Menggapai Mahameru

Menatap Mahameru

Kaki-kaki gontai berjalan beriringan di pekatnya malam. Gelap berpacu dengan dingin dan debu. Dua tiga langkah kaki maju diikuti satu langkah mundur. Nafas memburu terengah-engah. Paru-paru menjerit, meronta, mendamba oksigen yang kian menipis.

Badan sudah tidak sanggup berdiri tegak. Tongkat menjadi tumpuan, menggantikan lutut yang sudah seperti mati rasa. Bahkan beberapa sudah ada yang ambruk dan musti berjalan merangkak.

Puncak Mahameru 3676 mdpl
Puncak Mahameru 3676 mdpl

Kerongkongan terasa kering, tetapi persediaan air harus dihemat. Tetes demi tetes sangat berharga.

Ditengah itu semua, fokus dan konsentrasi harus tetap terjaga. Meski mata terasa berat, meski badan sudah remuk redam. Sudah sekitar tiga jam yang lalu pos Arcopodo kami tinggalkan. Puncak masih menunggu nun jauh di atas sana sedang kiri kanan jurang menganga.

Read more