
Tiket pesawat perdana saya

Penerbangan pertama saya terjadi 12 tahun silam, tepatnya pada tanggal 30 Maret 2006 pukul 7 lebih 5 menit. Saat itu saya terbang bersama pesawat boeing 737 seri 300 milik maskapai Air Asia dari bandara Soekarno Hatta, Jakarta, menuju bandara Juanda, Surabaya. Itu adalah kali pertama kaki saya tidak menjejak di Bumi.

Ternyata terbang tidak seindah yang kubayangkan. Memang sih dari jendela, saya bisa melihat indahnya ciptaan Tuhan ini. Saya tidak henti2nya mengucap subhanallah sebagai ungkapan rasa kagum atas ciptaan Allah, tapi saya juga tak henti-heninya mengucapkan isghtifar sekaligus dua kalimat syahadat. Bagi saya, perjalanan dengan pesawat bagaikan perjalanan yang mendebarkan. apalagi tak jarang, pesawat terasa bergoyang-goyang karena melawan hembusan angin yang kencang. Pesawat juga sering bergetar-getar.

“Tenang Mas, ini biasa kok, Pesawatny lagi menabrak awan, jadi bergetar-getar”, sahut penumpang cewek di sebelahku. Mungkin dia ngerasa lucu lihat wajah saya yang tampak pucat ketakutan. “Baru pertama naik pesawat ya?”, tanyanya. Sial, saya tengsin!!!

Ketika pesawat sudah mulai meninggi, telingaku pun berdengung karena terjadi perbedaan tekanan udara antara didalam kabin dengan di luar kabin. saya membuka-tutup mulutku seperti apa yang pernah kubaca di buku pelajaran. Dan lagi-lagi, karena perbuatanku, cewek yang duduk tepat disampingku meringis menahan senyum. Hadeh, benar-benar pengalaman yang bikin malu.

Setelah terbang hampir 40 menit, akhirnya saya mulai bisa menyesuaikan diri. Saya pun bisa menikmati suasana didalam pesawat. Dari dalam sini saya melihat pemandangan yang menakjubkan. Gugusan awan yang melayang-layang di langit membentuk istana awan yang sangat indah. Sekali lagi kalimat tasbih terucap.

Setelah satu jam, akhirnya pesawat pun mendarat dengan mulus di runway bandara internasional Juanda, Surabaya. Saya pun bernafas lega kembali. 3 hari lagi, saya akan terbang kembali untuk yang kedua kalinya. Semoga saya nanti bisa lebih menikmati penerbangan selanjutnya.

2 thoughts on “My First Flying

  • 14/06/2018 at 14:18
    Permalink

    Pengalaman pertama menaiki pesawat terbang tentu sangat mendebarkan. Lebih banyak digunakan untuk berdoa dan menikmati pemandangan dari dalam kabin adalah hal yang sebaiknya kita lakukan agar “stress” bisa berkurang.

    Reply
    • 15/06/2018 at 16:15
      Permalink

      He he, betul mas. Saat itu mencoba menikmati pemandangan sambil berdoa, meskipun jantung deg-degan terus

      Reply

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *