Membuat Itinerary Yuk (Bagian 1: Riset dan Penyusunan)

Orang bijak berkata, perencanaan yang baik adalah setengah keberhasilan. Berangkat dari kalimat ini, dapat disimpulkan bahwa sebelum melakukan sebuah perjalanan, wajib hukumnya untuk membuat itinerary atau rencana perjalanan, entah itu perjalanan yang menggunakan paket tur maupun perjalanan mandiri alias backpacker.

Make an Intinerary
Make an Intinerary

Jika mengikuti paket tur dari sebuah travel agent, itinerary biasanya sudah dibuatkan oleh sang travel agen. Kita tinggal bayar, duduk manis, dan pihak travel akan mengantarkan kita berkeliling-keliling. Semua fasilitas tersedia lengkap, mulai dari tiket pergi pulang, antar jemput dari bandara/stasiun, kendaraan untuk berkeliling, pemandu wisata, makan hingga penginapan. Travel agent biasanya juga menyediakan paket tur dengan itinerary yang bisa dimodifikasi, menyesuaikan keinginan pelanggannya. Hanya saja ada biaya-biaya tambahan tentunya.

Lain halnya jika perjalanan dilakukan dengan ala backpacker, dimana seorang traveler dituntut untuk mandiri di segala hal, mulai dari pembelian tiket, transportasi dari dan ke bandara/stasiun, destinasi wisata yang dituju beserta informasi transportasi yang diperlukan untuk mencapainya, tempat makan hingga urusan penginapan.

Perjalanan ala backpacker adalah sisi ilmiah dari sebuah perjalanan karena kesibukan mempersiapkan perjalanan bisa jadi sama repotnya dengan mengerjakan sebuah skripsi. Hanya saja bedanya, jika mengerjakan skripsi itu relatif tidak menyenangkan, sedangkan mempersiapkan perjalanan itu menyenangkan.

Beberapa hari atau minggu, atau justru bulan, sebelum perjalanan, seorang backpacker harus mulai melakukan riset akan perjalanan yang akan dijalaninya. Hal yang pertama yang menjadi patokan sebelum melakukan riset adalah jumlah hari perjalanan karena itulah, riset akan lebih terarah ketika tiket perjalanan sudah berhasil didapatkan.

Hal selanjutnya yang dilakukan begitu tiket sudah di tangan adalah mengumpulkan semua informasi tentang lokasi wisata yang akan dituju, mulai dari hari dan jam operasionalnya, tranportasi umum yang digunakan untuk menuju tempat wisata tersebut lengkap dengan peta, estimasi biaya dan waktu tempuhnya hingga estimasi harga tiket masuk tempat wisata bila ada. Lokasi wisata ini termasuk lokasi untuk berbelanja souvenir. Selanjutnya, dari seluruh informasi yang sudah didapat, dilakukan sebuah mapping untuk menentukan lokasi-lokasi wisata yang berdekatan, baik dekat dari sisi jarak, maupun dekat dari sisi waktu tempuh. Dari mapping tersebut, dapat ditentukan lokasi terbaik untuk tempat menginap alias hotel.

Setelah itu riset dilanjutkan untuk mencari hotel yang sesuai, baik dari sisi kenyamanan maupun dari sisi anggaran. Pencarian hotel ini adalah sebuah riset yang sangat menantang, karena begitu banyaknya parameter yang menjadi acuan, seperti rate hotel, tipe kamar apakah dormitory atau private room, tipe kamar mandi apakah shared bathroom atau private bathroom, lokasi hotel, kondisi bangunan hotel, kondisi lingkungan sekitar hotel, kebersihan kamar, ada atau tidaknya sarapan, menu sarapan hingga fasilitas penunjang di sekitar hotel seperti rumah makan halal, mini market maupun tempat ibadah.

Untuk melakukan analisa, seorang backpacker bisa memanfaatkan situs pemesanan hotel online seperti agoda, bookingdotcom, maupun situs yang memberikan saran dan tips perjalan seperti trip advisor atau lonely planet. Di masa sekarang ini, riset pencarian hotel menjadi semakin mudah dengan banyak bermunculannya situs-situs pemesanan hotel berbahasa Indonesia seperti traveloka, tiketdotcom maupun pegipegi. Sebagian besar situs-situs tersebut tidak hanya menyediakan fasilitas booking saja, tetapi juga dilengkapi dengan fitur review dari orang-orang yang pernah menginap lengkap dengan rate penilaiannya. Data-data tersebut akan sangat membantu dalam melakukan analisa. Jangan sekali-sekali melakukan analisa berdasarkan foto yang dishare oleh pihak hotel karena suasana dalam foto dengan kenyataan seringkali berbeda.

Paralel dengan riset pencarian hotel, lakukan juga riset terkait rumah makan di sekitar lokasi hotel terutama ketersediaan makanan halal bagi traveler muslim. Saya biasanya menjadikan kedai halal, atau minimal mini market, sebagai patokan dalam mencari penginapan, karena saya sering lapar mendadak. Informasi terkait kedai yang dibutuhkan adalah daftar menu, rasa serta estimasi harga. Data tentang kedai halal biasanya didapat dari blog-blog personal yang bertebaran di dunia maya.

Setelah semua data sudah tersedia, maka kita susun semuanya menjadi daftar rencana perjalanan atau itinerary. Itinerary biasanya disusun berdasarkan urutan waktu sebagai panduan perjalanan. Misalnya berikut contoh itinerary dua hari dua malam (2D2N) berkeliling Singapura. Pada itinerary ini saya memilih Bugis sebagai tempat menginap karena di bugis banyak tersedia kedai halal.

Itinerary Singapura 2D2N

——
Jumat, 6 mei 2016
16:30 – 20:00 Perjalanan pesawat Surabaya – Singapura
20:00 – 21:00 Mendarat di Singapura dan melewati gerbang Imigrasi Singapura
21:00 – 21:40 Perjalanan MRT Bandara Changi ke Bugis (Estimasi S$ 2 per orang)
21:40 – 22:00 Jalan Kaki dari Stasiun MRT Bugis menuju Hotel 5Footway Inn Project, Bugis
22:00 – 22:30 Check in di 5footway inn project, Bugis untuk dua malam (Rate S$80 per malam per kamar dengan 2 twin bed dan shared bathroom)
22:30 – 23:00 Sholat Maghrib jamak Isya di Sultan Mosque Bugis
22:30 – 23:30 Mencari makan malam di sekitar area hotel (Estomasi S$ 10 per orang)
23:30 Istirahat

Total estimasi biaya hari pertama (diluar tiket pesawat) : S$ 92 per orang

——
Sabtu, 7 Mei 2016
07:30 – 08:00 Sarapan roti dan sereal fasilitas hotel
08:00 – 08:20 Jalan kaki dari hotel menuju stasiun Bugis
08:20 – 09:00 Perjalanan MRT menuju Stasiun Harbour Front (Estimasi S$ 2 per orang)
09:00 – 10:00 Perjalanan dengan monorail menuju Sentosa Island (Tiket masuk S$ 4 per orang)
10:00 – 14:00 Bermain-main di Universal Studio Singapore (Tiket masuk S$ 68 per orang, Untuk makan minum di USS estimasi S$15 per orang)
14:00 – 15:00 Perjalanan monorail dari Sentosa Island ke Harbour Front (Gratis)
15:00 – 15:30 Perjalanan MRT dari Harbour Front ke Chinatown (Estimasi S$1 per orang)
15:30 – 16:30 Sholat Dzuhur jamak Ashar di Masjid Jamae (Chulia) di Chinatown area
16:30 – 17:30 Belanja Souvenir di Chinatown (Estimasi belanjar S$ 40)
17:30 – 18:00 Perjalanan MRT dari Chinatown ke Esplanade (Estimasi S$ 1)
18:00 – 20:00 Menikmati senja dan malam di sekitaran Merlion Park (Gratis)
20:00 – 20:30 Perjalanan MRT dari Raffles Place ke Bugis (Estimasi S$1 per orang)
20:30 – 21:30 Makan malam di area Bugis (Estimasi S$10 per orang)
21:30 – 22:30 Sholat Maghrib jamak Isya di Sultan Mosque Bugis
22:30 – 23:00 Jalan kaki kembali ke hotel
23:00 Istirahat

Total estimasi biaya hari kedua : S$ 142 per orang

——
Minggu, 8 Mei 2016
07:30 – 08:00 Sarapan roti dan sereal fasilitas dari hotel
08:00 – 08:10 Check Out
08:10 – 08:30 Jalan kaki menuju stasiun MRT Nicoll Highway
08:30 – 09:00 Perjalanan MRT Nicoll Highway – Bayfront (Estimasi S$1 per orang)
09:00 – 09:30 Jalan kaki menuju Garden By The Bay
09:30 – 11:30 Menjelajahi Garden By The Bay (Tiket Masuk S$ 28 per orang)
11:30 – 12:00 Jalan kaki menuju Stasiun MRT Bayfront
12:00 – 13:00 Perjalanan MRT dari Bayfront ke Orchard (Estimasi S$ 2 per orang)
13:00 – 14:30 Makan siang dan belanja di Lucky Plaza, Orchard (Estimasi S$ 40 per orang)
14:30 – 15:30 Sholat Dzuhur jamak Ashar di Masjid Al-Falah, Orchard
15:30 – 17:00 Perjalanan MRT dari Orchard ke Bandara Changi (Estimasi S$ 5 per orang)
17:00 – 19:00 Check in dan Imigrasi
19:00 – 20:00 Menunggu Boarding. Jika ada waktu, bisa sekalian Sholat Maghrib jamak Isya
20:00 – 21:30 Perjalanan Pesawat dari Singapura kembali ke Surabaya

Total estimasi biaya hari kedua (dluar tiket pesawat) : S$ 76 per orang

Jadi perkiraan anggaran yang dibutuhkan untuk perjalanan di luar tiket pesawat adalah S$ 310 per orang. Nilai ini bisa turun dengan penghematan pos anggaran untuk pembelian souvenir

Dalam postingan selanjutnya, insya Allah akan dibahas tentang beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam membuat itinerary termasuk mitigasi resiko dalam sebuah perjalanan.

7 thoughts on “Membuat Itinerary Yuk (Bagian 1: Riset dan Penyusunan)

  • 07/05/2016 at 17:41
    Permalink

    Sangat bermanfaat sekali informasinya mas. Ternyata begini toh kalau membuat itinerary untuk jalan2, maklum biasanya yang membuat itinerary adalah suami, saya nya tinggal duduk manis berangkat. Bookmark dulu, siapa tau someday perlu bikin itinerary sendiri.

    Reply
    • 08/05/2016 at 17:55
      Permalink

      He he he, dasar. Tapi memang kalau sudah ada yang ngurusin, ngapain ikutan ribet ngurusin juga ya 😀

      Reply
  • Pingback:Membuat Itinerary Yuk (Bagian 2: Hal Yang Perlu Diperhatikan Dalam Penyusunan Itinerary) | Blog Personal Surya Hardhiyana

  • 10/05/2016 at 07:55
    Permalink

    itenerary ku liburan kemarin keliling pake kereta harus tertunda dulu mas 🙁
    ngurus kepergian nenek ke Rahmatullah dulu

    sampean jadi ikutan ke Dieng awal bulan Agustus?

    Reply
  • 10/05/2016 at 22:46
    Permalink

    Nyusun itinerary itu bikin pusing mas. Hahahaha. Semakin lama tripnya, semakin banyak item yang kudu dimasukin ke dalam daftarnya. Pas traveling ke China tempo hari, aku 3 bulan ngerasain peningnya nyusun itin, milih hotel, booking tiket, cari info ini itu. Tapi kalo perjalanannya sukses, puas rasanya 😀

    Reply
    • 11/05/2016 at 06:40
      Permalink

      Yup mbak, ketika apa yang direncanakan sukses, maka akan ada kepuasan yang tak ternilai. Jadi terkadang berpikir, perjalanan itu sebenarnya dimulainya sejak kita mulai merencanakannya

      Reply
      • 11/05/2016 at 09:05
        Permalink

        Setuju mas, perjalanan justru dimulai sejak mulai direncanakan. Ah, jadi kangen ngetrip lagi hehehe 😀

        Reply

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *