KL Hop On Hop Off, Cara Mahal Keliling Kuala Lumpur

Banyak orang bilang, terkadang pengalaman itu harganya cukup mahal. Kunjungan saya ke Kuala Lumpur di awal April 2016 kemarin seperti membuktikan hal tersebut.

Bus KL Hop On Hop Off di Halte KL Tower
Bus KL Hop On Hop Off di Halte KL Tower

Sejak tiket promo Air Asia didapat sekitar 6 bulan sebelum keberangkatan, salah satu hal yang ingin saya lakukan adalah berkeliling kota Kuala Lumpur dengan bus KL Hop On Hop Off, sebuah bus dua tingkat, yang memiliki atap terbuka di lantai dua, yang memang sengaja digunakan sebagai bus wisata. Bus seperti ini sudah jamak digunakan di beberapa kota besar di dunia sebagai salah satu atraksi yang ditawarkan kepada wisatawan yang berkunjung ke negaranya.

Salah satu kota yang terkenal dengan bus wisata ini adalah London. Bahkan bus tingkat warna merah ini adalah salah satu ikon dari ibukota negeri Ratu Elizabeth tersebut.

Suasana di Lantai dua Bus KL Hop On Hop Off
Suasana di Lantai dua Bus KL Hop On Hop Off
Suasana di Lantai dua Bus KL Hop On Hop Off
Suasana di Lantai dua Bus KL Hop On Hop Off

Dari bus merah yang sering wara wiri di film, video klip ataupun vlog, saya jadi pengen merasakan sensasi naik diatasnya. Sebenarnya pengen banget merasakan langsung naik bus merah itu di London. Tapi karena belum ada anggaran utk kesana, jadinya ngerasainnya di kota-kota yang deket dulu. Setelah mencari-cari info di sekitaran dunia maya, didapatkan jawaban, salah satu kota terdekat yg memiliki bus wisata adalah Kuala Lumpur yang diberi nama KL Hop On Hop Off.

Sayangnya saya tidak mencari informasi yang detil tentang bus hingga hari keberangkatan. Saya memprediksi harga tiket utk menikmati bus wisata KL Hop On Hop Off itu murah. Mungkin sekitar 10 ringgit atau lebih murah lagi, atau bahkan mungkin gratis.

Sampai pada suatu siang yang terik di sekitaran Central Market, saya, yang saat itu tengah menjelajah ibukota negeri Jiran bersama istri dan adik, melihat bus KL Hop On Hop Off tengah berhenti di sebuah halte. Dengan penuh percaya diri, saya mengajak istri dan adik, naik ke atas bus. Di pintu depan, saya berhenti hendak membayar pada supir seperti lazimnya membayar karcis bus Rapid Kl, seraya meminta istri dan adik utk langsung memilih tempat duduk. Tapi si supir malah meminta saya utk langsung duduk. Semakin riang hati saya dan semakin yakin bahwa bus ini gratis. Kami bertiga lalu menuju lantai atas di bagian tempat duduk yg terbuka.

Bus KL Hop On Hop Off di Halte KL Tower
Bus KL Hop On Hop Off di Halte KL Tower

Beberapa menit kemudian bus mulai bergerak. Saat itu saya benar-benar gembira karena akhirnya saya bisa merasakan menumpang bus wisata atap terbuka. Dan yg terpenting, gratis. Tapi kegembiraan itu ternyata hanya sebentar. Di pemberhentian bus berikutnya, yakni halte Little India, masuklah seorang petugas bus kedalam bus untuk memeriksa tiket. Oh, ternyata bayar, ujar batinku.

Berapa Orang? tanyanya.

Tiga orang pakcik, jawabku.

Seratus tiga puluh lima ringgit, sahutnya.

Saya pun shock. Untung tidak sampai pingsan. Saya tidak tahu apakah sang petugas tiket mengetahui perubahan pada wajah saya. Harga tiketnya ternyata sangat jauh luar prediksi, 45 ringgit per orang. Meleset hampir 500 persen. Kalau dirupiahkan dengan kurs 3250 rupiah per ringgit, maka nilainya 146.250, nyaris 150 ribu.

Tiket Bus KL Hop On Hop Off
Tiket Bus KL Hop On Hop Off

Nyaris saja saya mengurungkan niat untuk melanjutkan perjalanan dengan bus wisata ini dan turun dari bus agar tidak perlu membayar 45 ringgit. Toh perjalanan kami baru berjarak satu halte. Dan halte Little India juga sudah cukup dekat dari hotel tempat kami menginap. Tapi kemudian saya merasa khawatir kalau apa yang saya lakukan ini nantinya malah membuat nama bangsa Indonesia jadi kurang baik. Jadinya akhirnya, saya memutuskan untuk membayar dan melanjutkan perjalanan.

Halte Bus KL Hop On Hop Off
Halte Bus KL Hop On Hop Off

Bagi saya, harga 45 ringgit itu sangat mahal. Sebagai pembanding, harga karcis rapid KL termahal utk jarak yg cukup jauh, mgk sekitar 6 ringgit. Bus dari KL ke bandara yang jaraknya hampir 60 km, harganya 10 ringgit. Bus dari KL ke Genting Highlands yang berjarak 56 km, tarifnya sekitar 10.7 ringgit. Lha ini, bus keliling KL yang jaraknya untuk berkeliling sampai kembali ke lokasi asal mungkin hanya sekitar 50 km, harganya 45 ringgit. Pembanding paling cocok mungkin ya taksi.

Memang, tiket bus KL Hop On Hop Off ini berusia 24 jam, jadi jika kita naik di tanggal 3 April 2016, pukul 13.00 siang, maka, esok hari, 4 April 2016, kita masih bisa naik bus hingga jam 13.00. Tapi tetap saja, harga itu cukup mahal. Apalagi untuk kantong backpacker seperti kami. 45 ringgit itu bisa dimanfaatkan untuk 5 hingga 6 kali makan.

Tapi, ya, pada akhirnya, saya mengganggap tarif tiket bus KL Hop On Hop Off itu adalah harga yang harus dibayar untuk sebuah pengalaman. Tokh dengan pengalaman ini, saya jadi punya cerita yang bisa saya tulis di blog. Pengalaman ini juga membuat saya harus lebih mempersiapkan diri dalam menghadapi perjalanan-perjalanan selanjutnya di masa mendatang, agar setidaknya biaya perjalanan tidak melebihi anggaran yang sudah ditetapkan.

3 thoughts on “KL Hop On Hop Off, Cara Mahal Keliling Kuala Lumpur

  • 22/04/2016 at 23:33
    Permalink

    Malaysia & Singapore adalah salah satu negara yang nyaris kukunjungin secara ‘gratisan’ di masa-masa 8 tahun yang lalu. Hihihi. Tapi, takdir malah mendamparkan aku di Thailand setahun yang lalu. Tulisanmu mengingatkanku buat nabung (kalau udah dapat gaji) biar bisa ke Malaysia, Mas Surya. Wkwkwk

    Reply
    • 23/04/2016 at 20:19
      Permalink

      Nah, betul mbak, kan skrg sudah diterima kerja, nanti gajinya disisihkan sebagian untuk biaya traveling ya, he he he

      Reply

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *